Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Ibu
Koji memanggil sang kakek, ia hendak memperlihatkan kepingan emas yang dijual Flow padanya.
"Lexa, lebih baik kau pulang terlebih dahulu. Kakek sama Koji ada urusan."
"Baik kek!"
Kakek Barton pergi bersama Koji, mereka menuju ruang baca sang kakek.
"Cih! padahal baru bertemu sama Koji malah di suruh pergi! Koji lihat saja nanti, kali ini kau boleh cuek padaku namun nanti kau akan tetap menikahi ku nanti," umpat nya sambil berlalu pergi meninggalkan mansion.
.
.
.
Kakek Barton yang melihat emas yang di bawa Koji kaget bukan main, ia tidak percaya jika Koji bisa menemukan emas seperti emas peninggalan sang putri.
"Dimana kau menemukan nya? Kau tahu! emas ini tidak bisa di temukan oleh sembarangan orang. Dari mana kau mendapatkan nya, Koji!"
"Tenanglah kek, aku mendapatkan ini----" mengalir lah cerita Koji bagaimana ia mendapatkan kepingan emas itu. Bahkan Koji memberitahu kan kepada kakek jika emas itu hanya akan ada di toko perhiasan mereka, ia tidak akan membiarkan orang lain memproduksi emas seperti miliknya.
"Bagus-bagus, kakek bangga padamu. Keputusan mu sudah bagus. Kau bawalah gadis itu menemui kakek, kakek sangat ingin bertemu dengannya. 'Karena aku yakin dia ada hubungannya dengan putri ku,'" minta sang kakek dan melanjutkan ucapannya dalam hati.
.
.
.
.
.
.
Singkat cerita, saat ini Flow telah membuka tokonya. Terlihat pengunjung nya begitu ramai sekali, bahkan antri sampai di luar.
"Syukurlah Nona, toko nona sangat di minati semua orang, apalagi para putri dan istri bangsawan. Mereka tidak berpikir panjang untuk memborong semuanya nona."
"Hmm' kau benar sekali Yuyu, aku bersyukur kau bisa mempromosikan toserba ku ini."
"Yuyu, mulai saat ini aku akan sangat sibuk dan susah untuk mengunjungi toko ini. Aku meminta mu untuk menghandle semuanya ya, Yuyu! Aku percayakan padamu."
"Tapi nona,----"
"Tidak! tidak ada tapi tapian. Sekarang aku mau pergi dulu, jika ayah atau bibi bertanya sampaikan pada mereka jika aku pergi mencari ibu." ucapnya dengan mata sendu, mengingat sang ibu.
Flow pun pergi, tapi ia tidak lupa meninggalkan stok yang banyak di dalam gudang penyimpanan, untuk kedepannya ia akan mengunjungi toko sekali dalam seminggu atau pun bisa lebih.
.
.
.
Flow sampai di Bumi, ia membayangkan rumah barunya, yang mana akan membuatnya otomatis berada di sana.
Ia begitu terkesima dengan kemegahan rumahnya, akhirnya ia bisa memiliki rumah impian nya.
Ia menelusuri setiap sudut kediaman nya itu, akhirnya ia memutuskan untuk mencari tahu keberadaan sang ibu.
Ia mengambil laptop canggih nya, segera jari-jari lentiknya memainkan keyboard dengan begitu lincah dan ia mencari informasi tentang sang ibu, namun sepertinya tidak semudah seperti biasanya.
Flow sudah mengulang berkali-kali dan mencoba terus mencoba tapi begitu sulit untuk mengakses data sang ibu, hingga akhirnya ia hampir ia hampir bisa membobol keamanan data ibunya, tapi ternyata ada serangan balik dari akun yang ia cari itu. Segera Flow menghentikan pencarian nya, ia menguatkan keamanan laptopnya biar tidak bisa di bobol dan di blokir akun tadi.
"Ah, sial. Sepertinya ibu dari keluarga yang tidak bisa di ganggu, aku semakin tertantang untuk menemukan mu, ibu!"
Sementara di belahan benua lain, "Siapa yang berusaha mencuri dan mengakses data-data ku? sepertinya ia hacker yang handal hampir bisa membobol keamanan yang aku buat. Ayah! apakah itu kau? apa kau mencari ku? maafkan putrimu yang durhaka ini, aku rindu Ayah tapi aku takut bertemu denganmu."
.
.
.
Telepon Flow berdering, segera ia mengangkat telepon nya.
"Hello!"
"Selamat sore nona Flow, ini saya Koji, nona. maaf apakah saya mengganggu waktunya?
"Selamat sore. oh, tidak tuan, ada apa ya?"
"Begini nona, ada yang perlu saya bahas tentang kerjasama kita. Apa nona ada waktu luang?"
"Ohhh, baiklah tuan. Sepertinya nanti malam saja ya! Saya akan langsung ke sana"
"Baik nona, lebih baik sambil makan malam saja ya! Alamatnya akan saya kirimkan."
Singkat cerita, malam telah tiba Flow segera bersiap-siap hendak pergi ke cafe Asmara yang mana itu tempat ia dahulu bekerja namun sekarang ia akan ada temu janji dengan tuan Koji.
Flow berangkat dengan taksi, sepertinya ia akan membeli mobil besok agar memudahkan nya untuk pulang pergi kemana-mana.
Setelah tiba di cafe Asmara, Flow menelusuri pandangan nya ke semua arah, tepat di sudut dekat jendela ia melihat tuan Koji yang langsung berdiri saat melihatnya masuk, ia sengaja berdiri agar Flow dapat melihatnya.
Akhirnya Flow menghampiri tuan Koji, "Maaf saya terlambat."
"Tidak,, tidak,, saya juga baru sampai. Silahkan duduk Nona." Flow pun duduk, dan tidak lama datang lah pelayan membawa pesanan tuan Koji, dan menaranya dengan baik. Tapi saat ia hendak menaruh gelas jus di depan Flow,
Byuuurrr,,,
Gelas tersebut jatuh dan membasahi bajunya bagian depan.
"Kau!" bentak Koji pada pelayan itu.
"Ma-maaf,, nona maaf kan saya. Saya didorong dari belakang barusan. Maafkan saya nona, sungguh saya tidak sengaja. Saya akan mengganti minuman nona dengan yang baru!" mohonnya dengar suara bergetar, ia menahan tangisnya karena takut di pecat karena hal ini.
"Huft, sudah-sudah. Tuan saya permisi ke toilet sebentar."
Flow lantas ke toilet, ia hendak membersihkan noda-noda yang melekat di tangan dan pakaiannya. Namun saat ia hendak masuk ke dalam ia melihat sosok yang tadi mendorong pelayan itu, ya! Flow melihat kejadian yang sebenarnya tadi, makanya ia tidak marah kepada pelayan cafe tadi. Justru ia kasihan melihat raut cemas sang pelayan.
Plak
Flow menampar wanita itu, wanita yang di tampar flow pun kaget setengah mati.
"Apa-apaan ini ha!"
"Jangan sok polos! aku melihatmu mendorong pelayan di dalam saat menghidangkan minuman untukku, ada masalah apa kau hingga melakukan tindakan memalukan seperti itu? ha! sungguh sangat memalukan menjadi dirimu." Mendengar kata-kata Flow yang menusuk menurutnya, ia begitu marah hingga ia hendak menampar Flow balik.
Namun sebelum tangannya sampai di pipi Flow ada tangan kekar yang menahan gerakan tangannya.
Di hempaskan nya kuat-kuat tangan wanita itu dengan jijik. "Jangan kau ganggu wanita ku, jika kau masih ingin hidup." suaranya berat, menahan amarah karena hampir saja wanita nya akan di sakiti. "Bima! urus jal*ng itu, jangan sampai ia kembali mengusik calon istri ku!"
Flow yang hendak ke toilet jadi urung karena kejadian tersebut, Rangga yang melihat tampilan Flow seperti itu ia lantas membuka jasnya, dan memasang kan pada Flow.
Rangga mengajak Flow untuk pulang, namun Flow menolaknya karena ia sudah ada janji dengan tuan Koji, tapi Rangga yang tidak mau di tolak ia segera menggendong Flow.
Flow kaget bukan main, ia hendak memberontak namun di ancam Rangga 'jika Flow masih memberontak maka ia akan mencium nya saat ini juga,' hingga Flow menjadi diam.
Bersambung,
...----------------...
Jangan lupa seperti biasa jadikan favorit ya!!
Sekalian juga,
Like
Komentar sebanyak-banyaknya
Gift
Vote
Terima kasih banyak semuanya, sayang kalian semua,, 🥰😘😘🫶🫶
Lalu aku pengen tahu alasan kakek nya Flow tidak merestui hubungan antara ayah dan ibu nya