Arga, seorang pemuda kampung yang hidup dengan peraturannya sendiri. karakternya yang tak kenal takut, dingin, tanpa ampun membuat dirinya sering terlibat dalam pertarungan. mampukah seorang gadis desa bernama Anya menumbuhkan cinta di hati arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aimar Khalila Albani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjuangan Masih Berlanjut
Hari demi hari telah dilewati Suara fajar mulai menyapa, Anya terbangun dari tidurnya. ia terbangun setelah beberapa jam tertidur. saat Anya membuka matanya, dia masih mendapati Arga yang terbaring di tempat tidurnya. namun beberapa saat ia memandangi mata Arga yang perlahan lahan terbuka. Dia merasa deg degan berharap Arga bisa membuka matanya.
Perlahan Arga berusaha membuka matanya, butuh beberapa saat untuk dia menyadari dimana dia sekarang, dia melihat sekelilingnya dengan pandangan yang masih kabur, samar samar dia melihat sosok Anya disampingnya. "Anya." bisik Arga dengan suara lirih.
Menyadari hal itu Anya terlihat bahagia, air matanya kembali menetes namun kali ini dia merasa lega setelah mengetahui kondisi Arga yang mulai membaik."kamu kembali Arga... terimakasih." ujar Anya penuh kebahagiaan.
Arga membalasnya dengan senyuman. "aku kembali Anya... terimakasih selama ini kamu tetap setia menemaniku."
mendengar hal itu, perlahan kegelisahan yang dirasakan oleh Anya selama ini mulai menghilang. Namun tak lama setelah itu, Dokter mengetuk pintu dan memasuki ruangan. Dokter datang untuk memeriksa keadaan Arga. Dokter itu tersenyum ketika melihat Arga sudah dapat diajak berkomunikasi. "ini kemajuan yang luar biasa, kondisi Arga saat ini sudah mulai membaik, namun saya sarankan untuk sementara waktu Arga harus lebih banyak beristirahat dulu."
saat ini Anya sudah bisa tersenyum kembali. "kau dengar itu kan sayang.. kau harus beristirahat dulu. " ujar Anya, momen itu adalah momen pertama kali Anya mengucapkan kata sayang kepada Arga.
mendengar itu Arga pun tersenyum, dia mengangguk pelan, sebab ia masih merasa badannya masih lemah. Namun dengan dukungan yang ditunjukkan oleh Anya membuat Arga merasa ada kekuatan baru di dasar tubuhnya.
Setelah menjelaskan kondisi tentang Arga, Dokter berpamitan pergi meninggalkan ruanganruangan dilanjutkan dengan kedatangan Rudi yang membawakan makanan dan minuman. ketika Rudi masuk ia melihat Arga sudah sadar. Rudi pun turut senang melihat kawannya telah pulih."syukur kamu sudah sembuh Arga... beberapa hari kami disini mengkhawatirkan mu. "
"Terimakasih Rudi, kau telah banyak membantuku, dan melindungi Anya selama aku terbaring lemah disini." ujar Arga.
Rudi mengangguk. "saat ini yang paling penting adalah kesembuhanmu Arga. "
Anya, Rudi dan Arga melanjutkan perbincangan. selama berbincang bincang Anya menyuapi Arga dengan penuh perhatian. Di tengah perbincangan mereka Anya pun memberi tahu Arga terkait dirinya yang telah dipecat.
"Arga... aku dipecat dari kafe.. .pak dedi pemilik kafe itu ternyata selama ini memiliki perasaan terhadap ku, ia memecatku karena tak terima jika aku berpacaran denganmu."
Mendengar hal itu Arga terkejut dan marah. "hah.. kamu dipecat hanya karena ada masalah pribadi? itu sangat tidak adil Anya. "
"sudahlah Arga, untuk sementara ini aku hanya ingin kau kembali seperti sedia kala, setelah ini barulah kita bicarakan solusinya... aku yakin rezeki pasti datang dari mana saja." Anya mengelus tangan Arga untuk menenangkannya.
Arga hanya menghela nafas."aku janji Anya... setelah pulih nanti aku pastikan tidak akan ada lagi yang mengganggumu."
Hari Hari berikutnya Arga terus menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan. Selama berada di rumah sakit, Anya dan Rudi memikirkan rencana untuk menghadapi masa depan. Dengan bantuan Rudi, Anya mulai mencari pekerjaan baru. Namun bayang Bayang Guntur masih menghantui mereka. Pada suatu malam, Rudi dan Anya berbincang bincang. "Rudi, sepertinya kita harus segera melaporkan Guntur ke polisi.
Rudi mengangguk. " tapi kita harus memiliki bukti yang cukup Anya. "
"benar Rudi, sebenarnya aku hanya ingin kita bertiga hidup normal saja."
"aku juga menginginkan itu Anya, namun Guntur itu orangnya suka mencari masalah, pokonya aku akan berusaha mengumpulkan bukti bukti untuk memenjarakan Guntur."
Mereka belum benar benar keluar dari masalah, Ancaman Guntur masih menghantui pikiran mereka, untuk saat ini ia hanya bisa berharap Guntur tidak mengganggu lagi.