mengisahkan remaja cantik yang di jadikan jaminan keluarganya pada seorang Mafia, dan di jadikan alat transplantasi ginjal untuk kekasih Mafia tampan. salahnya dia adalah mempunyai cinta yang tersembunyi pada mafia tampan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
khawatir
"Aku,,, mau ke kamar mandi lagi.! " ucap Hira.
" Apa kamu mau mandi? " tanya Xavier.
Hira menggeleng kuat.. " aku,,, aku mau pipis! " jawab Hira dengan suara yang lirih di akhir kalimat.
Xavier nampak tersenyum mendengar ucapan Hira yang tampak malu. namun tangannya langsung meraih selimutnya lagi. " ayo aku bawa! " kata Xavier sambil mengangkat tubuh Hira.
" Terima kasih! aku sudah merepotkan anda! " kata Hira yang berada dalam gendongan Xavier.
" Semua tidak gratis! " kata Xavier bermaksud menggoda.
Namun Hira yang mendengar langsung menunduk sedih " iya,, aku tahu! " jawab Hira terdengar bergetar menahan tangis , karena Hira berpikir 'tidak gratis ' dalam ucapan Xavier adalah tentang transplantasi organnya untuk kekasih Xavier.
Xavier yang melihat kesedihan Hira langsung menghentikan langkahnya. " kenapa? " tanya Xavier.
" Tidak! " jawab Hira .
" Kenapa kamu langsung sedih! " tanya Xavier serius.
" Aku tidak apa-apa! cepaaatt,,,, aku sudah tidak tahan.! " kata Hira. tanpa bertanya lagi Xavier langsung melangkah maju menuju ke kamar mandi.
Setelah membawa Hira masuk, Xavier akan menunggu di luar pintu itu. " pintunya tidak usah ditutup ya? " ucap Xavier, karena dia takut akan seperti kejadian sebelumnya.
" Tutup! " jawab Hira.
" Aku takut kamu kembali jatuh! ? " ucap Xavier serius.
Hira menatap mata Xavier dengan tatapan dalam. baru kali ini dia benar-benar menatap Xavier. sedangkan Xavier yang merasa di tatap dalam oleh Hira menyerngit bingung. " ada apa? " tanya Xavier.
" Tidak! " jawab Hira sambil menunduk sedih.
" Ada apa? katakan saja ? aku tahu ada yang sedang kamu pikirkan tentangku! " kata Xavier. namun Hira hanya menggeleng pelan dengan ekspresi sedih.
" Keluarlah tuan! " usir Hira.
" Aku bantu kamu ! " kata Xavier dengan mengulurkan tangannya. dia tahu kalau Hira pasti kesusahan untuk berdiri sendiri.
" Anda mau membantu apa? " tanya Hira
Xavier langsung mematung mendengar pertanyaan Hira. " aku bantu sampai ke sana! " tunjuk Xavier menggunakan dagunya ke arah kloset.
" Bantu aku untuk duduk di sini saja! " kata Hira agar dia di dudukkan ditempat itu, karena dia berpikir akan merangkak sampai ke closed.
" Kalau begitu keluarkan di sini saja. biar nanti saya bersihkan.! " kata Xavier.
" Biar aku merangkak sampai ke sana! " jawab Hira menjabarkan maksudnya. " bantu aku agar duduk dulu! " lanjutnya.
Hira tidak ingin dibawa Xavier masuk lebih dalam ke kamar mandi. karena itu membuat Hira merasa tidak nyaman.
Xavier yang tahu tujuan Hira malah mematung. membiarkan Hira merangkak sampai ke kloset benar-benar membuat Xavier merasa tidak tega. dia merasa rapuh mendengar kesusahan Hira. sungguh ini bukanlah jiwanya.
Tanpa bertanya, Xavier kembali menggendong Hira sampai ke kloset. dan setelah berada di samping closed itu Hira hanya membatu, tanpa bersuara juga tanpa pergerakan.
" Keluarlah tuan, Terima kasih.! " kata Hira.
" Apa kamu bisa duduk sendiri? "
" Aku akan berhati-hati! " jawab Hira.
Tak lama setelah itu Xavier pun keluar. dia benar-benar merasa gundah yang sangat luar biasa.
" Akhhh,,,! " dia mendengar rintihan dari arah dalam.
" Ada apa? apa kamu kembali jatuh.! " tanya Xavier tidak berani masuk.
" Akhhh,,, tidakk,,,! aku tidak apa-apa! " kata Hira.
" Apa kamu perlu bantuanku? " tanya Xavier.
" Tidak Terima kasih.! "
Padahal di dalam Hira benar-benar sangat kesulitan untuk menaikkan kembali laggingnya. tulang ekornya benar-benar merasakan sakit yang luar biasa.
Hampir satu jam Hira didalam setelah interaksi terakhirnya. Xavier yang sangat cemas terus berjalan mondar-mandir. " apa kamu tidak apa-apa? " tanya Xavier pada akhirnya.
" Ah, iyaa,,, aku sudah selesai.! " sahut Hira dengan nafas memburu. sejam dia menahan sakit dan merasakan kesusahan selama proses menaruh lagging dengan benar di pinggangnya.
Setelah Xavier masuk dan melihat keadaan Hira dia langsung menatap bingung. karena dia melihat kain yang begitu basah di area yang menutupi wajahnya .
" Apa kamu menahan sakit? " tanya Xavier.
" Iya tadi, sekarang sedikit lebih baik! " jawab Hira.
" Baiklah sekarang kita kembali ke ranjang.! " kata Xavier sambil kembali menggendong Hira.
Dalam gendongan Xavier, Hira menatap dengan sembunyi wajah tampan Xavier. entah mengapa hatinya mulai merasakan perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Ya,,? perasaan Hira adalah rasa cinta. mungkin karena merasa nyaman dengan perlakuan lembut Xavier padanya akhir-akhir ini , sehingga membuat Hira merasakan perasaan ini.
" Apa aku bau badan? " tanya Hira tiba-tiba setelah dia duduk di ranjang.
Xavier yang belum sepenuhnya melepaskan tubuh Hira langsung menatap manik mata Hira. " tidak! " jawab Xavier.
" Lalu? kenapa kamu seperti menahan nafas? " tanya Hira lagi. dirinya memang melihat Xavier menahan nafasnya. dan dia mengira kalau Xavier enggan mencium aroma tubuhnya. " kalau aku nanti sembuh aku akan mandi! " lanjut Hira.
Xavier semakin menatap Hira. sepanjang menuju ranjang dia menahan nafas karena dirinya yang merasa terangsang dengan aroma Hira. dan semakin dia mencium semakin pula dirinya sulit untuk mengendalikan hasratnya.
" Apa kamu merasa tidak nyaman? " kata Xavier sekenanya.
" Iyya,,, aku ingin sekali mengganti baju dan membasuh badanku. tapi aku masih begitu kesusahan tadi! " jawab Hira jujur.
Xavier terlihat berpikir. " biar pelayan yang akan melakukannya.! " kata Xavier.
Mendengar ucapan enteng Xavier , Hira langsung melebarkan mata " aku sudah bilang pada anda. jangan memberikan aku pelayan. siapapun itu! " kata Hira tegas. " kalau anda merasa risih biar aku di sini sendiri saja.! " sambungnya.
" Nanti aku akan disini menemanimu? "
" Anda bukan muhrim untuk saya. bagaimana saya bisa membiarkan anda tetap disini.! "
" Kalau begitu aku akan menikahimu? "
Mendengar ucapan Xavier, Hira hanya menggeleng pelan seakan meremehkan. sudah beberapa kali Xavier mengatakan itu. dan Hira yakin kalau itu hanya kata-kata penenang saja. karena dia masih mengira tidak akan ada yang mau dengan barang sisa seperti dia.
" Kenapa kamu diam! "
" Hentikan bualan anda tuan.! "
" Aku tidak membual, aku serius aka menikahimu!"
Dan Hira masih menggeleng meremehkan. Xavier yang tahu apa arti reaksi Hira, langsung menghubungi seseorang.
" Ya,, boss! " jawab yang di sebrang.
" Bawakan penghulu menurut agama dia! " kata Xavier terdengar sangat serius. sontak itu membuat Hira melebarkan mata. sambil menatap kesungguhan Xavier.
heeee