Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. baca yasin gantian
Semilir angin malam membuat siapa pun jadi merinding sekarang karena desa mereka jadi menakutkan sejak kematian anak Tuan tanah yang sangat kaya itu, bermula dari anak bungsu yang mendadak meninggal karena pembunuhan tragis yang sedang menimpa keluarga ini. berlanjut kemudian bersama dengan Razi yang meninggal, di susul dengan Pendi dan sekarang Clara.
Semua nya meninggal dalam keadaan tragis, pilu sekali orang orang yang melihat korban yang berjatuhan begitu. polisi juga tidak bisa masih mau mengungkap kan kejadian ini, masih dalam pengusutan dan malam ini rumah keluarga Tuan Tomo juga kembali berduka karena Clara juga di temukan dalam keadaan yang menakutkan.
Wanita yang baru hamil tiga bulan itu meninggal dalam keadaan perut meledak dan semua organ nya juga habis hilang semua, sudah pasti karena di ambil oleh orang yang membunuh nya. satu pun sama sekali tidak ada yang tersisa dalam tubuh nya, hanya rongga perut saja dan semua nya kosong melompong.
Hanya usus saja yang tersisa dan itu pun semua nya berserakan di lantai karena perut nya Clara meledak, tembok kamar juga penuh dengan darah dan daging daging milik dia. bau kamar sudah tidak perlu di tanya lagi, sudah pasti bau amis darah yang sangat amis menyeruak di dalam hidung mereka.
Total sudah tiga nyawa yang melayang di rumah Tuan Tomo, orang orang silih berganti datang kerumah nya untuk melayat dan juga melihat saja bagai mana keadaan Clara. Bu Dian terduduk diam, mau menangis pun air mata nya sudah habis karena terlalu banyak kesedihan yang ia alami selama tiga hari terakhir ini.
Mungkin yang soal Clara dia tak seberapa sedih karena Clara bukan lah anak kandung nya, tapi kalau Sukma jangan di tanya lagi. mana ketambahan pula dengan Razi, dan sekarang istri nya Razi lah yang meninggal sehingga sudah pasti perasaan nya Bu Dian sudah tak bisa lagi mau di jabarkan lagi.
"Malam ini tidak mungkin mau di kubur, jadi lebih baik besok saja." ujar Pak RT.
"Benar, tidak akan terkejar kasihan juga orang yang menggali kuburan." angguk Tomo setuju.
"Malam ini kita akan kumpul untuk bergantian membaca yasin, jangan sampai ada yang berhenti." pinta Pak Lurah yang juga ada di sana.
"Sebab Clara juga sedang mengandung, wanita yang meninggal saat mengandung akan bahaya bila gentayangan. mana keadaan meninggal nya juga sadis begini." ucap Pak RT agak ngeri juga.
"Insya Allah tidak apa apa, yang penting jangan di tinggal tidur." Zayn juga membuka suara agar mereka tidak lanjut debat tentang masalah ini.
"Baik lah, mari bergantian baca yasin nya agar tidak lelah bersamaan." ajak Pak Rt yang sudah memegang yasin duluan.
"Iya, kita gantian ya." Pak Lurah duduk diam dulu agar tidak lelah.
Tomo menyuruh para anak buah nya agar membuat kopi untuk bersama sama untuk tamu nya agar tidah mengantuk, kasihan juga melihat mereka yang terus melayat tidak ada habis nya. baru pulang dari rumah Pak Bardim dan sekarang tiba di rumah Tomo lagi, seolah tidak ada berhenti nya melayat karena semua nya menyimpan duka berat. terlebih Tomo karena tiga keluarga yang harus meninggal, berat memang beban untuk nya sekarang.
"Dia sama seperti aku." Nilam tergagap pelan melihat mayat Clara.
"Kenapa kita harus mati begini, kok banyak sekali wanita yang mati begini." Andini juga lemas.
"Tidak apa apa, mungkin sudah takdir." Nilam bersikap legowo karena dia sudah lama pula mati dengan cara begitu.
"Apa dia akan jadi member Purnama juga?" tanya Andini.
"Tidak mungkin, dia bukan wanita yang baik! paling juga jadi kuntilanak yang gentayangan, biar lah dia menikmati hidup begitu." sahut Nilam.
"Ayo kita cari, siapa tau juga bisa ketemu dengan arwah Sukma." harap Andini yang ingin melihat arwah Sukma.
"Susah sekali mencari nya, bisa ketemu dengan Pendi pun sudah bersyukur karena aku ingin tau apa dia juga melongo seperti Razi." Nilam meninggalkan rumah keluarga Tomo.
Rumah yang menyimpan duka sangat dalam sangat pilu, maka Nilam pun segera mencari arwah lain agar bisa menemukan satu titik terang tentang masalah mereka ini. susah payah dia menahan rasa sedih, karena Nilam pun masih saja suka pilu bila melihat wanita yang meninggal begitu.
Pengalaman yang pahit membuat dia merasa sangat pilu sekali, berharap tidak ada orang lain yang akan mengalami nya lagi, namun harapan itu sia sia saja. sudah dua orang yang meninggal dengan perut pecah dan dalam keadaan hamil, Andini dan Clara adalah orang nya.
...****************...
"Jangan termenung saja, kita pasti bisa melewati masa sedih ini, Ai." Vera teman nya Ainun duduk mendekat.
"Kenapa kampung kita jadi horor begini, orang mati tidak berhenti dan datang silih berganti." keluh Ainun.
"Aku juga bertanya tanya, bahkan rasa nya aku tidak ingin datang ketempat rumah yang meninggal." sahut Vera.
Ainun menunduk sambil menatap cincin yang ada di jari nya, ternyata sesakit ini kehilangan orang yang sangat ia cintai. padahal dia dan Pendi belum saling mengungkap kan perasaan, tapi rasa sakit nya sudah separah ini saat di tinggal kan oleh pria yang sangat baik itu pada dia.
"Apa setelah ini akan ada yang meninggal lagi, atau bisa jadi itu adalah aku?" Vera mulai resah.
"Kenapa kau berkata begitu?" Ainun menatap teman nya.
"Semua yang meninggal masih ada kaitan nya dengan Sukma kan? kau tentu tau bahwa aku dan dia tidak akur." ujar Vera.
"Bukan berarti dia akan membunuh mu, kau jangan berpikir yang macam macam lah!" Ainun tiba tiba saja mulai resah.
Vera menatap kesana kemari dati rumah nya Ainun karena dia merasakan sesuatu yang tidak enak, mau pulang tapi tidak berani sendirian karena orang tua nya sedang melayat di rumah Tuan Tomo dan bila pulang maka akan sendirian juga di rumah.
"Masuk saja yuk, Ai." ajak Vera yang merasa tidak aman di luar.
"Di dalam rasa nya lebih horor, bahkan kemarin Neneng sampai di tampakan wujud nya Sukma." bisik Ainun.
"Ya masa kita di luar saja ini?!" kaget Vera.
"Kalau mau masuk ya ayo, tapi aku memang merasa lebih nyaman di luar sebenar nya." ucap Ainun.
"Di dalam saja lah, di luar udara nya mulai tidak enak." Vera memang merasa merinding.
Rumah Ainun dengan bank sampah itu tidak jauh, sehingga rasa aura kegelapan dan juga kengerian masih bisa terasa dalan hati mereka, lebih baik masuk kedalam rumah walau nanti entah apa yang akan datang di dalam sana.
Comen dan like yang banyak ya.
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..