Kisah dari sebuah game horor akan menjadi nyata mengikuti kisah yang aku alami, ini di sebut "Greend-Eye Monster" dalam psikologi ini di sebut "gangguan mental"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5: House Deer
Elmera, dengan kemampuan mengikuti jejak hewan, berhasil menemukan jejak kaki rusa, tapi ia terdiam sejenak dan berlutut menyoroti jejak itu.
Dia terkejut, dengan alis tebal mengernyit, setelah melihat jejak kaki rusa yang seharusnya empat malah menunjukkan hanya dua jejak kaki.
"Apa ini? Bukankah rusa memiliki 4 kaki? Kenapa ini hanya dua... Dan... Jejak kakinya berantakan, juga aneh... Apa ini semacam rusa cacat? Atau memang itu yang membuatnya mengerikan..." dia terus berpikir dengan serius di keheningan hutan malam itu.
Lalu, ia memilih kembali berdiri dan berjalan lagi sambil menahan ketakutannya. "Positif saja, Elmera... Tidak ada apa-apa di sana, kita hanya harus melihat apa yang ada di sana... Semoga bukan sesuatu yang buruk..." dia terus bergumam sendiri untuk menghilangkan ketakutannya.
Hingga ia berhenti dan terkejut karena melihat sebuah rumah kecil dari kayu di atas bukit kecil, dia hanya perlu naik sebentar untuk ke sana.
"Rumah kecil? Apakah itu semacam rumah pemburu? Jika dipikir, supermarket tadi memang ada di tengah hutan, kawasan yang aku lewati memang berada di tengah hutan. Aku seharusnya tidak heran jika ada rumah pemburu, bisa saja ada orang, kan?" dia bertanya-tanya hingga mendekat ke gubuk itu. Jika ada orang, harusnya ada lampu yang terlihat dari dalam atau dari luar, tapi gubuk itu sepertinya tidak ada orang.
Elmera mencoba mengetuk. "Permisi," dia menatap sekitar, tapi tak ada jawaban. Sebelum itu, ada suara berisik lagi yang ia dengar dari belakangnya, tepatnya di depan gubuk. Dia terpaku sebentar. Dia tahu bahwa itu pasti adalah sebuah bahaya, jadi dia waspada dengan memegang gagang pintu kayu itu, berjaga-jaga sambil menoleh ke belakang untuk memastikan.
Dan ketika dia menoleh ke belakang, dia terkejut karena ada rusa besar yang menyerangnya. "Akhh!!!" Elmera terkejut dan refleks tangannya mendorong pintu. Rupanya pintu itu tidak memiliki engsel kunci sehingga Elmera terjatuh dengan pintu yang ikut masuk ke dalam.
BRAK!!
"Akh!!" dia terjatuh dan mencoba melihat ke belakang, tapi rupanya tak ada rusa maupun apa-apa. Dengan segera dia menutup kembali pintunya dan bernapas cepat.
"Sial, sebenarnya apa yang terjadi sih..." dia mencoba tenang. Setelah tenang, dia berdiri dan melihat rumah kecil itu yang sederhana, terbuat dari kayu dan tertinggalkan. Dia juga menyorot benda-benda di sana dengan senter ponselnya.
Lalu, ia melihat ada kepala rusa dengan tanduk besar terpajang di sana. Tak hanya satu rusa, melainkan ada yang kecil bahkan sedang.
"Astaga, kasihan sekali... Mereka diburu dengan jumlah yang banyak..." gumamnya.
Tapi, mendadak ada suara aneh lagi dari salah satu ruangan yang bisa dilihat Elmera dari celah pintunya. Anehnya, lampu ruangan itu menyala, membuat Elmera menelan ludah.
"Oh astaga... Aku benar-benar takut..." meskipun ia mengatakan itu, dia harus menyimpan ponselnya dan menyiapkan senapannya, juga berjalan perlahan ke ruangan itu.
Rupanya, ruangan itu adalah kamar mandi, dan yang paling mengejutkan ada rusa betina di sana, membuat Elmera menahan napas ketakutan sambil berpikir tidak masuk akal. "Sial, aku menunjukkan diriku, bagaimana bisa ada rusa?!" ia panik mencoba mengarahkan senapan itu, tapi mendadak rusa itu mengeluarkan suara seperti patah tulang yang sangat banyak.
Bahkan yang tidak masuk akal, tubuh rusa itu tertekuk ke belakang seperti dia berdiri dengan dua kakinya, membuat Elmera terkejut. "Aaaakhh!!!" dia berteriak ketakutan dan segera menembak rusa itu. Suara keras muncul dan dia membunuh rusa itu di tempat.
"Apa?! Apa yang terjadi...?!" ia panik, rusa itu mati dalam keadaan tubuh normal saja.
"Apa aku... Membunuh rusa?! Dan apakah aku berimajinasi rusa itu memutar punggungnya?!" ia masih tidak mengerti. Mendadak saja, dia langsung berbalik dan berlari keluar dari rumah itu.
Tapi, ketika pintu terbuka, siapa sangka Elmera berhenti tepat sebelum meninggalkan pintu. Di luar gubuk ada banyak sekali patung batu berbentuk rusa jantan maupun betina.
Elmera tak percaya dengan apa yang terjadi, bahkan pandangannya mulai berbohong, membuat semua patung tampak melingkari rumah itu.
"Tidak... Tidak... Aku mohon, jangan mempermainkan ku..." dia ketakutan, bahkan perlahan mendekat ke salah satu dari mereka. Patung-patung itu berat dan menghalangi jalannya. Dia tak tahu harus lewat mana, dia seperti terkurung di rumah itu.
"Maafkan aku, maafkan aku... Maafkan aku membunuh rusa itu!" Elmera mencoba memohon dengan takut.
Tapi, mendadak ada rusa hidup di belakangnya. Rusa itu langsung menyerang Elmera begitu Elmera melihat ke belakang secara kebetulan. Rusa itu bahkan langsung menyeruduk Elmera.
"Akh!!" Dia terlempar begitu saja dan langsung jatuh menjauh dari rumah.
"Akh!! Ah!!" dia terjatuh sangat keras, bahkan dia hanya bisa berguling merasakan sakit. "Aaa... Sial... Sakit sekali..." Tapi dia mencoba bangun dan melihat gubuk itu. Rumah itu kosong, anehnya dia tak melihat keanehan lagi setelah menjauh dari sana.
Lalu, dia mencoba berdiri dan menelan ludah, lalu membungkukkan badan. "Maafkan aku, aku tak akan mengganggu kalian lagi... Aku tahu, itu mungkin pandanganku lagi. Mereka adalah arwah rusa yang tidak pernah mendapatkan kebebasan. Pemburu di rumah itu pasti memburu rusa, dan hanya aku yang bisa melihat penderitaan makhluk seperti mereka... Tapi pertanyaannya, di mana pemburunya? Mungkin dia mati..." pikirnya lalu berjalan cepat menjauh dari sana.
Hal yang tidak diketahui Elmera adalah, pandangan buruknya. Saat dia membunuh rusa di kamar mandi, dia tidak membunuh rusa, melainkan membunuh manusia. Pandangan gila Elmera membuatnya berpikir dia membunuh rusa, padahal dia membunuh manusia yang sedang ada di kamar mandi. Bisa jadi itu mayat pemburu. Sekarang, tak ada yang tahu bahwa pemburu rusa mati di gubuk itu, kecuali arwah rusa-rusa itu yang memancing Elmera untuk membunuh pemburu.
Sekarang Elmera kembali ke gudang belakang supermarket, tanpa tahu bahwa dia telah membunuh manusia, tapi pandangan nya menipu bahwa dia membunuh rusa, tak akan ada yang tahu hal itu termasuk Elmera sendiri. Tapi ia langsung membuang senapan nya di dalam gudang dan menguncinya, lalu langsung berlari ke depan supermarket. Ia masuk ke sana tapi mendadak lelaki di dalam supermarket posisi nya juga akan keluar sehingga mereka berpapasan tapi tidak bertabrakan. "Akhh!!!" mereka sama sama berteriak.
"Astaga..." Lelaki itu bernapas cepat memegang dadanya.
"Oh, shit... Apa masalah mu sih?" Elmera mulai kesal.
"Aku tadi hanya ingin memastikan mu karena aku mendengar teriakan mu berkali kali, namun ada satu teriakan yang aneh..." tatapnya.
"Ya, teriakan aneh itu berasal dari rusa... Jangan khawatir.... Rupanya itu hanya rusa dan aku ingin memberitahu bahwa kabel nya rusak alias putus... Aku tak bisa menyalakan nya," tatap Elmera. Dia memilih tidak menceritakan apa yang terjadi, dia sudah terlalu takut dengan kutukan yang di buat rusa rusa mengerikan itu.
"Astaga... Ini benar benar buruk, aku akan menghubungi manajer kalau begitu..." Lelaki itu mengeluarkan ponsel.
"Kalau begitu aku bisa pergi kan?" Elmera menatap.
"Hah pergi.... Hei, tunggu apa kau yakin itu hanya rusa? Kau tak berbohong kan?"
"Oh, man... Aku beneran, itu hanya rusa, sudahlah, aku harus sampai ke tempat tujuan saat pagi nanti, jadi sampai jumpa..." Elmera akan ke mobil.
"Hei Nona, tunggu..." Lelaki itu kembali menghentikan nya membuat Elmera kesal. "Apa?!"
"Terima kasih sudah mau membantu ku tadi dengan mengecek, aku sangat menghargai itu, dan makanan nya, apa kau mau aku ambilkan?" Lelaki itu menatap.
Elmera terdiam sebentar dan menghela napas panjang. "Aku tak melakukan apapun, jadi tak perlu memberikan ku apapun, apa kau sudah menghubungi manajer mu?" tatap Elmera.
"Dia hampir mengangkat nya... Oh ya, ngomong ngomong nama ku Octav," tatapnya.
Elmera menjadi tersenyum kecil. "Elmera... Jadi, sampai jumpa..." Elmera berbalik dan masuk ke dalam mobil sementara lelaki itu masih terdiam melambai dan menghela napas panjang.
"Elmera... Nama nya bukan nama Inggris... Memang benar, dia sepertinya adalah Elmera yang di bicarakan, aku tidak pernah ketinggalan soal teori mata hijau..." pikirnya.
Tapi ia baru sadar. "Oh iya, aku harus menghubungi manajer...." ia langsung menghubungi manajer yang kebetulan menerimanya. "Hei manajer... Bisa kau perbaiki masalah di sini, tadi ada gadis yang sangat berani mengecek kondisi listrik, dan katanya kabel nya putus... Dia juga bilang bahwa makhluk seram itu hanyalah rusa..."
"Ha? Fakta apa yang kau katakan itu?! Mana ada gadis yang berani begitu!! Dan tidak mungkin makhluk menyeramkan itu adalah rusa, apa kau berimajinasi?! Jangan bercanda di malam hari... Rusa mana yang bisa membuat itu semua terjadi, dasar tidak masuk akal, apa kau baru saja gila?" kata manajer yang tampak kesal dan mengira itu bercanda.
Lelaki itu terdiam ketika mendengar apa yang dikatakan manajer. "Eh, benar juga.... Gadis berani? Rusa? Dan.... Militer... Seharusnya aku...." ia tampak memasang pandangan kosong sambil melihat ke arah dimana mobil Elmera pergi, mobil itu sudah tak ada membuat nya menelan ludah. "Astaga... Apa aku tadi berimajinasi..." padahal dia tidak berimajinasi.
Nyatanya, Elmera sekarang mengemudikan mobilnya dan dia melewati ladang jagung yang sangat banyak dan gelap. "Wih, ladang jagung... Aku penasaran apakah ada mitos Alien di sini?" ia menyempatkan waktunya berhenti dan melihat dari kaca untuk melihat ladang jagung yang gelap itu. "Aku selalu membaca novel fiksi soal ladang jagung... Juga kontroversial lain nya... Apakah itu nyata? Bukankah aku hanya harus memastikan? Hm..." ia tampak terdiam.
"Hm... Aku pernah dengar dari Axe, bahwa Ayah punya kenalan, dia punya ladang jagung yang luas, siapa tahu aku di perbolehkan mampir...." gumam nya lagi, tapi semakin lama ia menatap ke ladang jagung yang tinggi itu membuat nya tampak ngeri.
"Hm... Terlalu gelap, ngeri juga..." ia memutuskan untuk melanjutkan jalan. Tapi baru sadar bahwa selama dia meninggalkan supermarket itu, bensin mobil nya habis membuat nya menatap terkejut baru sadar. "Astaga... Aku baru sadar... Apakah di sini ada gas station?" ia sekarang kembali panik, mana ada gas station di tengah ladang jagung yang luas?