NovelToon NovelToon
Kisah Kita Belum Usai

Kisah Kita Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Aku rela melepasmu, asal kamu bahagia bersamanya."

Cinta itu tidak egois, Bagas rela melihat Adara kembali bersama Antares karena dia merasa sudah tidak sanggup membahagiakan Adara. Apakah akhirnya Adara tetap bersama Bagas atau kembali pada Antares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Azura terbangun dengan kepala yang berat dan tubuh lemah. Dia menatap infus yang menetes perlahan-lahan. Baru sehari dia terbaring di rumah sakit karena demam tinggi, dia merasa sudah sangat bosan.

Setelah memastikan bahwa tidak ada perawat yang sedang berjaga di lorong, Azura turun dari brankar meskipun merasa sedikit pusing, dia tetap berusaha berdiri. Tangannya menggenggam tiang infus dan menuntunnya perlahan menuju pintu.

Satu langkah, dua langkah, dan akhirnya dia berhasil keluar dari ruang rawatnya. Jantungnya berdebar lebih cepat, entah karena usahanya kabur atau karena pikirannya yang melayang ke banyak hal.

Matahari mulai terbenam dan udara di taman rumah sakit terasa sejuk. Azura berjalan perlahan-lahan, tiang infus yang dia bawa menjadi penopangnya. Dia ingin mencari udara segar dan menghilangkan rasa jenuh yang menghimpitnya sejak pagi.

Saat tiba di taman, matanya menangkap sosok pria yang duduk di bangku taman. Pria itu menundukkan kepalanya dan seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Azura memperlambat langkahnya. Dari kejauhan, dia merasa pria itu tidak asing.

"Kak Bagas?" bisiknya dalam hati, penuh keraguan.

Dia mendekat untuk memastikan apakah itu benar Bagas. Setelah beberapa langkah lagi, wajah Bagas terlihat jelas dan dia melihat air mata yang membasahi pipi Bagas.

Azura berhenti tepat di hadapannya. "Kak Bagas?" panggilnya pelan.

Bagas mengangkat kepalanya dan menatap Azura dengan bingung.

"Iya, kamu siapa?" tanya Bagas .

Azura terdiam beberapa saat. Dia terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Kak Bagas tidak ingat aku? Aku Azura. Semalam kita bertemu di jembatan. Kak Bagas menolongku." Azura mencoba mengingatkannya.

Bagas mengernyitkan kening, seolah mencoba keras untuk mengingat sesuatu. Beberapa detik berlalu dan perlahan ekspresinya berubah. Iya, dia mengingatnya meskipun samar. "Iya, sekarang aku ingat. Kamu sakit apa?"

"Semalam aku demam tinggi karena aku terlalu stress," kata Azura sambil duduk di sebelah Bagas. "Kak Bagas sakit apa?"

Bagas terdiam beberapa saat. "Aku tidak apa-apa. Hanya kelelahan saja." Kemudian Bagas berdiri dan meninggalkan Azura begitu saja.

Azura berdiri mematung di taman setelah Bagas meninggalkannya begitu saja. Rasa penasaran menggelayut dalam pikirannya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan Bagas, dan Azura merasakannya dengan sangat jelas.

Azura memutuskan untuk mengikuti Bagas. Dengan perlahan, dia mendorong tiang infusnya sambil berjalan menyusuri lorong rumah sakit, memastikan tidak ada yang memperhatikannya. Jaraknya dengan Bagas cukup jauh, tetapi cukup dekat untuk tidak kehilangan jejaknya. Azura memperhatikan Bagas memasuki salah satu ruangan di ujung lorong, tampak seperti ruang rawat inap yang lebih tertutup.

Azura berhenti di dekat pintu ruangan itu dan menyandarkan tubuhnya di dinding agar tidak terlihat. Dari celah kecil pintu yang sedikit terbuka, dia bisa mendengar suara seorang dokter yang sedang berbicara dengan Bagas. Meski tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam, suaranya terdengar cukup jelas.

"Keluarga Pak Bagas tidak ada yang mengetahui penyakit ini?" tanya Dokter sambil memeriksa tensi Bagas karena Bagas mengeluh sakit kepala setelah berusaha mengingat.

"Belum saya beri tahu karena saya tidak ingin membuat mereka khawatir."

"Pak Bagas tumor otak yang Bapak derita ini sangat ganas. Bapak butuh dukungan dari keluarga. Mereka pasti juga ingin menemani orang tersayang melawan penyakit ini."

"Iya, saya pasti akan segera memberitahu mereka."

Setelah itu, terdengar langkah kaki dokter yang perlahan meninggalkan ruangan. Azura buru-buru menjauh dari pintu dan menekan tubuhnya ke dinding untuk bersembunyi agar tidak terlihat.

Ketika dokter akhirnya berlalu, Azura melirik ke dalam ruangan dari celah pintu. Bagas duduk di tepi brankar sambil menundukkan kepala dengan tangan yang terkepal di atas lututnya.

"Kak Bagas mengidap penyakit tumor otak ganas. Pantas Kak Bagas bilang hidup ini akan berakhir meskipun tanpa diakhiri."

Kemudian Azura kembali menuju ruangannya. Dia terus memikirkan perkataan Bagas saat menggagalkan percobaan bunuh dirinya. "Jadi karena ini Kak Bagas akan menyerahkan Ara pada Ares lagi. Cintanya Kak Bagas memang sangat besar buat Ara. Selama ini aku hanya mencintai tanpa merasakan bagaimana dicintai dengan perasaan sebesar itu."

...***...

Antares berjalan pelan menyusuri koridor rumah sakit, menatap lantai dengan perasaan campur aduk. Sudah tiga hari Azura dirawat karena sakit. Meskipun dia tahu Azura dirawat sejak hari pertama, dia baru sekarang datang menjenguk karena rasa bersalahnya pada Azura.

Setelah tiba di depan pintu kamar Azura, Antares menarik napas dalam sebelum mengetuk pintu perlahan. Suara ketukan yang lembut membuat Azura menoleh dari tempat tidurnya. Wajahnya tampak pucat, namun matanya memancarkan kebahagiaan melihat Antares muncul di ambang pintu.

“Tidak menyangka kamu datang,” kata Azura.

Antares memasuki ruangan itu dengan langkah ragu. Dia berdiri di samping brankar Azura dan memperhatikan wajah Azura.

"Kenapa kamu bisa sakit seperti ini? Aku sangat khawatir setelah kamu mengirim pesan selamat tinggal lalu aku dengar kabar kamu masuk rumah sakit."

Azura tersenyum kecil. "Kalau khawatir kenapa baru datang? Aku sudah jauh lebih baik. Dokter bilang aku boleh pulang hari ini,” jawab Azura sambil berusaha duduk lebih tegak.

“Syukurlah kalau begitu.”

“Ares, aku tidak akan mengejar kamu lagi.”

Antares terdiam dan membiarkan Azura melanjutkan perkataannya.

"Aku sadar, selama ini aku mengejar sesuatu yang tidak bisa aku miliki. Aku lelah, dan aku tidak mau menyakiti diri sendiri lagi. Kamu tidak pernah mencintaiku sekeras apapun aku berusaha. Cinta itu memang tidak bisa dipaksa. Ya, aku terlambat menyerah karena selama delapan tahun ini, aku sudah menghancurkan perasaanmu. Aku terlalu terobsesi. Aku baru sadar, bahwa cinta yang tulus itu pasti akan rela berkorban demi seseorang yang dicintai. Sedangkan cintaku terlalu egois. Aku benar-benar terlambat menyadarinya."

"Maaf ...." Hanya itu yang Antares katakan.

"Ini bukan salahmu. Seharusnya aku tidak merebutmu dari Ara. Pasti sekarang kamu sudah bahagia bersama Ara. Maafkan aku."

Antares menggelengkan kepalanya. "Tidak. Ini memang sudah takdir. Bagas memang jodoh Ara karena cinta Bagas jauh lebih besar daripada aku. Ara sangat bahagia bersama Bagas."

Azura tersenyum kecil. Dia terus menatap Antares, bagaimana jika nanti Bagas benar-benar meminta Antares untuk kembali pada Adara?

“Kalau begitu, biar aku yang antar kamu pulang,” ujar Antares, menawarkan diri.

Azura menatapnya sebentar, seolah ingin memastikan apakah tawaran itu tulus. Melihat kesungguhan di mata Antares, dia mengangguk pelan sambil mengambil ponselnya. “Baiklah. Biar Mama dan Papa tidak perlu menjemputku. ”

Antares membantu Azura berkemas. Tidak banyak barang yang perlu dibawa, hanya beberapa pakaian dan obat-obatan yang diresepkan dokter. Antares menunggu dengan sabar sambil sesekali melirik ke arah Azura yang berusaha bergerak perlahan karena masih lemas setelah infusnya dilepas oleh suster. Setelah semua selesai, mereka keluar dari ruang rawat rumah sakit.

Saat mereka berjalan beriringan menuju pintu keluar rumah sakit, tiba-tiba mereka berpapasan dengan Bagas.

Antares akan menyapa Bagas tapi Bagas berlalu begitu saja seolah dirinya orang asing.

"Ada perlu apa Bagas ke rumah sakit? Dia sombong sekali sekarang," gumam Antares sambil berjalan menuju mobilnya.

"Mungkin Kak Bagas tidak lihat. Jangan berburuk sangka terus," kata Azura sambil masuk ke dalam mobil setelah pintu dibuka oleh Antares.

Antares sedikit bingung dengan perubahan sikap Azura yang sangat drastis itu.

1
Yuli Ana
oh... karya baru...
kirain bakal launching kisah Ares..🥰🥰🥰
Salim S
nanti kaya ares mencintai adik sendiri walaupun tidak ada hubungan darah...tapi penasaran juga ok lah mampir....
Dina Yuliana
aaaah aq juga sulit berkata kata thooor 🤣😂😂😂 udah laaah tuh cowok dua duanya mending buat aq boleh ga thoor... limited edition 😭😭😭
fb/Ig: Author Puput: aku gak bakat buat yg sad. 🤭
total 1 replies
Yuli Ana
ya ampun... kk author nya juga Sampek enggak tega sama Bagas. .. aku juga GK tega lo kak... gak rela banget kalau orang sebaik Bagas harus meninggal....😭😭😭😭🤧🤧🤧
beruntung banget Adara dicintai begitu besar....🥰🥰😍
Salim S
gini kan enak ga ada yang tersakiti...ares nanti sama tokoh baru yang bar2 dan slengean/Slight//Slight//Slight/
Risma Waty
Ikuti alur yg sudah ada aja, mbak... 😀
Mrs.Riozelino Fernandez
iya kk,serasa gak sesuai dengan judul nya...
aku pikir Bagas meninggal dan Antares menggantikan Bagas karena amanat Bagas...😆😅
Mrs.Riozelino Fernandez: bisa aja kk Thor 😆
fb/Ig: Author Puput: kisah Bagas dan Ara yg belum usai. 😂
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
lho kk Thor...kok ganti Ayah???
tadi bukannya manggil papa 😁
fb/Ig: Author Puput: typo. 😂
total 1 replies
Yuli Ana
semangat.... semangat..... semangat....🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
kuat ya Bagas...kamu harus semangat...ada Ara dan Aran yang menunggu mu sehat...
M Nurhalimah
kasihan jika bagas mati
dyah EkaPratiwi
semangat bagas
Risma Waty
Semangat Bagas....
Yuli Ana
semangat bagas... GWS ya...
semangat Adara.. .. yang kuat ya..
dyah EkaPratiwi
semangat Bagas pasti bisa sembuh
Salim S
yok bisa yok bagas sembuh kasihan ara sama aran...
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Jossy Jeanette
karyanya bagus..ceritanya menarik disampaikan dgn baik👍
Mrs.Riozelino Fernandez
nyata atau mimpi ini kk Thor???
Mrs.Riozelino Fernandez
dulu Azura terbawa emosi fans nya sehingga mampu memisahkan Ares dan Adara...
mengikuti skenario dari manager mereka..
tapi dilubuk hati Ares nama Adara tetap nomor 1.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!