NovelToon NovelToon
GAGAL DALAM BERCINTA

GAGAL DALAM BERCINTA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Suami ideal
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bellasdc

Inilah cerita cintaku yang gagal bersamanya... Cinta Terlarang, Terhalang Status
Perempuan biasa yang sempat mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seseorang yang dia kagumi sejak lama.. Akankah cinta terlarang ini kembali dan berlanjut ke jenjang yang lebih serius atau berhenti di tengah jalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellasdc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sosok Orang Tua Penggantin

Sebenarnya apa yang dikatakan Aldo malam itu, saat menggendong Ical. Apa Ical sempat bangun dan Aldo mengatakan sesuatu? Kenapa Ical bertanya tentang Aldo terus, kenapa mereka menjadi sangat dekat seperti ini

“Nak, kita makan dulu yuk.. Nanti ketemu Ayahnya ya?” aku membujuknya makan, maaf Ical, Ibu harus bohong padamu, maaf.

Aku kira itu akan membuat Ical diam, ternyata ditengah dia sedang memakan makanan yang aku suapi, dia menagih janjiku yang akan mengajaknya untuk bertemu Aldo. Aku hanya bisa diam, memberitahukannya kalo Aldo sedang sibuk. Dia tidak percaya, dia marah padaku.

Ini pertama kalinya dia marah seperti ini padaku, marah tidak mau menjawab panggilanku, tidak mau aku gendong, tidak mau bermain bersamaku, dia menolak semuanya, makanannya juga tidak dihabiskan karena merengek meminta bertemu Aldo. Keesokan harinya, Ical menangis semakin menjadi-jadi sampai tanpa sadar dia tertidur pulas, akhirnya selalu seperti ini.

Sebenarnya Aku juga lelah menghadapinya.

Sudah beberapa hari ini, Aku hanya diam di apartemenku, melakukan pekerjaan di rumah dan sesekali mencari pekerjaan secara online, karena tidak mungkin aku meninggalkan Ical dengan keadaan seperti ini atau aku menitipkannya di penitipan anak selagi aku mencari pekerjaan di luar sana. Aku mencari pekerjaan di beberapa Rumah Sakit dan beberapa klinik yang menerima aku dengan pengalaman kerjaku. Aku mengirimkan surat lamaran kerjaku, tapi tidak satupun yang menerimaku.

1 minggu kemudian.

Setiap malam Ical selalu menyebut nama Aldo dengan sebutan Ayah sampai seminggu ini sehingga aku sudah terbiasa karena itu hanya terjadi sebentar dia akan tertidur pulas kembali kemudian. Mungkin suatu saat nanti dia bisa melupakan Aldo, jadi aku masih tenang menghadapinya

Namun, malam itu, pukul 2 dini hari. Ical tidak bisa berhenti memanggil Aldo. Aku mengecek suhunya ternyata dia demam tinggi. Aku panik. Aku langsung memesan taksi untuk menuju Rumah Sakit, Rumah Sakit terdekat dari apartemenku cuman Rumah Sakit Wiratma. Karena ini keadaan darurat, Aku tidak bisa berpikir panjang lagi, aku memesan taksi untuk menuju ke sana.

“Pak, maaf mungkin bisa di percepat, Pak? Anak saya sedang demam tinggi.”

“Baik, sabar Bu, sepertinya terjadi kecelakaan lalu lintas Bu, di depan” jawab Bapak taksi tersebut.

Kami sampai lebih lambat dari biasanya aku mengendarai mobil. Aku tidak mungkin jika harus berangkat sendiri dalam keadaan panik. Kenapa harus terjadi sekarang sih. Aku tidak bisa marah karena ini bukan salahnya Bapak taksi ini juga. Setelah 1 jam lebih akhirnya sampai juga di Rumah Sakit

“Maaf, Bu. Tadi macet saya tidak bisa buru-buru”

“Tidak apa-apa, Pak, terima kasih banyak. Maaf ya kalo tadi saya mengucapkan kata yang menyinggung, Pak. Ini saya bayar biaya taksinya” Aku segera turun dari taksi langsung lari ke IGD karena panik.

Sebelumnya aku sudah menelepon Devan, karena dia masih di Rumah Sakit. Devan membantuku mengurus segala keperluan masuk IGD. Devan menghubungi dokter anak kenalannya walaupun akan datag terlambat, untung saja masih ada dokter lain yang bisa memeriksa keadaan Ical di IGD saat ini.

Aku panik sepanik-paniknya, karena baru pertama kali hal ini terjadi. Devan mencoba menenangkanku. Aku melihat Dimas yang masih ada di rumah sakit dia belum pulang, terlihat dia sedang menelepon seseorang.

Aku tidak memperdulikannya biar saja, mungkin dia sibuk, yang aku pikirkan saat ini hanya kesembuhan Ical saja. Seorang perawat menyarankan untuk merawat Ical di kamar rawat inap. Tentu saja Aku langsung setuju, apalagi ini untuk kebaikannya. Ical langsung di bawa ke ruang rawat inapnya dan dia sedang diperiksa dokter anak tadi. Aku menunggu di luar saja sampai dokter selesai memeriksa Ical. Menunggu hampir cukup lama, aku sempat tertidur sambil bersandar di bahu Devan.

“Maaf, orang tua atas nama Raishal?”

“Shinta, dokter memanggil” Devan membangunkanku

“Iya dok, saya disini. Bagaimana keadaan Ical Dok?” tanyaku panik langsung terbangun dari tidurku

“Dokter Shinta, ternyata anda. Oke, Dokter Shinta maaf, sepertinya kita harus memanggil orang yang terus-menerus Raishal panggil, kita harus memanggil orang yang disebut Ayah olehnya. Dia terus memanggil Ayahnya. Mungkin dengan menemui Ayahnya, dia akan menjadi lebih baik lagi”

“Ta.. tapi.. Ayahnya.. Saya tidak bisa menyuruhnya datang, dok.” Aku tertunduk bingung apa yang harus aku lakukan.

“Saya ayahnya Dok” aku terkejut melihat orang yang datang adalah Aldo.

“Dokter Aldo, tapi Dok, kenapa Dokter ada di sini? Jadi Raishal itu.. anak Dokter Aldo? Tidak mungkin, bukannya dokter belum menikah” Dokter itu tidak percaya.

“Shhh.. Jangan banyak tanya, cepat tunjukkan dimana Ical?! Bagaimana keadaanya sekarang?!” paksa Aldo.

“Baik, akan saya tunjukkan. Silahkan masuk, sepertinya setelah bertemu Anda, anak ini akan baik-baik saja, dok” aku, Devan dan Aldo masuk ke ruangan mengikuti dokter tadi.

Aku melihat Ical yang masih memanggil nama Ayah walaupun pelan-pelan tapi masih terdengar oleh kami. Aldo memeluk Ical yang sedang terbaring lemas itu, Ical membalasnya dengan pelukan yang sangat erat. Pelukan ini seakan-akan Ical baru bertemu kembali dengan seseorang yang dia rindukan dalam waktu yang cukup lama sekali.

Seseorang membuka pintu kamar. Ternyata itu Kak Arka dan calon istrinya, Hani. Datang menjenguk Ical, aku yang memberitahukan keadaan Ical lewat pesan chat yang tadi saat kami masih dalam Taksi menuju Rumah Sakit.

“Bagaimana keadaan Ical?” Kak Arka panik. Melihat ke ranjang Ical

“Tunggu, bagaimana bisa dokter Aldo mengenal Ical, sampai Ical memeluknya erat?” Kak Arka menghampiri Aldo

“Ical sekarang sudah membaik, demamnya sudah turun. Ical sudah menganggap Dokter Aldo sebagai Ayahnya. Mungkin dia kehilangan sosok ayahnya disaat dia sudah mendapatkan cinta dan kasih sayang dari sosok seorang ibu, karena Kak Arka lebih sibuk dengan urusan Kak Arka daripada menyempatkan waktu untuk sering bertemu dengan Ical. Biarkan saja, yang penting Ical baik-baik saja” Tegasku terbangun dari sofa ruangan ini, berjalan menghampiri mereka.

“Syukurlah kalo Ical sudah membaik. Aku kesini hanya untuk melihat keadaannya aku lega dengar dia baik-baik saja. Maaf dokter Aldo bisa kita bicara sebentar?” Tanya Kak Arka pada Aldo

Aldo melepaskan pelukan Ical secara perlahan, karena Ical juga sudah tertidur pulas dalam dekapan Aldo tadi, mereka keluar ruangan. Penasaran aku apa yang akan mereka bicarakan. Devan berpamitan padaku karena sudah malam harus pulang, besok harus pergi bekerja juga.

“Shinta, maaf mungkin aku egois ingin memiliki Arka seutuhnya padahal dia punya Ical. Tapi aku tidak mau kasih sayangnya jadi terbagi. Aku akan mencoba mengerti, tapi bukan sekarang. Jadi aku titip Ical ya” Penjelasan Hani yang menyadari keegoisannya

“Baik, tidak usah khawatir tentang Ical. Aku akan menjaganya. Lanjutkan saja kesibukan kalian” Jawabku

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
hai kak
gabung yu d cbm..
kita d sn bakal belajar dan bermain bersama
..
caranya follow akun ak dl ya.
nnti aku undang kaka
thx
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!