21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.
harap bijak dalam membaca.
bocil skip aja. jangan maksa 😂😂
caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.
rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.
akankah caera dapat membalas sakit hatinya?
yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 28
untuk memulai hidup baru dari nol itu tidak gampang. harus kuat mental dan kerja keras. caera memutuskan untuk itu. memantapkan hati bercerai dari Arya suaminya.
walaupun sangat menyakitkan, tapi dia pasrah. hidup caera akan berubah kedepannya. kehidupan terus berjalan. sekalipun dia menangis darah, waktu tidak akan kembali ke belakang.
memutuskan menyewa pengacara untuk mengurus perceraiannya, agar tidak menyulitkan jika Arya menolak bercerai dan tidak mau menjatuhkan hak asuh Gino padanya.
hari ini sudah ada janji dengan Demian seorang pengacara yang telah ia tunjuk. mereka berjanji bertemu di sebuah restoran. caera ingin datang ke kantor Demian, tetapi pengacara itu mengatakan sedang di luar kota.
Demian bilang akan mengurus segalanya. mengurus surat hak kuasa pengacara, dan memutuskan bertemu hari ini untuk itu.
agak lama caera menunggu tetapi Demian belum datang juga. beberapa kali menghubunginya dan mengirim pesan lewat aplikasi chating, tapi Demian belum menjawab.
dua orang pria mendekat ke mejanya. caera tidak menyangka kedua pria itu berdiri tepat di di depannya.
"selamat siang. nona caera?"
caera menatap mereka bingung. pria gagah berjas lengkap dan seorang lagi membawa tas hitam di tenteng di tangannya. tampan. itu yang terlihat.
"benar nona caera Anaya?"
pria itu mengulangi bertanya karena caera belum menjawabnya.
"oh ya, maaf. Anda siapa?"
"boleh saya duduk?"
tanyanya sopan. tapi caera masih bingung. merasa tidak mengenal mereka.
caera menimbang sesaat. menoleh ke kiri dan kanan.
"baiklah. silahkan"
akhirnya caera mempersilahkan.
"terima kasih"
mereka berdua mengambil tempat di depan caera. duduk dengan tenang dan terlihat sangat berwibawa.
"perkenalkan, saya Richad dan ini Milan asisten saya" katanya seraya mengulurkan tangan. menjabat tangan itu, dan caera hanya diam menunggu.
"kami yang akan menggantikan Demian untuk mendampingi masalah perceraian anda"
oh ini kenapa Demian tidak menjawab pesan ku
Milan membuka tasnya dan mengeluarkan selembar kertas dan pena sekaligus. menyodorkan ke depan caera.
"itu adalah Surat kuasa hak saya sebagai pengacara anda. mohon di baca"
caera melirik ke meja di depannya. dan membacanya sekilas. surat kuasa pengacara.
"tapi, saya meminta Demian yang jadi pengacara saya. kenapa anda berdua yang datang?"
"tuan Demian sangat sibuk. jadi dia mengutus kami"
Richard menyodorkan ponselnya ke depan caera. terlihat di layar ponsel sedang menghubungi nomor Demian.
panggilan telpon terhubung. caera menatap Richad lagi. pria itu hanya mengangguk. caera meraih ponsel itu dan terdengar suara Demian di sana.
"caera, maafkan aku. aku tidak bisa menangani kasus mu. aku sangat sibuk. tapi ada tuan Richard yang akan menggantikan ku"
kata Demian dari seberang.
caera melirik ke arah Richad lagi. penampilan Richard jauh di atas Demian. pasti mahal. itu yang ada di benak caera.
"tapi aku mau kamu yang pegang kasus ku ini dem"
"tuan Ricard lebih mumpuni Ra. dia akan menangani kasus mu"
caera diam sejenak. Richard hanya diam dan memandangi caera saja. tenang sekali lelaki ini. sikap wibawanya membuat gentar jika berhadapan dengannya.
"baiklah"
sambungan telpon langsung terputus. caera menyerahkan ponsel itu pada Richard lagi.
"jadi, silahkan anda baca dulu surat kuasa itu"
Richard melirik kertas di depan caera.
caera membaca surat itu. sambil berpikir sejenak. Demian adalah teman lamanya. mereka cukup mengenal satu sama lain. karena itu caera memilih Demian untuk menangani perceraiannya. tapi jika Demian mengatakan Richad lebih mumpuni, kenapa tidak. itu artinya Demian percaya dan mengenal Richard dengan baik.
caera menandatangani surat kuasa itu. dan menyodorkannya ke depan Richad. pria itu hanya meliriknya. dengan sigap Milan mengambil alih surat itu dan memasukkannya ke dalam tas.
"jadi, apa tuntutan anda pada suami anda?"
tanya Richard menatap lurus ke arah caera.
"saya hanya ingin bercerai dan hak asuh anak saya jatuh pada saya"
"bagaimana dengan harta gono gini?"
"saya tidak memusingkan itu. saya tidak mengharapkannya"
jawab caera mantap.
"sedikit pun?"
Richard agak memicingkan matanya.
"ya"
Richard diam. Milan sibuk mengetik di tabletnya apa yang di katakan caera barusan.
"oke, baiklah"
Richard masih menatap caera. biasanya dalam banyak kasus perceraian pastilah kedua belah pihak akan sibuk memperebutkan harta. tapi lain dengan caera. dia hanya mau Gino.
"apa alasan Anda dengan perceraian ini?" lanjut Richard lagi.
"suami saya selingkuh"
"kita harus punya bukti untuk itu"
"saya menyaksikannya dengan mata kepala saya sendiri"
Richard berbinar. tersenyum masygul. mereka pasti menang telak dan tanpa penolakan dari pihat tergugat.
"ada saksinya?"
"ada. sahabat saya Dinda"
"hmm, baik lah" Richad manggut-manggut. "apakah anda ingin menghadiri setiap persidangan?"
caera diam. mempertimbangkan jawabannya. pastilah dia tidak mau lagi bertemu Arya.
"bisakah anda saja yang mewakili saya?"
jawab caera balik bertanya.
"baiklah. Anda jangan khawatir. saya akan mengaturnya"
caera bernapas lega. Richard memang mumpuni. bertanggung jawab penuh pada cliennya.
"boleh saya minta nomor yang bisa saya hubungi?"
"oh,ya. baiklah"
Richard menyodorkan ponselnya lagi pada caera. caera mengetik nomor ponselnya disana. dan menyerahkannya lagi pada Richad. pria itu memandangi nomor ponsel yang di ketik caera di ponselnya.
"nomor ini tidak salah bukan?"
tanya Richard.
caera agak kaget kenapa Richad bertanya itu. ia ingat pernah mengetik nomor ponselnya asal-asalan di ponsel Deva.
"tidak tuan. itu nomor ponsel saya"
Richard tersenyum penuh arti.
"baiklah kalau begitu nona caera. saya permisi dulu. saya akan menghubungi anda lagi dengan perkembangan selanjutnya"
"eh.. tunggu sebentar tuan Richard"
Richard sudah ingin berdiri dari duduk, mengurungkan niatnya. kembali duduk dan menatap caera lagi.
"ada yang masih kurang nona?"
"eh.. emmm... begini.." caera bingung dan tersenyum canggung. " masalah tarif anda bagaimana?"
senyum Richard mengembang. matanya menyiratkan rasa geli bercampur takjub menatap caera.
"jangan khawatir. Demian sudah mendiskusikan itu pada saya"
"oh.. begitu"
caera bernapas lega. kekhawatirannya terjawab. Richard terlihat seperti pengacara handal yang mahal. kalau tarif Richard di atas rata-rata, pastilah caera tidak akan bisa membayarnya.
"ya nona. ada yang lain lagi nona?"
"oh tidak, hanya itu. terima kasih"
caera sungguh merasa canggung di hadapan Richard. pria ini sungguh terlihat kharismatik. wibawanya sangat terlihat kental.
"baiklah. kalau begitu saya permisi. saya akan menelpon anda nanti, jika ada yang ingin saya tanyakan"
Richard mengulurkan tangan dan caera menyambutnya. sedangkan Milan hanya mengangguk hormat pada caera.
mereka pergi meninggalkan caera. di pintu keluar restoran, Richard menoleh kebelakang lagi melihat caera yang masih menatapnya. Richard tersenyum dan caera membalas mengangguk.
" hhh.. pantas saja Deva sangat tergila-gila padanya. ternyata dia benar wanita itu sangat polos"
gumam Richard pada dirinya sendiri.
Daan sayang bngt aku ga punya Deva hhhh