Pendamping Pengantin

Hati Lia sebenarnya sakit saat menolak Dava tapi dia lebih takut kecewa jika Dava tidak mau memperjuangkannya di hadapan orang tuanya nanti.

Malam berganti pagi dan hari pun berlalu. Kini Lia dan Dava kembali pada aktivitas masing-masing.

Dava nampaknya belum patah semangat untuk merebut hati Lia. Segala cara ia lakukan untuk dapat meluluhkan hati Lia. Lia menghargai segala usaha Dava tapi ketakutan pada dirinya kini lebih menguasai hatinya.

...----------------...

Sebulan sudah Dava mencoba kembali berusaha secara perlahan untuk meluluhkan hati Lia, namun tampaknya Lia tetap pada keputusannya, ia tetap menolak perasaan Dava padanya. Bahkan kini ia secara perlahan mengurangi komunikasinya dengan Dava, agar Dava tidak lagi berharap padanya. Ia kini seperti membangun benteng di hatinya.

Trauma akan kegagalan dalam hubungan dengan laki-laki kini menghantuinya. Dan karna itu pun akhirnya membuat Dava menjadi galau.

Sore itu, sengaja Dava pulang ke rumah orang tuanya. Ia ingin menenangkan diri. Ia ingin intropeksi diri. Dia sungguh bingung harus berbuat apa lagi untuk meluluhkan hati Lia. Ia ingin merenungkan apa kekurangannya sehingga Lia tetap terus menolaknya bahkan sekarang semakin menjauh. Ia yakin bahwa Lia juga sebenarnya mempunyai perasaan yang sama dengannya. Sorot mata sedih dan kecewa dapat Dava baca saat Lia tetap menolaknya.

Dava bingung bagaimana cara untuk meyakinkan Lia bahwa keluarganya tidak seperti keluarga lain yang sudah menyakitinya.

Sebenarnya Dava sudah ingin memperkenalkan Lia pada keluarganya. Tapi jika ia membawa Lia pada keluarganya berarti ia akan menunjukkan siapa dia sebenarnya.

Selama ini, ia menutupinya dari Lia supaya Lia merasa nyaman dulu dengannya. Rencana Dava, jika ia sudah meyakinkan Lia, dia akan jujur mengatakan siapa dia. Dava yakin jika keluarganya pasti akan menerima Lia.

Keluarganya selalu menanamkan untuk hidup dalam kesederhanaan. Kita manusia semua sama, hanya kebetulan rejeki bagi keluarga mereka diberi berlimpah.

Tapi kini Lia sudah mengetahui siapa dia, sehingga alasan apapun yang ia jelaskan, tidak di terima oleh Lia.

Flasback On

Enam bulan sudah Lia menolak permintaan Dava agar hubungan antara mereka lebih dari sekedar pertemanan. Lia menolak cintanya Dava walau sebenarnya ia juga mencintai Dava.

Saat Lia ragu untuk merubah keputusannya untuk tetap menolak atau menerima permintaan Dava, tak sengaja pagi itu, Lia melihat majalah Bisnis yang diletakkan OB di mejanya. Majalah itu biasanya ada di ruangan pak Bara, sebagai bahan referensi dalam mengembangkan usaha.

Lia membolak balik majalah itu. Niatnya karna keingintahuannya tentang apa isi majalah itu. Awalnya Lia membaca tentang keadaan pasar ekonomi dunia, kemudian masalah keadaan ekonomi nasional, dan juga ada berita seputar usaha dari dunia internasional.Tapi ketika membuka halaman tokoh populer mingguan, tak di sangka dia melihat ada foto Dava di sana. Terdapat artikel yang menyatakan bahwa DAVA JOVAN WIRATAMA adalah sebagai CEO muda yang sukses dan bersinar saat ini. Lia hampir tak percaya dengan apa yang kini di bacanya.

Tadinya Lia ingin tak percaya bahwa itu adalah Dava. Ia mulanya ingin meyakinkan bahwa mungkin hanya kesamaan nama, tapi foto di majalah itu jelas foto Dava, laki-laki yang belakangan ini selalu hadir di hati dan pikirannya, teman saling berbagi cerita dan jalan bersama.

“ Gimana aku bisa menerimamu, Dava. Ternyata kau lebih dari segalanya. Gimana aku bisa bersamamu dengan keadaanku sekarang. Kita sangat jauh berbeda. Berusaha sekuat apapun usahaku untuk memantaskan diri, tetap akan terlihat ketimbangannya. “ ucap Lia dalam hati.

Dan keesokan harinya ketika Dava mengajak Lia untuk bertemu, Lia meminta Dava untuk mencari wanita yang lebih dari dirinya bahkan Lia meminta agar Dava tidak terlalu mengharapkannya lagi.

" Pak, saya mau ngomong, boleh tidak? " tanya Lia.

" Ngomong aja kali, atau kamu mau jawab pertanyaanku selama ini. " ucap Dava.

" Pak, kali ini saya serius, saya minta tolong dengerin ya. " kata Lia.

" Baiklah, apa yang ingin kau bicarakan, aku akan dengar. " ucap Dava.

Sejenak Lia menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, untuk menetralkan suasana hatinya.

“ Pak saya mohon, abang tidak lagi terlalu mengharapkan saya, saya sangat berterima kasih atas apa yang terjadi selama ini, perhatian dan kepedulian abang untukku. “ ucap Lia.

“ Ada apa Lia? Katakan apa yang membuatmu menjadi seperti ini? “ kata Dava yang terkejut mendengar perkataan Lia.

“ Kita ternyata sangat jauh berbeda, pak. Kenapa selama ini bapak tidak pernah mengatakan siapa bapak? Bapak sudah tahu siapa saya, siapa keluarga saya, tapi kenapa bapak tutupi dari awal bahwa bapak adalah seorang CEO, sehingga saya tidak akan merasa terlena akan perlakuan bapak selama ini. “ ucap Lia sambil menahan agar ia tidak menangis.

Kemudian Dava menarik Lia untuk berhadapan dengannya. Dava meletakkan kedua tangannya pada pundak Lia.

“ Lia, dengarkan aku. Aku selama ini tidak memberitahumu agar dirimu melihatku sebagai orang biasa saja, bukan sebagai orang yang selama ini kamu hindari. “ jawab Dava.

" Aku tahu akan traumamu untuk menjalin hubungan dengan laki-laki yang status sosialnya lebih tinggi, untuk itu aku menempatkan diri sepertimu. " ucap Dava.

" Tapi itu berarti bapak membohongi saya. " ucap Lia.

" Aku tidak bermaksud begitu, Lia. Aku tulus sayang dan cinta sama kamu. Aku lakukan itu agar kau membuang semua prasangka burukmu itu. Tidak semua laki-laki seperti itu. " jelas Dava.

Dan kini Lia hanya bisa diam, dia bingung akan jalan pikirannya. Akal sehatnya tidak sejalan dengan kata hatinya.

Akhirnya Lia pergi meninggalkan Dava tanpa berkata apapun.

Hal itu membuat Dava bingung, ia pun melangkah pergi dari tempat itu. Karna tak tau mau ke mana dalam pikiran kacau, Dava memutuskan untuk ke rumah orang tuanya.

......................

Makan malam pun tiba, Dava masih berada di kamarnya. Ibu Wina, mama Dava meminta Dara, adik Dava agar memanggil Dava di kamarnya, untuk makan malam bersama.

Kini Dara berada di depan pintu kamar Dava. Ia mencoba beberapa kali mengetuk pintu kamar abangnya itu, namun tak ada terdengar suara apapun dari dalam. Akhirnya Dara pun mencoba membuka pintu, ternyata tidak di kunci.

Kemudian Dara masuk ke dalam dengan langkah yang hampir tak terdengar, jalan mengendap-endap. Ia melihat Dava sedang duduk di sofa sambil memandangi ponselnya. Dava tidak menyadari kedatangan Dara karena ia sedang memandangi foto Lia di ponselnya.

Dara berjalan mengendap ke arah belakang Dava. Ia penasaran, apa yang di lihat Dava sehingga tak menyadari kedatangannya.

Tadinya Dara ingin mengagetkan abangnya dari belakang yang tampak sedang melamun, tapi hal itu diurungkannya ketika ia semakin mendekati abangnya.

Dara terkejut melihat Dava sedang memandangi foto wanita yang cantik berkebaya maron dengan riasan tipis di ponselnya. Tapi nampak wajah kecewa pada wajah Dava jika terlihat dari samping.