Viona gadis cantik yang sempurna dia memiliki sejuta kelebihan. Mempunyai IQ di atas rata-rata, pintar beladiri, dan karir yang memumpuni. Tapi siapa sangka dibalik itu semua viona mempunyai trauma masa lalu yang mengharuskan nya kehilangan separuh ingatan dan melupakan kekasih lamanya.
"siapa kamu?".
"Aku Lucius.. Apa kamu sungguh melupakanku Vi?".
Laki-laki itu berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurmala sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguntit
"Kapan kejadiannya mom?".
"Kalau tidak salah 5 tahun lalu"
"Kami mengetahui ini secara tidak sengaja karena kebetulan dulu pas kamu koma akibat penculikan itu kalian di rumah sakit yang sama".
"Dulu waktu aku di sekap aku bersama Vivi, dia juga di sana bersamaku karena yang aku dengar dari penculik itu mereka bersekongkol menculik kami tujuannya untuk menjatuhkan keluarga Dixon dan keluarga kita".
"Apa kamu serius boy" tanya sang ayah.
"Ya dad dan setahu ku disana kami berhasil selamat, dan aku kehilangan Vivi".
Suami istri itu saling berpandangan karena mengerti kenapa anaknya tidak mengingat kejadian itu.
"Nak, ada yang ingin kami bicarakan".
"Sebenarnya kalian berhasil di selamatkan tapi dengan keadaan yang memprihatinkan, kamu di temukan dengan luka parah di kepala yang menyebabkan kehilangan memori sebelum kamu jatuh pingsan dan koma selama 1 bulan di rumah sakit".
"Sedangkan pengawal kita menemukan seorang anak perempuan yang tergeletak di sampingmu dalam keadaan memar di seluruh tubuhnya".
"Karena kami terlalu panik melihat keadaanmu yang sedang kritis jadi kami tidak menghiraukan keadaan anak perempuan itu, kebetulan di rumah sakit tempat kau dirawat ada seorang dokter yang mengenal anak itu dan beliau langsung menghubungi keluarganya".
Hatinya sakit mendengar cerita sang ayah ternyata dia tidak bisa melindungi orang yang dia sayangi, dia merasa tidak berguna.
"Kami berharap yang terbaik untukmu sayang, tapi untuk dia mengingatmu mom rasa itu hal yang terlalu sulit".
"Karena rasa trauma nya dia selalu menjerit histeris setiap melihat laki-laki jangankan orang lain, melihat kakak dan ayahnya saja dia selalu histeris, sehingga keluarganya memutuskan membuang ingatan itu dengan menyuruh tante mu menggunakan metode hipnotis untuk kesembuhannya, tantemu menceritakan semuanya pada saat itu".
Dengan suara bergetar dia menatap sang ibu
"Berarti dia tidak akan pernah mengingatku lagi" dengan mata berkaca-kacanya.
Orang tua mana yang tidak sakit melihat anaknya yang terbiasa tegas, berwibawa dan tangguh menunjukkan kelemahannya karena seorang wanita.
"Mom aku sangat mencintainya, aku tidak akan berhenti mencintainya bagaimana pun keadaannya meskipun masa lalunya menyakitkan aku harap kalian tetap memberi restu untukku dalam memilihnya".
"Meskipun keadaannya sudah terjamah dan tidak suci lagi, apakah suatu saat kamu tidak akan mengungkit masa lalunya" tanya Yohanes menguji sang putra.
"Ya aku tidak perduli, selagi itu Vivi aku akan tetap memperjuangkan dia".
"Apa kau begitu sangat mencintainya nak" Yohanes ingin memastikan.
"Sangat dad" jawabnya mantap.
"Kalau begitu perjuangkan dia, kalau dia tidak mengingatmu maka lakukan dari awal, tanpa mengingatkan dia pada masa lalunya".
"Terima kasih dad, terima kasih" ucapnya dengan memeluk Yohanes.
-Mansion Dixon-
Setelah bangun tidur Viona melihat ponsel nya dan menemukan pesan dari Max disana
"Nona urusan di kantor cabang sudah selesai".
"Temui aku di cafe flower siang ini".
"Baik nona".
Karena hari ini weekend Viona sengaja bangun lebih pagi untuk joging.
Ximon yang mengetahui laporan dari anak buahnya tentang Viona segera bersiap agar bisa bertemu dengannya di taman kota.
Dia segera berlari menuruni tangga.
"Sayang sarapan dulu" teriak Frisca pada anaknya.
"Nanti saja mom aku sedang terburu-buru".
Dia langsung keluar mengendarai kendaraannya.
"Ada-ada saja anak mu itu loh dad".
"Anak kita sayang".
"Ya anak kita".
“Viona berlari kecil di taman kota sendirian, dan dia duduk di bangku taman menetralkan nafas nya lalu meneguk air dalam botol
"Sudah lama aku tidak ke taman ini lagi" gumamnya
Tak lama dia merasa ada seseorang yang duduk di pinggirnya, dan Viona pun menoleh
"Kau.. Kenapa bisa disini".
"Aku" ucap pria itu dengan menunjuk wajahnya sendiri.
"Aku di sini sedang joging untuk apa lagi, kebetulan kita bertemu di sini".
"Ya kebetulan" sahut Viona.
"Kau sendirian".
"Kelihatannya".
"Sendiri" jawabnya.
"Itu tahu".
Pria itu sudah putus asa bagaimana dia bisa dekat dengan Viona, sedangkan Viona sendiri seakan enggan dekat dengannya.
Mereka sama-sama terdiam.
Viona menoleh karena mendengar bunyi sesuatu disampingnya.
Ternyata perut pria yang duduk disampingnya meminta diisi karena dia tidak sempat sarapan.
"Sungguh memalukan" batin Ximon.