Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.
Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 21 — Niu Meily
“Aku hampir lupa kalau dia sekarang masih hidup…” Jian Chen bergumam pelan sambil menatap Niu Meily yang berada di atas panggung.
Ada alasan dirinya berkata demikian karena dimasa depan gadis tercantik di akademi itu telah meninggal diusia muda bahkan jauh dari ketika Jian Chen mati. Niu Meili meninggal diusia 18 tahun.
Menurut cerita bahwa gadis itu meninggal karena diserang pembunuh yang berkhianat dari dalam klannya. Kematiannya sangat disayangkan dan mengundang duka karena Niu Meily adalah orang berbakat sekaligus jenius yang langka, belum lagi dia merupakan puteri dari Ketua Klan Niu.
Bukan hanya jenius yang langka, tapi paras dan kecantikannya juga langka.
Harus Jian Chen akui paras gadis itu memang manis dan cantik, memiliki kulit yang putih bagai mutiara dibalut susu, bibir merah yang tipis, rambut hitam yang lurus dan indah.
Dikehidupan pertama, Jian Chen sangat terpana melihat kecantikan Niu Meily, tidak berlebihan kalau dirinya mempunyai hati pada gadis itu.
Namun sekarang terasa jauh berbeda ketika melihatnya kembali, mungkin karena mental dan pemikirannya yang bukan lagi pemikiran seorang remaja. Dirinya memiliki banyak perhitungan dalam menilai seorang perempuan.
Dilihat dari kultivasinya, ia telah diranah Alam Jiwa tahap 3 diusia 15 tahun. Dari 10 murid inti Niu Meily adalah yang termuda sedangkan kekuatannya berada diurutan ke 4 sebagai murid terkuat di Akademi.
Jika Jian Chen mengaku bahwa kekuatannya mencapai Alam Jiwa Tahap 5 diusia hampir 14 tahun mungkin sekarang ia juga masuk murid inti yang bahkan membuatnya menjadi murid terjenius di akademi.
Tentu dia tidak akan melakukan itu, ada alasan kenapa dirinya harus minim identitas dan ini berhubungan dengan rencananya.
Jian Chen kemudian menatap ke 10 murid inti yang lain dan perhatiannya berhenti ketika melihat seorang laki-laki berusia 17 tahun yang memiliki paras rupawan. Pembawaan lelaki itu sangat tenang dan ramah, mudah senyum serta menunjukan kewibawaan.
Jian Chen mengetahui dibalik wajah menyenangkan itu terdapat hati yang kejam, bukan karena pirasat melainkan fakta dari kehidupan lalu.
“Liu Yanyi…” Jian Chen bergumam pelan.
Dendam dan kebencian muncul hanya karena menatap pria itu, Jian Chen bisa dibilang mempunyai urusan dengan dia dan urusan itu bukanlah hal yang baik.
Jian Chen menghela nafas panjang setelah beberapa detik, menenangkan hati dan pikirannya yang mulai kacau. Dia lupa bahwa ini kehidupan keduanya, saat ini pria muda itu tidak memiliki masalah dengannya jadi tidak sepantasnya ia merasa dendam atau marah.
Liu Yanyi adalah pria yang dibenci Jian Chen. Meski lelaki itu memiliki wajah ramah dan kharismatik, sayangnya tampilan luar tak seindah yang didalam, Liu Yanyi memiliki watak tidak lebih dari seekor monster.
Di akademi, rangking terkuat pertama adalah dirinya. Selain itu juga dia berasal dari klan besar ternama di Provinsi Naga Petir. Klan Liu, klan terkuat kedua di provinsi saat ini. Kekuatan klannya tidak sebanding dengan kekuatan Klan Jian.
Fraksi yang dipimpin oleh Liu Yanyi merupakan fraksi terbesar sekaligus fraksi yang disegani di Akademi. Mereka yang masuk ke dalam fraksinya adalah orang berbakat saja, menjadi anggota fraksi yang dipimpinnya adalah sebuah prestasi membanggakan.
Nama fraksi Liu Chanyi bernama Fraksi Naga Emas, sedangkan fraksi Niu Meily adalah Fraksi Lotus Salju.
Perkenalan 10 pemimpin fraksi tidak berangsur lama, Tetua Akademi mengakhiri acara pidato pembukaannya.
Jian Chen bisa merasakan ketidaktertarikan 10 murid inti pada murid-murid baru dan bahkan ada yang memandang kerumunan ini dengan sinis. Memang seingatnya, tidak ada murid berbakat yang menonjol diangakatan Jian Chen.
Acara selanjutnya yaitu pemilihan fraksi, petugas-petugas akademi sudah menyiapkan 45 meja pendaftaran yang diisi setia fraksi untuk merekrut murid baru ke setiap fraksinya.
Layaknya seperti dalam perdagangan di pasar, setiap fraksi memiliki cara sendiri untuk mempromosikan fraksinya agar dilirik oleh murid-murid baru. Ada yang mempromosikannya dengan lukisan, kompensasi seperti keuntungan jika bergabung, juga prestasi yang diraih.
Meja-meja fraksi segera dipenuhi oleh murid baru, ada meja yang mempunyai antrian panjang dan tidak sedikit yang sepi peminatnya.
Meja 10 fraksi teratas adalah yang paling banyak dikunjungi tetapi fraksi itu mempunyai syarat dan ketentuan untuk gabung.
Misalnya, untuk gabung di Fraksi Naga Emas milik Liu Yanyi, seseorang harus mempunyai kultivasi alam Roh Tahap 8 untuk masuk. Murid baru rata-rata hanya dialam Roh Tahap 5 jadi hanya sedikit murid baru yang bisa bergabung.
Jian Chen sendiri tidak tertarik pada fraksi Naga Emas meski telah memenuhi syarat, tepatnya ia tidak tertarik dengan bergabung fraksi manapun. Setidaknya itu yang direncanakannya sampai perhatiannya teralihkan pada salah satu meja.
Berbeda dengan meja fraksi lainnya yang mungkin mempunyai pengunjung satu atau dua orang, fraksi yang dilihat Jian Chen sangat kosong.
Pengurus yang duduk dimeja itu menguap beberapa kali sambil berharap ada murid yang datang atau sekiranya bertanya tentang fraksinya.
Jian Chen mengenali fraksi itu yang bernama Fraksi Dua Pedang, fraksi ini berada diposisi paling akhir disemua fraksi lainnya.
Berbeda dengan orang lain yang menganggap Fraksi Dua Pedang dengan sebelah mata, Jian Chen tidak demikian.
‘Aku akan membalas hutangku dulu pada fraksi ini…’ Jian Chen memutuskan untuk gabung dalam fraksi tersebut.
“Ah, aku minta maap…” Pengurus wanita itu terkejut atas kedatangan Jian Chen yang tiba-tiba, langkah kaki Jian Chen tidak menimbulkan suara belum lagi dia tengah menahan kantuk. “Apakah ada sesuatu yang bisa kubantu?”
“Aku mau bergabung dalam fraksi ini.”
“Oh, kamu mau gabung…Eh APA!?” Wanita itu hampir terjatuh dari kursinya.
Jian Chen tertawa kecil, mengangguk. Gadis itu benar-benar lupa bahwa alasan dirinya disini untuk merekrut anggota-anggota baru.
“Aku mau gabung ke Fraksi Dua Pedang. Apakah bisa?” Jian Chen mengulangnya lagi, tersenyum.
Mata wanita itu kemudian melirik Jian Chen sesaat untuk melihat kekuatannya, ia tidak melihat kultivasi Jian Chen namun aura yang terpancar dari pemuda itu terlihat tak biasa, belum lagi mata emasnya yang mendominasi.
‘Apakah dia menggunakan teknik khusus untuk menyembunyikan kultivasinya…’
Wanita itu segera mencatat nama Jian Chen. Sebenarnya, lemah atau tidak kultivasi Jian Chen wanita itu tidak bisa menolaknya bergabung, karena ditahun lalu bahkan tidak ada yang masuk ke fraksinya sehingga anggota fraksi Dua Pedang sangat sedikit.
Jian Chen tentu menyadari tatapan gadis itu yang meraba kultivatinya, hanya saja tidak ada yang bisa membacanya bahkan mereka yang diatas kekuatan Jian Chen sekalipun.
Setelah selesai Jian Chen pamit undur diri, wanita itu memberikan plat nama padanya yang bertuliskan Fraksi Dua Pedang sebegai tanda bahwa ia telah bergabung.