Menjadi tulang punggung keluarga membuat Hanum harus berpikir kritis untuk mencari uang sedangkan dia juga kuliah demi menerus kan cita-cita nya.
Datang dari kampung dengan wajah polos membuat Hanum kesulitan mencari uang,biaya berobat yang mendesak membuat Hanum memilih menjadi sugar baby dari pengusaha kaya dan sukses.
Bagaimana kisah hidup Hanum selanjutnya yuk mampir di cerita terbaru ku Sugar Baby
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apartemen
"Saya ambil yang ini pak, untuk surat menyurat nya nanti bisa di kirim ke kantor saya dan untuk pembayaran saya via transfer, tolong langsung di isi dengan furniture nya ya pak karena dua hari lagi akan kami tempati" pinta Daniel dan di anggukki pemilik apartemen.
"Baik pak, terimakasih untuk kepercayaan nya pada properti kami, semoga bapak dan ibu senang tinggal di sini"
"Ya,saya serahkan semua nya ke bapak,kami pamit dulu"
"Ya pak sekali lagi terimakasih" ujar pemilik Apartemen dan di anggukki Daniel.
"Buat apa beli apartemen mahal om,kan hanya tempat singgah saja"
"Kamu harus menempati nya karena kapan pun saya datang kamu harus ada di sana"
"Tapi tidak perlu yang mahal juga om,lagi pula saya di sana saat bersama om saja"
"Biar saya nyaman" ujar Daniel
"Orang kaya mah bebas mau buang-buang uang nya" batin Hanum
"Temani saya makan setelah itu kita ke apartemen Roni" ucap Daniel dan di anggukki Hanum.
****
"Jadi malam ini mereka sudah buat janji beb?" tanya Roni
"Seperti nya begitu tadi Hanum pergi di jemput om Daniel"
"Apa Susan sudah berangkat" gumam Roni pelan
"Susan siapa om?"
"Istri om Daniel"
"O....nama nya Susan"
"Hmmm..."sahut Om Roni sambil mencoba mengerayangi tubuh sugar Baby nya ini.
"Om...." desah Vani saat satu persatu pakaian nya terlepas.
"Baby kamu semakin menggairahkan, tubuh nya menjadi candu untuk ku"
"Ahhhh"
Saat Om Roni Sudah ingin menancapkan benda tumpul nya ponsel nya berbunyi membuat nya berhenti sejenak.
"Daniel! kenapa anak itu"
"Hallo"
"Gue di luar buruan buka pintu"
"Lagi tanggung gue"
"Mau gue dobrak" ancam Daniel membuat Roni kesal karena sang Sahabat datang di saat yang tidak tepat.
"Beb, lanjut nanti ya ada Daniel di luar"
"Sama Hanum om?"tanya Vani yang segera bangkit lalu meraih pakaian nya.
"Nggak tau" jawab Roni yang juga memakai pakaian nya.
"Clek"
"Gila loe nggak tau waktu,gue baru juga mulai" umpat Roni
"Elu yang nggak tau waktu,masih sore juga udah main kuda-kudaan"
"Sore apa nya sudah jam delapan malam,lagian mau sore sama malam juga sama aja rasanya, sama-sama enak" jawab Roni dengan terkekeh kecil.
"Hanum" sapa Vani yang baru keluar kamar
"Mau minum apa om?" tawar Vani
"Terserah"
"Nggak ada minuman terserah,es jeruk, kopi,jus,teh-"
"Teh saja" potong Daniel
"Kamu Num?"
"Sama kan saja Van"
"Cie yang sudah mulai sehati nih" goda Roni membuat wajah Hanum memerah
"Kenapa malah ke sini? tanya Roni
"Memang nya nggak boleh?"
"Ya,bukan begitu tapi setidaknya nikmati lah waktu ngedate nya kalian"
"Nggak ngedate kok om cuma temani om Daniel makan doang" jawab Hanum polos membuat Roni gemas dengan jawaban perempuan cantik ini sedangkan Daniel justru terlihat lebih santai karena dia tau Hanum yang akan menjawab dengan jujur.
"Terus tadi kemana aja Num?" tanya Roni lagi
"Kenapa nggak sekalian aja loe tanya sudah diapain?" kesal Daniel
"Hahahaha..... kalau bisa kenapa nggak bro, berarti sudah loe apa-apa in dong"
"Kampret loe"
"Nggak ngapa-ngapain om,cuma beli apartemen ya om"jawab Hanum lagi
"Di minum om,Num"
"Terimakasih Van, apartemen nya adem" ujar Hanum
"Ya jauh beda lah Num dari yang di kost kita yang cuma muat satu kasur sama lemari plastik" ucap Vani
"Apartemen yang di beli om Daniel nggak adem Num?" tanya Roni
"Belum tau om,tadi cuma kaya ruangan doang belum ada isi nya cuma lebih besar dari ini" jawab Hanum jujur membuat Daniel menggeleng kan kepala nya,Hanum memang perempuan yang sangat polos jika dia bertemu dengan lelaki lain mungkin sudah di manfaatkan.
Cukup lama mereka berbincang-bincang dan suasana pun sudah mulai mencair meskipun banyak nya Hanum yang di jadikan objek tertawaan mereka tapi cukup menghibur dan membuat Daniel lupa akan kekesalan nya pada Susan.