Vanny wanita yang terkenal barbar disekolahnya. dia yang suka membuat ulah dan membuat emosi semua guru yang ada disekolahnya.
Suatu hari ketika vanny akan dijodohkan dengan Arvan seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam. Alasan mereka menikah hanyalah sebatas balas budi sang ayah kepada orang tua Vanny yang berhasil menyelamatkan nya dari kecelakaan maut.
Kevin terselamatkan ketika mobil yang jatuh kejurang dan tepat diperkampungan orang tua Vanny tinggal. Mereka menyelamatkan nya sebelum akhirnya mobil itu meledak terbakar. Ayah Vanny berlari dan memeluk tubuh Kevin untuk diselamatkan dan dibawa pulang untuk dirawat. Karena kebaikan orang tua Vanny yang tulus, Kevin sepakat untuk menjadikan anak perempuan satu-satu mereka menjadi menantu, dan akan dinikahkan dengan Arvan putranya.
Tak disangka perjodohan ini membuat mereka akhirnya menjadi suami istri, namun keduanya sepakat bahwa pernikahan ini adalah bohongan, kerena mereka tidak mencintai satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Yunita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Kesepakatan Arvan dan Vanny
Setelah makan malam yang menegangkan itu terjadi, keesokan harinnya kemarahan Arvan semakin menjadi-jadi. Dalam perjalanan ke kantor Vanny dan Arvan seolah membisu dan kalut dalam fikiran masing-masing.
Arvan pun menepikan mobilnya secara tiba-tiba, seketika Vanny terperanjat kaget bukan main. Arvan dengan mata elangnya menatap Vanny dengan penuh ancaman.
"Kau. !!! Keluar kau dari mobil ini, Aku tak sudi berada didekat wanita rubah sepertimu." Ucap arvan seolah menuduh Vanny dalang dibalik semua perjodohan ini.
"Wanita rubah.? Apa maksudmu berbicara seperti itu.?" Ucap Vanny yang merasa heran dengan perkataan Arvan barusan.
"CEPAT KELUAR..!!" Ucap Arvan dengan nada tinggi, hingga siapapun yang mendengarnya pasti ketakutan.
Vanny seketika merasa terancam dengan Arvan yang sedang marah, biasanya jika Arvan marah dia hanya akan membulinya dan merendahkan vanny dengan kata-kata sarkasnya.
Tapi ini berbeda, dia seolah melihat sisi lain yang lebih kejam pada diri Arvan. Apa yang sebenarnya Arvan fikirkan, tentu ia pun tak tau. Dia hanya mencoba kembali tenang dan keluar dari mobil secepatnya. Setelah itu dia memesan taxi online untuk melanjutkan perjalannya ke kantor.
Setiba di kantor pun Arvan masih marah-marah pada semua karyawan yang melakukan masalah-masalah sepele. Mood nya benar-benar jelek hari ini. Dia sperti singa lapar yang hendak memakan mangsanya.
Vanny pun sampai juga di kantor, ia melihat semua ketegangan karyawan seolah mereka sedang melakukan kesalahan. Dia pun berjalan gontai menuju ruangannya, seolah sedang membawa beban berat dipundaknya.
"tok tok tok!! Permisi.. Vanny boleh aku bicara.?" Ucap Bram dengan tiba-tiba yang sudah berada diruangannya.
"Boleh pak Bram, kau mau bicara apa.?"
"Aku lihat hari ini mood Arvan benar-benar buruk, tadi saja semua karyawan habis dimarahi, padahal mereka tidak melakukan kesalahan, yah !! walaupun ada, tapi hanyalah masalah sepele yang sebenarnya tidak perlu dibesar-besarkan." Ucap Bram yang merasa pasti telah terjadi sesuatu, sehingga membuat mood Arvan tidak terkontrol seperti itu. "Apa kau tau apa yang menyebabkan dia seperti itu.?" Tanya Bram penasaran.
"Mungkin karena tadi malam Ayahnya menjodohkan kami berdua. Dia tidak terima dan dia marah-marah seperti singa yang sedang bunting. Padahal aku pun tak sudi jika harus berjodoh dengannya." Ucap Vanny dengan sedikit curhat kepada Bram.
"A-apa..? Jadi tuan kevin sudah benar-benar menjodohkan kalian..? Astaga.!! Kenapa dia harus marah ya.? Kan bisa dibicarakan baik-baik sama tuan Kevin." Ucap Bram seakan tidak tau sifat Kevin, padahal Bram sangat tau jika Kevin dari dulu adalah sosok yang sangat tegas, tidak akan ada yang berani menentang keputusannya, termasuk Arvan anak nya sendiri.
"Aku sudah mencoba berbicara baik-baik pada tuan Kevin, bahwa aku dan Arvan bukan lah pasangan yang cocok untuk menikah, jangankan saling mencintai, komunikasi kami saja benar-benar buruk. Aku sangat frustasi dengan perjodohan ini !! Tapi tetap saja tuan Kevin kekeh untuk menjodohkan aku dengan Arvan." Ucap Vanny mencoba menjelaskan kepada Bram, betapa frustasinya ia menerima perjodohan ini.
"Kau yang sabar ya Van, mudah-mudahan kalian segera menemukan titik terang dari masalah ini."
Ucap Bram dengan sedikit prihatin kepada Vanny, dia merasa jika Vanny merasa sangat tertekan dengan perjodohan ini. Namun ia tak berani membantu, karena dia akan berhadapan dengan Kevin. Seakan dia sangat tau apa akibatnya jika melawan keputusan Kevin sehingga dia lebih memilih diam dan hanya bisa mengungkapkan rasa turut prihatin dirinya atas apa yang menimpa Vanny.
"Terimakasih pak Bram kau sudah mau mendengar curhatan ku." Ucap vanny dengan nada lesu.
"Tidak perlu berterimakasih, ceritakan saja apa yang kamu rasakan, agar beban difikiranmu sedikit berkurang. Baik lah aku pergi dulu ya."
Setelah kepergian Bram handpone Vanny pun berdering.
Kring.! Kring.!
Ternyata itu adalah panggilan dari Arvan, dengan cekatan Vanny mengangkat telepon dari Arvan.
"Hallo tuan, ada yang bisa saya bantu.?" Ucap Vanny dengan nada formalnya.
"Kau keruanganku sekarang." Arvan pun langsung mematikan teleponnya.
Tanpa berlama-lama Vanny pun langsung keruangan Arvan.
"Tok.! Tok.! Assalamu alaikum." Vanny pun segera masuk kedalam ruangan setelah pintu terbuka.
"Ada apa tuan memanggil saya, ada yang bisa saya bantu." Ucap Vanny dengan nada khawatir.
Bagai mana dia tidak khawatir, pandangan elang Arvan seolah menusuk sampai ke jantungnya, namun dia tetap mencoba untuk tenang.
"Katakan apakah kau yang berada dibalik semua perjodohan ini.?" Ucap Arvan dengan penuh penekanan. Sehingga Vanny merasa terintimidasi dengan tuduhan Arvan padanya.
"Apa.? Bagai mana kau bisa menuduhku.? aku juga tidak tau apa-apa dengan perjodohan ini.! Kau jangan sembarangan berbicara." Ucap Vanny tak kalah menusuk. Dia tidak habis fikir jika Arvan bisa menuduhnya melakukan hal rendahan seperti itu. Padahal dia pun sangat tidak menyukai Arvan, karena menurutnya Arvan terlalu menyebalkan dan selalu saja menghinanya.
"Haaallaah..!! Kau tak usah naif Vanny, Kau memang sok baik di depan ayahku, dan tujuan mu agar ayahku mau menjodohkanku dengan mu. Itukan yang kau mau selama ini.? Kalau begitu selamat.!!! Tujuanmu benar-benar tercapai." Ucap Arvan dengan nada sarkas. Seolah menurutnya Vanny adalah wanita yang sangat tergila-gila pada ketampanan dan kekayaannya sehingga Vanny mampu menghasut ayahnya dengan kelakuan sok baik dan menuruti apapun yang dikatakan ayahnya dengan harapan suatu saat vanny di jodohkan dengan dirinya.
"Kau berbicara apa sih tuan.? Kau benar-benar menuduhku dalang dibalik perjodohan ini.? Astagaaa.!! Asal kau tau ya tuan Arvan yang terhormat. Aku juga sudah merasa setengah gila memikirkan hal ini. Bagai mana mungkin aku bisa menikah dengan manusia es batu tanpa perasaan sepertimu.? Jadi kau jangan kepedean ya, bagiku ini hanyalah sebuah mimpi buruk." Ucap vanny dengan tidak kalah pedasnya, dia benar-benar emosi mendengar perkataan Arvan yang terlalu percaya diri dan merasa Vanny sangatlah mendambakan perjodohan ini.
"Apa kau bilang,.? Mimpi buruk.? Hahah mana ada wanita yang menolak dijodohkan denganku, selain aku tampan, aku juga punya kekuasaan. Jadi wanita rendahan sepertimu pasti tergila-gila dengan ketampananku dan kekayaanku." Ucap Arvan dengan sangat percaya diri dan kembali mengagung-agungkan dirinya di hadapan Vanny, sehingga membuat Vanny semakin muak dengan tingkahnya.
"Lama-lama aku bisa gila kalau berbicara dengan manusia sepertimu...! Dengar ya ,! tidak semua wanita menyukai ketampanan dan kekayaan, apalagi manusianya seperti kau.! Aku lebih memilih hidup sederhana dengan pria miskin tapi selalu menghormatiku dan menjadikanku ratu dihatinya. Dari pada aku menikah dengan manusia es batu yang tidak punya perasaan sepertimu, walaupun kau punya segalanya itu tidak berarti untukku." Ucap vanny dengan ngos nosan akibat menahan emosi.
Seketika Vanny terdiam, tiba-tiba vas bunga yang berada di dekatnya, ia lempar tepat mengenai kepala Arvan. Sehingga membuat Arvan kesakitan dan kepalanya pun mengeluarkan darah segar. Tiba-tiba Vanny tersadar dari lamunannya, dan yang terjadi barusan hanya ada dalam khayalannya.
Arvan pun melongo dengan ucapan vanny. Bagai mana mungkin ada wanita yang keberatan dijodohkan dengannya. Sementara ia sudah mendekati kata sempurna. Dia benar-benar tidak percaya jika ternyata Vanny juga menolak perjodohan ini.
"Jadi apa yang akan kita lakukan, kau tau ayah ku kan.? Baginya keputusan yang sudah dia buat tidak akan bisa diganggu gugat. Aku juga tidak yakin bisa menggagalkan perjodohan ini." Ucap Arvan dengan nada frustasi, dia tidak tau harus berbuat apa agar perjodohan ini tidak terjadi.
"Aku juga sudah tidak tau harus berbuat apa, Aku merasa otak ku sekarang cukup penat seperti mau pecah memikirkan masalah ini." Ucap vanny dengan nada lemas, seolah diapun sudah tak tau harus berbuat apa.
Arvan memikirkan bagai mana keluar dari masalah ini, tiba-tiba suatu hal terlintas di otaknya.
"Vanny, aku sudah tau jalan keluarnya." Ucap Arvan dengan nada semangat dan mata berbinar.
"Hah, ba-bagai mana jalan keluarnya tuan.?" Ucap Vanny dengan antusias.
"Kita akan tetap menikah, tapi ini hanyalah sandiwara. Jadi kau dan aku pura-pura setuju untuk menikah. Agar ayahku yakin bahwa kita memang mau untuk dijodohkan. Tapi kau tenang saja, kau tidak akan kusentuh sperti suami isteri sungguhan. Kau dan aku hanya berpura-pura saja. Setelah dua tahun pernikahan kita akan bercerai."
Lantas vanny pun terkejut mendengar ide dari Arvan. Bagai mana bisa mereka mempermainkan ikatan pernikahan yang sakral dan suci.
"Kau gila tuan, kau tau jika bangkai akan tercium juga. Tuan Kevin akan sangat kecewa jika suatu saat dia mengetahui kalau pernikahan kita hanya sandiwara."
"Kau tenang saja, ini tidak akan terbongkar. Setelah dua tahun pernikahan, saat itu aku akan mencari cara agar bisa bercerai dengan mu. Kau tau Vanny, ayahku bahkan mengancamku untuk ditendang dari keluarga Wijaya dan tidak mendapat hak waris apapun jika aku tidak menikah dengan mu. Jadi aku harap kerja samamu okey.!! " Ucap Arvan yang selalu memikirkan dirinya sendiri.
Vanny pun diam sejenak dan berfikir, bagai manapun kerasnya ia menolak pasti tuan Kevin akan kekeh dengan pendiriannya. Mau tak mau diapun setuju dengan ide Arvan.
"Tuan Arvan, aku setuju dengan idemu. Tapi kau ingat, setelah dua tahun pernikahan itu kau harus menceraikanku bagai manapun caranya." Ucap Vanny dengan penuh keyakinan.
"Baik. Deal.!!"
"Deal.!!"
Mereka akhirnya sama-sama sepakat dengan ide gila Arvan. Seakan semua jalan keluar sudah buntu dan hanya ide inilah yang bisa mereka lakukan. Mereka benar-benar membuat kesepakatan diatas kertas yang ditanda tangani kedua belah pihak. Yaitu kertas pernikahan kontrak berikut dengan semua point yang disepakati oleh kedua belah pihak.