Malam itu petir mengaum keras di langit, suara gemuruhnya bergema. Angin mengamuk, langit menangis, meneteskan air dengan deras. Alam seolah memberi pertanda, akan datang suatu bencana yang mengancam sebuah keluarga.
Clara seorang ibu beranak satu menjadi korban ghibah dan fitnah. Sampai mati pun Clara akan ingat pelaku yang sudah melecehkannya.
Akankah kebenaran akan terungkap?
Siapa dalang di balik tragedi berdarah ini?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Dibully Setan
Dilara merasakan lelah yang teramat sangat. Energinya terkuras habis. Dilara beristirahat sebentar bersandar membelakangi punggung Dira. Dilara juga mengirimkan doa-doa di dalam hati untuk Risya. Semoga Risya diberikan kemudahan dan diampuni segala dosa-dosanya. Dan Risya tenang di alamnya.
Sementara itu Kona membuka laptop dan berseluncur di dunia maya. Kona mengetik sesuatu dan Kona menunjukkan sebuah informasi dari sebuah situs berita tentang siswi SMP yang bunuh diri di salah satu sekolah negeri di kotanya.
Kona menaruh laptopnya di atas kursi taman. Dan teman-temannya yang ada di taman saat itu membaca artikel tersebut. Ternyata semua yang diceritakan Risya benar adanya. Risya menjadi korban bully dan fitnah Ella. Lagi-lagi Ella, semua gara-gara Ella. Mereka jadi tahu sifat asli Ella. Dilara juga pernah menjadi korban fitnahnya.
"Intinya gaes, apapun berita yang kalian terima, jangan didengarkan dari satu sisi. Kalian juga harus mendengarkan dari satu sisi lainnya. Karena setiap orang berbeda, salah mendengar, salah mengartikan sesuatu. Walaupun itu dari orang dekat kalian sekalipun. Sekarang banyak orang bermuka dua," kata Dira.
...----------------...
Ella duduk sendiri di perpustakaan. Ella terganggu dengan notifikasi grup chat di ponselnya. Ella yang penasaran membuka grup chat kampus.
Mata Ella terbuka lebar, Ella membuka link yang ada di sana. Berita tentang bunuh diri siswi SMP di sekolahnya dulu.
"Dia, dia itu kan si jelek,"
Ella kemudian membaca lagi obrolan di grup kampus, di sana Kona menjelaskan siapa Risya, bagaimana ada luka di wajah Risya, sampai terjadi pembullyan bertahun-tahun yang menghilangkan nyawanya.
Kona juga memberitahukan kepada anggota grup chat, tadi ada sedikit keributan di halaman parkir antara Ella dan Dilara. Ella sempat dicekik Dilara. Dan yang mencekik Ella itu bukanlah Dilara, tetapi Risya yang masuk ke dalam tubuh Dilara. Kona mengklarifikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Ella semakin menegang, Ella kembali mengingat Risya. Ternyata Risya datang untuk membalas dendam padanya. Saat ini bayang-bayang Risya melekat di benaknya. Ella melihat ke sekeliling perpustakaan.
Di pojok sana Ella melihat Risya sedang membaca buku. Ella melihat lagi ke pojok yang lainnya, Risya juga sedang asik mengutak-atik laptopnya. Ella mengucek kedua matanya memperjelas pandangan. Ternyata di dalam perpustakaan itu semua orang berwajah Risya. Dan Risya-Risya itu tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Ella.
"Hallo Ella, lama tak bertemu," tiba-tiba Risya muncul tepat di depan meja Ella.
Ella tersentak bangkit sampai kursi yang dia duduki terjatuh. Ella dengan gemetar mundur ke belakang. Ella menabrak seseorang, Ella perlahan membalikkan badannya.
"AAAAAAAAAAAA!" Ella berteriak sekuat tenaga. Ella melihat wajah Risya penuh dengan cucuran darah dan dari kedua matanya keluar belatung.
Semua yang ada di perpustakaan kaget melihat tingkah Ella. Ella berlari tunggang langgang keluar dari perpustakaan. Ella seperti orang gila, di mata Ella saat ini semua orang adalah Risya. Ella tidak sanggup lagi berlari. Ella mencari tempat yang dianggapnya aman. Ella masuk ke dalam toilet.
Ella mengatur napasnya yang hampir habis. Ella membasuh wajahnya yang penuh dengan keringat. Ella menatap pantulan dirinya di cermin.
"AAAAAAAAA!" Ella menutupi matanya. Ella kembali melihat Risya tepat di belakangnya. Ella jatuh pingsan tak sadarkan diri. Pintu toilet otomatis terkunci dan di depan toilet ada tulisan 'dalam perbaikan'.
Sebenarnya sosok yang dilihat Ella bukanlah Risya, melainkan sosok kuntilanak yang selama ini menemani Risya. Dia ternyata mengikuti Dilara dan teman-temannya tanpa sepengetahuan Risya. Setelah mendengar cerita dari Risya yang meminjam tubuh Dilara, kuntilanak itu marah dan ingin memberi pelajaran untuk Ella.
Suasana kampus kembali gempar karena postingan Kona di forum obrolan grup kampus. Ella jadi trending topik di kampus. Berita terakhir ada yang melihat Ella ketakutan di kampus. Ella terlihat pucat dan ketakutan melihat orang-orang.
"Rasain lu Ella, itu semua karena perbuatan lu."
"Jahat amat tu mulut,"
"Nyesal gue, gue dulu percaya semua omongannya. Gue gak nyadar, dia selalu menghina orang di balik candanya. Dan gue percaya,"
Terdengar suara-suara dari teman-teman Ella. Ella selama ini memang dikenal asik. Karena dia bisa menghidupkan suasana dengan candaannya. Tapi sebagian dari teman-temannya yang menyadari sifat dari Ella mencari tahu kebenaran dari ucapannya. Dan setelah tahu mereka perlahan mundur dan memutuskan membatasi Pertemanan dengannya.
Kegiatan di kampus berjalan normal seperti biasa. Ella tidak terlihat. Sampai sore menjelang mobil Ella masih ada di parkiran kampus. Ella masih belum sadarkan diri di dalam toilet.
Ella mendengar suara azan berkumandang. Ella memegang kepalanya yang sakit. Ella masih berada di dalam toilet. Ella melangkahkan kakinya keluar dari toilet. Pintu toilet tidak bisa terbuka. Ella menggedor pintu berteriak minta tolong.
"Bagaimana rasanya terkunci di dalam kamar mandi? Asiiiik kannnnn, hi, hi, hi," Kuntilanak melayang-layang di belakang Ella.
"AAAAAAAAAA!"
Ella berhasil merusak pintu toilet. Ella berlari menelusuri koridor kampus yang sepi. Di bawah langit jingga, Ella banyak sekali melihat penampakan setan-setan yang mulai bermunculan. Ini yang kedua kalinya Ella melihat segerombolan setan. Berbagai jenis setan berkumpul di kampus.
Ella terus berkeliling kampus, mencari jalan keluar. Begitu banyak setan yang menutup jalannya. Mereka seolah-olah ingin Ella tetap bersama mereka. Karena Ella saat ini menjadi mainan mereka. Setan-setan itu tertawa di tengah ketakutan Ella.
Ella berteriak minta tolong. Tidak ada satu pun yang mendengar dan menolongnya. Ella hampir frustasi. Ella terus berlari ke sana dan kemari. Ella memberanikan diri menerobos setan-setan yang menghalangi jalannya. Ella berhasil melewati mereka. Dengan tangan gemetar Ella mengambil kunci mobil di dalam ranselnya.
Ella berusaha menenangkan diri. Ella beberapa kali gagal memasukkan kunci ke dalam kontak mobil. Kiri kanan mobil Ella sudah bermunculan setan-setan yang kembali mengepungnya. Ella menghubungi Nenek Intan meminta pertolongan.
Nenek Intan yang sedang melakukan panggilan video menolong Ella dari kejauhan. Nenek Intan dengan kekuatannya mengusir setan-setan itu. Perlahan setan-setan yang menggangu Ella menghilang. Ella bisa bernapas lega.
Ella berhasil menghidupkan starter mobilnya. Ella langsung tancap gas meninggalkan kampus. Ella bukannya menyesali perbuatannya karena sebelumnya pernah membully Risya, Ella malah mengumpat habis-habisan.
"Kurang ajar lu Risya! Gue harap lu masuk ke dalam neraka! Hancur remuk badan mu terbakar api!" Ella mengeluarkan sumpah serapahnya.
Ella mencium bau bangkai yang begitu menyengat. Ella membuka semua jendela mobilnya. Ella hampir muntah. Bau itu semakin menusuk-nusuk penghidu. Bulu roma Ella merinding. Ella merasakan hembusan di belakang lehernya. Ella menatap ke kaca spionnya.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...