NovelToon NovelToon
Queenzy Aurora Wolker

Queenzy Aurora Wolker

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: aili

Queenzy Aurora Wolker gadis yang memiliki wajah yang cantik itu sangat menggilai seorang Damian Putra Throdhor Putra.Pewaris utama Keluarga Throdhor yang memiki kekayaan.nomer satu di dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2

"Sorry. Tapi ini sangat penting Mr Frank mengancam jika sampai orang tua mu tidak datang lagi. Maka kau bisa dikeluarkan dari Sekolah"

"Pamanku akan datang"

Jawab Aurora Sembari duduk di depan bengkel menunggu blacky selesai di modif.

Rama berdecak kesal mengambil kursi kemudian ia pindahkan ke dekat Aurora

Lelaki dengan perawakan orang bule dengan kulit putih mata yang berwarna coklat muda itu berusaha bersabar dengan sikap cuek temannya.

"Aurora, Mr Frank mengatakan jika paman mu.."

"Aku tidak perduli jika dia mau maka paman ku yang akan datang.Jika tidak maka tidak perlu"Santai Aurora menatap datar

Rama menghela nafas berat

"Baiklah.jika kau dikeluarkan dari sekolahan bagaimana kau bisa mengejar cinta Damian mu itu huh? kau rela dia didekati lalat betina."

"aku masih bisa mengejarnya ditempat lain"

"Tapi itu tidak akan efektif,Aurora! secara di sekolah itu banyak Gadis gadis.Kalau diluar kita masih tertolong oleh sikap beku pangeran mu itu."hasut rama mencegah niat Aurora yang abai akan ancaman dari Sekolah nya.

Tentu hasutan Rama berhasil masuk ke cela telinga Aurora.Dia sebenarnya sudah sangat lelah dengan surat surat peringatan ini tapi mau bagaimana lagi.Aurora bukan gadis yang sabar mengenai orang orang yang mencari masalah dengannya.Jika mau berhenti maka akan sedikit tanggung.Masalahnya sudah kelas 12 dan terus Damian akan banyak menghabiskan waktu di sekolahan.Aurora akan sangat sulit untuk menemui lelaki itu jika diluar.

"Bagaimana, kau masih mau bersikap acuh seperti ini?"

"katakan rencanannya!"

pinta aurora mengalah

Mata Rama berbinar.ia segera memeluk Aurora yang sigap menampol kepala nya. hingga pelukan itu terlepas

"Jangan menyentuhku!"

"Ck!! I know. Tubuh mu hanya milik tuan muda Theodore yang arogan itu kan?"

"itu kau tau"ketus aurora menepis nepis seragamnya sekolah seolah membersihkan bekas sentuhan Rama.

lelaki itu sampai mendelik malas punya teman karib yang sangat kasar dan tidak berbudi seperti aurora memang harus banyak bersabar.

Namun, Rama teringat jika nanti malam ada balapan besar dan lumayan. Apalagi ia juga butuh uang jajan lebih untuk mentraktir para gadis nya nanti. Sekedar info Rama tidak selugu wajahnya.Dia playboy dan juga punya club sendiri yang biasa menjadi tempat berkumpul mereka

"Ra! Ada balapan nanti malam masalahnya taruhannya lumayan"

Aurora yang tadinya mau berdiri melihat motornya seketika menoleh

"Aku tak punya barang untuk dipertaruhkan yang mau dipertaruhkan"

"Jangan sok polos. Biasanya aku yang mendanai mu dulu"jengah Rama tapi Aurora hanya menaikkan bahu nya acuh dan berdiri didekat lelaki yang bisa membenahi motornya.

"Aurora aku akan memberikan motorku kali ini untuk taruhannya. Bagaimana?"

"tidak mood"Aurora memang sedang dalam suasa hati yang buruk

"ayolah. Aku sedang butuh uang, ra!! jika kau menang kita bagi dua seperti biasa nya

Aurora mengacuhkan rama. Bahkan ia lebih tertarik berbicara dengan Riko pria 28 tahun yang memang pakar dan tahu selera Aurora bagaimana.

"Bagaimana ini bisa diberi stiker tapi jangan terlalu mencolok"

"Nama Damian mu itu?"

Aurora tersenyum kecil dan mengangguk membuat riko terkekeh dengan tangan yang penuh dengan oli.

"Aurora"

"Kak Riko! Aku rasa rem nya kurang main.Tadi ada masalah saat di.."

"Aurora"

"Apaaa?"sungut Aurora emosi saat Rama memanggil manggil namanya

Riko hanya tersenyum melihat Rama menampilkan wajah seimut mungkin untuk membujuknya.

"Ikut ya? Aku janji akan mengabulkan apapun permintaanmu asal kau ikut.Ok?"

"Aku sedang tidak ingin Rama! Kau cari saja anak anak lain!" jengah Aurora memang tidak mood untuk balapan saat ini.

"Tapi nanti ada Damian"

Aurora diam dengan mata menyipit menatap Rama curiga. Tentu Rama jadi agak canggung dan gugup karena merasa terintimidasi.

"Maksud ku aku akan berusaha membuat Damian datang ke sana janji!"

"Jika tidak?"Aurora menaikkan satu alisnya tanpa ekspresi

"Jika tidak... kau bisa meminta apapun.Aku tidak akan menolak.Baik itu kau suruh membantu mengejar Damian atau yang lainnya terserah.Yang jelas kau ikut dan menang"

"Deal!"ujar aurora membuat rama kegirangan.

Dan lagi-lagi ia berhambur memeluk Aurora tanpa aba aba

Aurora sudah bertanduk mau mencekik Rama tetapi lelaki lari dan membawa surat undangan orang tua Aurora.

Riko hanya menggeleng geleng melihat Aurora melempar Rama dengan sepatunya berkeliling di sekitar bengkelnya yang sudah sepi mau gelap.

Tampa mereka sadari ada segerombolan anak anak sekolah Theodore yang lewat di dekat bengkel.Mereka menghentikan mobilnya saat melihat Aurora mencak mencak mengejar Rama.

"Ck! Murahan.Dia mengejar Damian tapi juga punya hubungan gelap dengan teman nya sendiri"

"Ini akan booming jika kita rekam"ujar mereka mau mencari sensasi mengandalkan Aurora.

****

Damian baru saja sampai di markas besar Daddy-nya.ia turun dari motor besarnya itu kemudian melepas helm hingga wajah tampan nya yang amat disegani tampak jelas mendominasi.

Semua anak buah berjaga di markas menyapa Damian sang generasi penerus klan Theodore.mereka amat tunduk pada Putra sulung pasangan Ethan dan Eleza.

"Tuan Damian"

Damian hanya mengangguk melangkah memasuki markas besar mereka.Sudah jadi rutinitas Damian setiap pulang sekolah akan mengunjungi tempat ini. Daddy nya perlahan lahan ingin Damian mengambil alih klan mereka karena pria itu sudah mau fokus menjadi bapak rumah tangga.

Sesampainya kedalam.Damian pergi ke ruang tembak ia akan latihan beberapa jam sebelum pulang ke Masion

"Daddy ku tidak datang?"

Tanya Damian pada salah satu anak buah diruangan tembak

"Tidak, Tuan muda! Tuan Ethan sudah tidak ke markas satu Minggu ini"

Jawaban itu membuat Damian mendengus. Pria paruh baya itu hanya membual soal menguji semua latihan nya dalam beberapa bulan ini.

Karena tidak mau membuang buang waktu. Damian segera melepas atasan seragam sekolahnya hingga hanya menyisakan kaos pendek hitam yang mencetak tonjolan otot lengan tampak jantan.

Tubuh tinggi terpahat sempurna. Anak buah mereka yang melihat itu hanya bisa menelan iri. Walau tidak berotot berlebihan tapi sebagai remaja akhir berusia 18 tahun, Damian sudah sangat tampan dan menjadi idaman.

Apalagi wajah nya adalah kombinasi sempurna atas ketampanan sang Daddy dan aura intimidasi dari mommynya.

"Tinggalkan ruangan ini!"

Titah Damian memasang perlengkapan menembak nya tanpa menoleh sedikit pun.

"Apa tuan muda butuh bantuan?"

"Tidak!"tegas Damian memilih pistol disebuah rak khusus menempel di dinding ruangan.

Mereka saling pandang lalu patuh pergi ke luar ruangan. Damian memang tidak suka ada orang lain yang mengganggu nya saat latihan walau hanya sekedar berdiri tapi tatapan matanya sangat mengganggu.

Pilihan damian katun kepada pistol SIG Sauer P226 yang punya metode duel action. Saat ia melepaskan peluru maka ada dua timah yang akan melayang ke arah lain.

Sialnya Damian sudah mahir menggunakan senjata itu. Tembakannya tak pernah meleset.caranya membidik asal tapi terkesan sombong tanpa melihat jelas objek tembakannya.

Dilatih sejak sejak kecil menjadikannya serba bisa menggunakan senjata apapun.

Terkadang jika bosan, Damian akan memimpin penyerangan atas organisasi musuh yang mau mencari mati mengusik mereka.

Saat tembakan ke lima meluncur, Damian mendecakkan lidah kasar saat ponsel di sakunya berdering.

Dengan kesal ia menyudahi aksinya kemudian mengambil benda itu. Damian melepas alat pengaman telinga dan kacamata menembak di kepala nya kemudian membuka notifikasi yang masuk bertubi tubi.

Muncul lah Vidio pendek Aurora yang sedang mengejar Rama bahkan Aurora tidak segan memiting leher Rama hingga kepala pria itu berdempetan dengan dadanya.

Tatapan Damian semakin mendingin melihat ada caption dibawah Vidio itu yang mengatakan Aurora murahan.

"Sialan!"geram Damian langsung keluar dari grub sekolah nya

"berita tidak penting"

Damian melempar ponselnya ke sofa sudut ruangan

Kemudian lanjut menembak. Kali ini agak berbeda. Tembakannya bertubi tubi menghancurkan objek dihadapan nya.

Timah melayang berbalut emosi.Damian muak dengan tingkah Aurora yang terkesan memang murahan dan mempermainkannya. Dia mengatakan cita dan mengejar secara brutal tapi sering kali merendahkan nya dengan cara dekat dengan laki laki lain.

"Ja**lang !! Bicth!!"makinya melepas tembakan terakhir kemudian melemparkan pistol itu ke kaca samping nya sampai benda itu pecah.

"Tuan"Anak buahnya berbondong masuk karena mendengar kaca berhamburan.Tapi saat melihat wajah tidak bersahabat Damian.mereka urung masuk dan memilih diam didepan pintu.

"Tuan kenapa?"bisik mereka yang merasa heran

"Sudah terbiasa seperti ini. Kau seperti tidak tahu Damian bagaimana"

Mereka hanya berani berbisik pelan karena Damian tampak akan memakan mereka hidup hidup.

1
Nuzul'ea
damian ini cuek tapi perhatian,yaa walaupun aurora gak tau
بنتى بنتى
next
N Kim
terima kasih😊
Dewi hartika
next thor terus, berinspirasi selalu, semangat.
Nuzul'ea
kak semangat terus up nya aku tunggu,ceritamu kerenn/Ok//Good//Good//Good/
Dewi hartika
hem udahlah tinggalkan damian itu, karna tak menghargai perjuanganmu, lebih baik jalani hidup dengan kebahagiaan, dari pada kecewa dan rasa sakit, next thorr.
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut
Aisyah Azzahra
Saya sangat menyukai cara penulis menggambarkan suasana.
N Kim
terima kasih sudah mau membaca ceritaku/Smile/
Tsumugi Kotobuki
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!