“ Pak tolong lepaskan. “ Ucap Kezia ketakutan, ia sudah menangis saat ini. Kezia sudah berteriak tapi tidak ada satu orang pun yang mendengarnya karena tidak ada satu orang pun berada di sekitar Kezia. Kevin tidak menghiraukan tangisan Kezia, ia tetap menarik Kezia dengan paksa untuk memasuki apartemennya.
Saat mereka sudah berada di depan apartemen pria itu, Kevin dengan keadaan mabuk dapat membukanya dengan mudah dan kemudian menarik Kezia memasuki apartemennya. Di situ ketakutan Kezia terjadi, mahkotanya yang sudah ia jaga selama 22 tahun direnggut paksa oleh pria mabuk itu. Kezia rasa hidupnya sudah berakhir sekarang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIRAKSA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 : PULANG KE RUMAH
Jam 4 pagi Kezia sudah terbangun dari tidur nyenyaknya. Kezia merasa ia sudah bangun sangat cepat tapi ternyata ia salah, Kevin sudah tidak ada lagi di sampingnya. Kezia dapat melihat Kevin yang sudah rapi dengan kemeja yang pria itu kenakan. Sepertinya Kevin akan masuk kerja hari ini. Kevin duduk di sofa dengan banyaknya kertas kertas di hadapannya. Kezia mendudukkan dirinya perlahan, sesekali ia mengucek matanya untuk menghalau rasa kantuk yang masih Kezia rasakan. Jika bukan karena Kevin, Kezia mungkin akan menidurkan dirinya kembali. Kezia bangkit dari tidurnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
“ Mau sarapan di mana? “ tanya Kevin saat melihat Kezia yang sudah keluar dari kamar mandi dengan tampilannya yang sudah rapi.
“ Terserah “ Jawab Kezia yang mulai memakai riasan di wajahnya. Perempuan itu duduk bersila di atas ranjang di depan Kevin.
“ Bukannya perempuan hamil tidak bisa memakai riasan wajah? “ Kevin terus menatap Kezia, ia tidak ingin terjadi apa apa dengan bayinya.
“ Ada beberapa kandungan yang tidak bisa dipakai. Tapi yang aku pakai sekarang sudah aku konsultasikan ke dokter kandungan, dokter bilang ini aman. “ jawab Kezia dengan senyum tipis, Kezia merasa terharu. Ia tidak pernah membayangkan bahwa pria seperti Kevin akan se perhatian itu kepada bayi yang ia kandung.
Mendengar penjelasan Kezia membuat Kevin merasa tenang. Setelah menyelesaikan urusan masing masing, mereka akhirnya keluar dari hotel sekitar pukul 6 pagi. Kali ini Kevin juga mengendarai mobilnya sendiri, entah kenapa belakangan ini ia lebih suka mengendarai mobil sendiri. Kevin mengendarai mobilnya menuju rumah yang sudah Kezia tinggali beberapa minggu terakhir. Tapi sebelumnya mereka sudah sarapan di salah satu restoran cina. Awalnya Kezia ingin makan bubur ayam saja, tapi entah kenapa tiba tiba ia sangat ingin makan makanan dari negeri bambu tersebut. Dan Kevin yang mendengar keinginan Kezia hanya mengikuti saja karena Kevin bukanlah orang yang pilih pilih makanan. Selagi makanan itu enak Kevin bisa memakannya. Terlebih Kezia sedang hamil sekarang, mungkin ini salah satu ngidam perempuan itu jadi Kevin merasa ia harus mengabulkan keinginan Kezia.
Sekarang mereka sudah sampai di rumah bergaya modern dengan dua lantai itu. Kevin turun dari mobil dengan menenteng koper mereka ke dalam rumah, sedangkan Kezia hanya mengikuti di belakang Kevin. Kezia mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah, ia menatap Kevin melangkah memasuki kamar mereka yang berada di lantai satu. Sebenarnya kamar utama di rumah ini terletak di lantai dua, tapi karena kondisi Kezia yang sedang hamil jadi mereka memutuskan menempati kamar di lantai satu saja. Karena tidak mungkin membiarkan ibu hamil naik turun tangga. Mereka bisa pindah ke kamar utama setelah Kezia melahirkan nanti. Setelah menaruh barang barang mereka Kevin kembali melangkahkan kakinya menuju tempat Kezia berada.
“ Saya harus pergi ke kantor sekarang. “ Ucap Kevin yang sudah berada di hadapan Kezia.
“ Mmhh “
“ Kalau kamu butuh sesuatu segera hubungi saya. “
“ Baik mas “
Setelah itu Kevin melangkahkan kakinya keluar rumah. Saat sampai di depan ia bertemu dengan bi Rumi yang baru datang entah dari mana.
“ Tuan sudah pulang “ Ucap bi Rumi menghampiri Kevin yang sudah rapi dengan setelan jas nya.
“ Aku baru saja sampai “
“ Tuan sudah sarapan? Mau saya siapkan makanan? “ Tanya bi Rumi dengan senyum tulusnya, bi Rumi sudah menganggap Kevin seperti anaknya sendiri. Ia sangat menyayanginya.
“ Aku dan Kezia sudah sarapan. Sekarang aku harus ke kantor jadi tolong jaga Kezia ya bi “
“ Baik tuan “ Bi Rumi tersenyum saat mengatakannya. Ia belum pernah melihat sisi perhatian tuannya itu terhadap orang lain. Mendengar jawaban bi Rumi Kevin langsung pergi mengendarai mobilnya menuju kantor.
Bi Rumi memasuki rumah itu dengan senyuman yang belum luntur. Setelah masuk ia bisa melihat istri tuannya yang sedang duduk di ruang tengah dengan ponsel di tangannya. Walaupun Kezia berasal dari keluarga miskin dan latar belakang pendidikan yang rendah, tapi bi Rumi dapat melihat keserasian tuan dan nyonya nya itu. Kezia sangat cantik walaupun bukan dengan cara yang mencolok. Perempuan itu tidak pernah memakai baju atau perhiasan yang mahal tapi kecantikan Kezia tidak perlu diragukan lagi. Bi Rumi merasa tuannya tidak akan sulit untuk jatuh cinta kepada istrinya itu, karena selain cantik bi Rumi merasa Kezia juga merupakan perempuan yang baik hati.
“ Nyonya membutuhkan sesuatu? “ Tanya bi Rumi saat sudah berada di hadapan Kezia.
“ Tidak ada bi. “ Jawab Kezia dengan senyuman manisnya. Ia sudah beberapa kali melarang bi Rumi untuk memanggilnya dengan sebutan nyonya karena ia tidak nyaman dengan panggilan tersebut tapi bi Rumi tidak pernah mengiyakannya. Jadi Kezia hanya bisa pasrah dengan panggilan itu.
“ Kalau begitu saya izin ke belakang. Bila nyonya butuh sesuatu, nyonya bisa panggil saya. “ Ucap bi Rumi yang di iyakan Kezia dengan senyum dan anggukannya. Bi Rumi melangkahkan kakinya menuju dapur untuk melakukan pekerjaannya.
Sekarang hanya tinggal Kezia seorang diri yang berada di ruangan ini. Ia mulai memperhatikan beberapa hal yang berubah di ruangan itu. Ada beberapa barang baru yang entah kapan ada di ruangan itu. Kezia juga sedikit terkejut dengan foto cukup besar yang tertempel di dinding rumah itu. Itu adalah foto pernikahan mereka yang baru saja berlangsung kemarin. Lalu bagaimana bisa foto itu tiba tiba ada di sana. Tapi ia rasa ia tidak perlu bingung. Suaminya kaya raya, pria itu bisa melakukan apapun yang diinginkan dengan uangnya. Entah Kezia perlu bersyukur atau tidak dengan fakta itu. Kezia sangat bersyukur karena dengan uang Kevin ia bisa hidup dengan mudah. Ia tinggal di rumah yang cukup nyaman dan besar dengan beberapa pekerja yang mengurus rumahnya. Di rumah mereka sekarang ada dua satpam yang 24 jam menjaga rumah mereka, salah satu satpam juga dipekerjakan untuk mengurus taman. Dan ada dua pembantu yang tinggal di rumah itu. Kezia sangat beruntung memiliki mereka. Tapi kekayaan Kevin juga kadang membuat Kezia sedih. Karena berasal dari latar belakang yang berbeda membuat Kezia sering merasa takut. Ia takut diperlakukan dengan buruk walaupun sepertinya Kevin bukan orang seperti itu. Terlebih keluarga Kevin yang sepertinya tidak menyukai Kezia karena ia bukan berasal dari keluarga kaya raya seperti mereka. Mereka tidak berada di level yang sama. Tapi mau bagaimana lagi, ia harus menguatkan dirinya agar bisa menjalani pernikahan ini. Ia harus belajar menerima pernikahan ini. Ia juga harus belajar menjadi istri yang baik untuk Kevin. Melayani segala kebutuhan pria itu walaupun mungkin sulit. Tapi apa salahnya mencoba.