*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*
Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.
Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.
Mohon tinggalkan jejak ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
“Wuk...wuk,” terdengar bunyi tinju yang di ayunkan, Ardo memasang pivot layaknya seorang petinju dan melancarkan pukulan jab kanan kemudian kiri dengan cepat, dia berbalik dan melakukan hal yang sama. Desi diam diam melihatnya melalui cermin sambil mengangkat kakinya lurus ke atas dari samping dan memegangnya, dia tersenyum melihat Ardo yang sedang berlatih.
“Bwuung,” layar hologram berwarna kuning kembali muncul di hadapan wajah Ardo yang masih berlatih, Ardo membacanya.
\=========================================================
Daily Training :
- Push up (50/50) completed
- Sit up (50/50) completed
- Squat (50/50) completed
- Jab right / left (50/50) completed
Reward Training received :
Exp point : 20.000p
Money : 20.000.000 IDR
\=========================================================
Level up, gained new skill.
Level : 3 (1.750 / 25.000)
Strength : 2.500
Agility : 2.500
Stamina : 2.500
Power : 2.500
Quest clear : 2
Training : 8
Total reward : 55.600.000.
Skill : Binding soul roots\, *new skill* Mimikri.
\=========================================================
Ardo menunduk terengah engah sambil melihat layarnya dan membasuh keringatnya, kemudian dia berdiri tegak dan merenggangkan tubuhnya,
“Mantap...segar,” ujarnya dalam hati sambil tersenyum.
Tiba tiba, “tap,” Ardo menangkap sebuah botol air mineral yang di lemparkan oleh Desi di sampingnya, Ardo menoleh melihat Desi yang penuh keringat juga sedang minum. Ardo membuka tutupnya dan mulai minum, setelah itu,
“Thanks Des,” ujar Ardo.
“Sama sama, gue duluan ya, mandi dulu trus ke kampus,” balas Desi.
“Lo naik apa ke kampus ?” tanya Ardo.
“Gue bawa motor, dah ya, duluan, sampe ketemu di kelas,” jawab Desi sambil melangkah keluar ruangan untuk menuju ke ruang shower wanita.
“Klap,” pintu di tutup, Ardo duduk bersila sambil membasuh tubuhnya yang penuh keringat dengan handuk dan minum, kemudian dia teringat sesuatu ketika melihat lagi layarnya.
“Kalau terima duit berarti kotak di rumah makin penuh dong ?” tanya Ardo.
[Uang rewardnya sudah di taruh di tempat yang sama.]
“Gitu ya, duh ninggalin duit di rumah ga nyaman nih,” balas Ardo.
[Atau mau saya setorkan ke bank dan membuka tabungan baru ?]
“Wow..emang bisa ?” tanya Ardo.
[Tentu saja bisa.]
“Ya udah, gitu aja, trus satu lagi, ini skill apa ?” tanya Ardo sambil menunjuk layarnya.
[Skill yang bisa membuat tubuh mu menyamar dengan sekitar sehingga tidak terlihat. Mau coba ?]
“Hmm boleh,” ujar Ardo.
Ardo berjalan merapat ke cermin yang memutari seisi ruangan, [Skill activated : Mimikri] tiba tiba tubuh Ardo berubah warna menjadi seperti cermin tepat di depan dia berdiri dan kakinya berubah menjadi warna dinding yang tidak tertutup cermin.
“Wow...gue jadi cermin,” ujar Ardo sambil melihat kedua tangannya.
“Sreeg,” pintu di buka, seorang pegawai gym yang sepertinya baru datang masuk ke dalam, dia memeriksa kondisi ruangan, Ardo diam seribu bahasa namun dia melirik botol air mineral dan handuknya berada di lantai. Sang pegawai melihat botol dan handuk itu, kemudian dia masuk ke dalam ruangan loker dan keluar kembali dengan wajah bingung, akhirnya dia mengambil botol dan handuk yang tergeletak di lantai bersamanya. Sang pegawai keluar dari ruangan dan menutup pintunya tanpa melihat Ardo yang berdiri di depan cermin melihat dirinya sejak awal dia masuk.
Setelah pintu di tutup, Ardo kembali ke wujud semulanya, dia melihat kedua tangannya dan mengepalkannya,
“Keren....mas Restu ga liat gue di sini hehe, lucu juga nih skill,” ujar Ardo.
[Benar, tapi kelemahannya ketika kamu memakai skill itu, kamu tidak bisa bergerak bebas dan harus diam sebab begitu bergerak kamu akan ketahuan dari bentuk tubuh mu yang bergerak walau warna tubuhmu berbaur dengan sekitar.]
“Oh...gitu ya, sip di ingat,” ujar Ardo.
Ardo masuk ke ruang loker kemudian mengambil handuk cadangan di lokernya, setelah itu dia pergi ke ruang shower khusus pria untuk mandi. Setelah selesai berganti pakaian dan bersiap siap pergi, Ardo turun ke lantai satu, “brak,” pegawai yang bernama mas Restu langsung berdiri melihat Ardo turun dari atas,
“Oi Do, lo dimana ? gue keliling di atas kok ga liat lo ?” tanya Restu.
“Gue di toilet kali mas, mules, hehe,” jawab Ardo santai.
“Trus yang cewe tadi siapa ? kok gue ga kenal ya ?” tanya Restu.
“Oh Desi ? loh emang dia bukan anggota ?” tanya Ardo heran.
“Emang sih kemaren ada yang baru daftar tapi gue ga tau cewe apa cowo, gue baru lihat cewe tadi hari ini, kaga mungkin gue kaga tau kalau dia anggota apalagi kalo cewe, secara gue tau semua anggota cewe di gym ini, bisa aja dia yang daftar ke bos langsung kemarin, tapi ya ga tau juga,” jawab Restu.
“Gitu ya,” ujar Ardo berpikir.
“Dia baru aja jalan, lo mau jalan Do ? tumben lo pagi pagi kesini, siapa yang bukain pintu ?” tanya Restu.
“Eh...tadi pas gue dateng udah kebuka kok, ya gue masuk aja,” ujar Ardo.
“Hah yang bener, waduh berarti mungkin si Tarso semalem ga konci pintu, ntar sore coba gue tanya dia,” balas Restu.
“Ya udah ya mas, gue ke kampus dulu,” ujar Ardo bingung.
“Ok, ati ati di jalan ya Do,” balas Restu.
Selesai berpamitan, Ardo keluar dari gym dan naik motornya, Ardo termenung sesaat dan tangannya naik ke dagunya.
“Mas Restu ga kenal Desi hmm, mungkin dia baru daftar, tapi masa dia maen masuk aja kalo ga ada orang ? coba ntar di kampus gue tanya,” balas Ardo.
Ardo memacu motornya menuju ke arah kampus nya yang tidak terlalu jauh dari lokasi gymnya berada. Ketika sampai di wilayah kos kosan tepat di samping kampusnya, perut Ardo mulai terasa lapar, dia melihat ada sebuah restoran padang di ujung jalan yang sudah buka,
“Makan dulu kali ya,” ujar Ardo dalam hati.
Ardo megarahkan motornya ke restoran dan memarkirnya di depan resoran, setelah turun dari motor, Ardo melangkah ke dalam, terlihat ada beberapa orang mahasiswa yang sepertinya juga sedang sarapan di sana dan masih berdiri di depan memesan makanan, seorang pelayan menghampiri Ardo,
“Da, nasi pake rendang ama cumi ya,” ujar Ardo.
“Apa aja...rendang...cumi ya, ok, duduk aja dulu ntar di anter, soalnya lagi rame,” ujar pelayan.
Ardo melangkah masuk, karena melihat suasana ramai, akhirnya dia duduk di meja khusus berempat dan baru terisi tiga orang. Seorang pelayan mengantarkan segelas teh hangat kepada Ardo,
“Da, kopi item ya,” ujar Ardo memesan.
“Siap, sebentar,” ujar sang pelayan.
“Di rumah belom ngopi Do ?” tanya seorang gadis.
Ardo menoleh melihat ke sebelahnya, ternyata di sebelahnya duduk seorang gadis cantik sedang menikmati makanannya,
“Loh Lisna ? lo makan pagi disini juga ?” tanya Ardo.
“Iya, laper banget jadi ya kesini aja, biar ntar siang gue ga makan lagi hehe, lo ada kelas pagi ?” tanya Lisna.
“Iya, ini gue mau masuk kelas, tapi ya karena laper dan rada ngantuk, gue kesini dulu, lo juga ada kelas ?” balas Ardo.
“Gue sih ntar siang, makanya gue kesini dulu isi perut, biar siang gue ga laper dan ngantuk,” jawab Lisna.
Pelayan datang membawa pesanan Ardo lengkap dengan nasi tambahnya, Ardo mengambil nasi tambahnya dan menuangkannya ke piring,
“Makan dulu ya Lis,” ujar Ardo.
“Iya Do, gue malah udah duluan kan hehe,” balas Lisna.
Ardo mulai makan dengan lahap, “trek,” dua orang yang duduk di depan Ardo berdiri dan meninggalkan meja karena mereka sudah selesai, seorang pelayan membereskan piring piring bekas mereka dan membawanya masuk ke dalam, tak lama kemudian dia keluar lagi untuk mengelap meja dan menoleh melihat ke luar,
“Di sini bisa, silahkan,” ujar sang pelayan.
“Trek,” terdengar suara piring di taruh dan seseorang duduk di depan Ardo, tentu saja Ardo melirik siapa yang duduk di depannya, Ardo langsung kaget melihat seorang gadis duduk di depannya,
“Des ? lo makan juga ?” tanya Ardo.
Desi tidak menjawab namun wajahnya terlihat geram dan dia melirik Lisna yang duduk di sebelah Ardo dengan tatapan sinis.