Tentang seseorang siswa laki-laki bernama Yunan, dia adalah pewaris dari Angkasa Grup. Namun, dia merasa diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, semenjak sang ayah menikah lagi. Ayahnya lebih berpihak kepada ibu tiri dan kakak tirinya, yang berambisi mengusai perusahaan. Sementara ibu kandungnya telah meninggal dunia saat dia masih kecil.
Yunan hidup urak-urakan, dia sering mengikuti balapan motor liar di jalanan, bahkan dia sering bermasalah di sekolah. Saat ini dia menjadi siswa kelas 3 SMA di sekolah milik ayahnya. Banyak gadis-gadis yang memuja ketampanannya, mereka menyebutnya pangeran sekolah.
Tidak ada guru yang berani menghukumnya, selain guru biologi, guru cantik itu sama sekali tidak segan kepada Yunan yang notabenenya anak dari pemilik sekolah. Sehingga Yunan sangat kesal kepada guru itu.
Namun bagaimana jika ada sebuah kejadian tak terduga yang membuat Yunan dan guru biologi itu tiba-tiba menjadi sepasang suami-istri? Dan mereka harus merahasiakannya dari siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meresahkan
Sambil menunggu kedatangan guru biologi, Yunan dan Alan terlihat duduk di bangku Malik. Alan duduk di samping Malik, sementara Yunan duduk di atas meja.
"Kita punya teman baru berarti ya?" tanya Alan pada Yunan.
"Iya jadi kita gak perlu berduaan lagi, kayak lagi berpacaran aja, kemana-mana berdua." canda Yunan.
"Untung kagak ada cewek yang berani menjambak gue." Alan menimpali candaan Yunan.
Malik hanya tertawa mendengarnya.
"Bagaimana kalau kita bertiga main game di apartemen lu, Nan? Sudah lama gue gak main ke apartemen lu." usul Alan.
Yunan manjadi panik, jangan ada yang tau Dara tinggal di apartemennya. "O-oh jangan. Emm... maksudnya kebetulan apartemen gue lagi direnovasi, jadi untuk sementara kita gak bisa main di apartemen gue."
"Hmm... sayang sekali." keluh Alan.
"Lagian sekarang ini gue mau fokus belajar, gue akan mengurangi jatah waktu main gue." Yunan ingin benar-benar bisa membuat Dara menyukainya.
"Dihh... insyaf lu. Tapi bagus lah!" Alan menepukan tangan.
"Iya, aku juga harus jualan habis pulang sekolah." Malik menimpali ucapan mereka.
Kemudian Mona datang, dia berdiri di depan Yunan. "Yunan, untuk apa kamu dekat-dekat dengan cowok miskin itu? Kamu gak pantas berteman dengan si culun Malik."
Malik menundukkan kepala, dia sadar betul dirinya miskin dan culun. Tidak pantas berteman dengan Alan dan Yunan.
"Dih... apaan sih datang-datang langsung menghina orang." bentak Alan pada Mona.
Yunan tak ingin menggubris ucapan Mona, dia malah berdiri di atas meja. Kemudian dia berkata dengan lantang. "Dengarkan semuanya! Mulai sekarang Malik adalah teman gue, siapapun yang berani menghinanya atau bersikap kurang ajar padanya. Mereka akan langsung berhadapan dengan gue."
Mona meneguk ludah, dia tidak ingin berurusan dengan pujaan hatinya. Lebih baik dia kembali ke bangkunya lagi.
Malik memang sering mendapatkan hinaan dari teman-teman sekelasnya.
Yunan yakin setelah ini tidak akan ada yang berani menghina Malik lagi, apalagi Angga cs sudah dikeluarkan dari sekolah.
"Ehm!"
Yunan terkejut saat mendengar suara seseorang berdehm, dia sangat tau siapa pemilik suara itu. Tentu saja sang istri tercinta.
Yunan segera loncat ke bawah, dia duduk di bangkunya kembali bersama Alan.
Dara tersenyum tipis, mungkin apa yang diucapkan Yunan terkesan belagu tapi mungkin itulah cara dia melindungi Malik.
"Oke anak-anak, kita akan membahas materi halaman 61."
Dara segera duduk di kursinya. Dia menyimpan buku-buku yang telah di bawa di atas meja.
Semua anak-anak begitu patuh, mereka membuka halaman 61 di buku pelajaran biologi.
"Materi yang akan kita bahas sekarang adalah tentang genetika."
Dara berdiri, dia menulis kata gen di white bor dengan spidol berwarna hitam. "Gen adalah substansi pembawa materi genetik yang diwariskan dari induk kepada keturunanya. Materi genetik tersebut meliputi Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA)."
Yunan menopang dagu, dia tersenyum memperhatikan Dara yang sedang mengajar di depan kelas.
Sikap Yunan yang seperti itu membuat Dara gugup, dia tidak paham kenapa Yunan harus tersenyum-senyum memperhatikannya, padahal dia tidak sedang melawak, tapi sedang mengajar.
"Ehm!"
Dara berdehm untuk menghilangkan rasa gugupnya. Dia harus fokus menjelaskan materi kembali.
"Emm... DNA dan RNA merupakan molekul yang paling penting dalam biologi sel. Keduanya bertanggung jawab untuk penyimpanan dan pembacaan informasi genetik dalam semua kehidupan. DNA adalah sejenis biomolekul yang menyimpan instruksi-instruksi genetika pada setiap organisme. Sedangkan RNA adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi emm... ekpresi gen."
Dara masih saja gugup, dia melihat Yunan masih terus saja memandanginya sambil tersenyum. Membuat tenggorokannya terasa kering.
"Sampai sejauh ini apa ada yang ingin ditanyakan?"
Dara melihat ada beberapa siswa mengacungkan tangan. Dara memilih siswa yang mengacungkan tangan lebih awal.
"Mau bertanya apa Jono?"
Siswa yang bernama Jono pun bertanya dengan malu-malu. "Ibu sudah punya pacar belum? Kalau belum, aku mau daftar hehe..."
Semua murid disana langsung menyurakinya. "Huuuu..."
Yunan menjawab pertanyaan Jono di dalam hatinya_ Dia sudah punya suami, gue suaminya.
Dara hanya tersenyum, dia memilih tidak menjawab pertanyaan dari Jono. Kemudian dia menunjuk siswa yang lain. "Mau bertanya apa Beni?"
"Berapa tanggal lahir ibu? Aku ingin memberikan kado buat ibu."
"Huuuu..." Semua murid bersurak lagi.
Yunan sangat kesal karena Dara sering digoda oleh teman-teman cowok yang sekelas dengannya, sepertinya di kelas lain pun sama. Pasti guru-guru pria lebih berani mendekatinya.
Begini resiko punya istri super cantik.
"Ibu gak akan jawab ya kalau pertanyaannya tidak sesuai dengan tema yang di bahas." jawab Dara dengan lembut.
Dara duduk di kursinya, "Besok akan diadakan ulangan biologi, ibu harap gak akan ada nilai ulangan yang diremidial lagi."
Yunan membulatkan mata, kenapa harus besok ulangannya? Padahal dia belum bisa menguasai sepenuhnya materi biologi kelas 12 itu.
"Sekarang kalian kerjakan soal halaman 64. Nanti siapa yang sudah mengerjakan soal halaman 64, kalian boleh pulang."
...****************...
Yunan memilih paling lambat mengerjakan tugas agar dia bisa memiliki kesempatan untuk berduaan dengan Dara.
"Nilai kamu hari ini 60, Yunan." Dara memberikan buku catatan milik Yunan, setelah selesai memeriksanya.
Yunan tercengang, dia segera memeriksa buku catatannya. Bagaimana bisa dia mendapatkan nilai 100 besok? Sekarang saja dia belum bisa mencapai nilai 80.
"Belajar yang rajin lagi, oke." Dara yakin besok Yunan akan kesulitan mendapatkan nilai 100.
"Aku pasti akan mendapatkan nilai 100, dan kamu gak boleh nolak hadiah yang aku inginkan."
Dara menelan salivanya, kenapa Yunan ngotot sekali ingin mendapatkan hadiah darinya. Apakah mungkin dugaannya benar kalau Yunan akan meminta hak darinya?
Tapi Dara yakin Yunan tidak mungkin mendapatkan nilai 100, di kelas ini hanya Malik yang berlangganan mendapatkan nilai 100.
"Papa bicara apa saja padamu?"
Dara terpaksa berbohong karena Pak Tomi tidak ingin Yunan tau kalau dia mengundang Dara makan malam di kediamannya. "Hanya mengucapkan terimakasih sudah menjadi wali kelas yang baik untukmu."
"Hanya itu?"
"Iya. Sudah jam waktunya pulang, aku pulang duluan." pamit Dara.
Yunan melihat di jendela ada Novan yang sedang berjalan ke arah kelasnya, Novan pasti datang kesana karena tau Dara sedang ada di kelas ini. Dia tidak akan membiarkan Novan merebut Dara darinya.
Dara kaget tiba-tiba Yunan menariknya, menghentakan punggung Dara di belakang pintu.
"Yunan, kamu apa-apa...mmhh!"
Dara membelalakkan mata, tiba-tiba saja Yunan membungkam Dara dengan bibirnya, agar Dara berhenti bicara karena Novan sekarang sedang berada di depan pintu. Sehingga bibir Yunan menempel dengan sempurna dengan bibirnya.
"Bu Dara!" Novan memanggil Dara, dia melihat kelas XII-IPA 1 itu ternyata kosong. Apa mungkin Dara sudah pulang? Atau mungkin Dara sudah pergi ke ruangan guru?
Novan segera pergi ke ruangan guru, dia ingin mengajak Dara makan bersama.
Yunan melepaskan kecupannya, dia memandangi Dara yang tubuhnya sedang dia kunci itu dengan kedua lengannya.
Dara pikir Yunan akan melepaskannya, namun ternyata suami bocahnya itu menyambar bibirnya kembali, Dara tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya sedang memeluk lima buku pelajaran yang berukuran besar.
Bibir Dara menjadi candu untuk Yunan, dia mendesak bibir Dara, sehingga lidahnya berhasil masuk dan bekerja, membelai disetiap sudut bibir manis Dara.
Jantung Dara berdegup begitu kencang, pikirannya mendadak kosong, ciuman Yunan yang sekarang ini begitu memabukkan, apalagi saat Yunan memagut bibirnya dengan begitu lembut, ciuman Yunan semakin lama semakin terasa lembut tapi cukup membuat tubuh terasa panas. Sangat meresahkan.