Demi bakti ku kepada Ayah aku bersedia memenuhi keinginannya untuk menikah dengan lelaki pilihan Ayah ia juga alah satu orang kepercayaan Ayah, namun kini ia membawa mawar lain masuk kedalam rumah tangga kami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EVI NOR HASANAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Naya & Alex
*****
Flash back on...
"Nay... Ntar pulang sekolah bareng ya?"
" Boleh" ucap gadis berpipi chubby tersebut.
Triiiiiinggg.... (anggap aja bel pulang sekolah yaa)
Kedua sejoli yang sebelumnya sudah janjian akan bertemu di parkiran motor sekolah, kini giliran si prianya memasangkan helm pada kepala wanitanya mereka pun melajukan kendaraan mereka setelah si gadis siap oteweh.
Mereka tidak langsung pulang melainkan mampir dulu di kedai langganan mereka, disini biasanya mereka kumpul namun saat ini hanya ada mereka berdua.
Setelah menyantap habis bakso pesanan mereka baru lah mereka pulang menuju rumah masing-masing yang sebelum nya Alex mengantarkan Naya sampai di depan rumah.
****
"Nay mau nggak kamu jadi pacar aku?"
Naya yang terkejut hanya diam menelisik wajah tampan di depannya itu.
"Kamu ngeprank? Nggak lucu tau ha ha..." jawab Naya menanggapi ucapan Alex teman sekolahnya itu.
Naya dan Alex adalah teman di bangku putih abu-abu, entah bagaimana caranya mereka bisa sedekat itu.
"Aku serius Nay" ucap Alex.
Alex memang sudah lama menyukai teman satu angkatannya itu, namun baru sekarang ia memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya pada pujaan hatinya.
Harap-harap cintanya terbalas namun jika tidak pun ia hanya ingin bisa selalu di dekat gadis berpipi chubby tersebut.
"Iya aku mau" ucap Naya memalingkan wajahnya yang sudah bersemu merah bak tomat matang.
Untungnya hanya mereka berdua yang berada di bawah gawang sepak bola tersebut, tidak ada yang tau jika kini sepasang kekasih baru saja memulai kisah mereka.
Setelah peristiwa tembak menembak yang di lakukan terang -terangan oleh Alex dan mendapatkan balasan cinta oleh Naya kini hubungan mereka menjadi sangat intens, hanya saja jika di sekolah mereka sedikit menjaga jarak takutnya jika pihak sekolah akan mengetahui hubungan mereka.
Namun jika pulang sekolah mereka akan tetap berbarengan, orang tua mereka pun sudah sangat menyetujui hubungan anak-anak mereka.
Hanya saja mereka mewanti- wanti jangan sampai kelewat batasan, bagaimana pun mereka masih sangatlah muda masa depan mereka masih panjang.
Jika pun mereka berjodoh hingga membina rumah tangga toh itu untuk mereka juga kelak.
Namun semua berubah setelah kepulangan Alex dari negeri paman Sam, Naya yang awalnya memaklumi sikap Alex yang belakangan acuh tak acuh padanya.
Ia berpikir jika kekasihnya itu masih lelah karena baru sampai dari perjalanan dinasnya, hingga pada suatu ketika saat Naya menelepon kekasihnya itu suara wanita lah yang menerima telpon tersebut dan berkata "Maaf nomor yang anda tuju sedang berbahagia bersama orang lain, mohon kembali saat ia sudah di campakkan" oyy salah oyy!
"Maaf kamu siapa ya? Dimana Alex?"
"Oh Alex sebentar sayaang ada telpon untuk kamu aku angkat boleh tidak?"
"Tidak perlu biarkan saja" ucap suara lelaki dari sebrang yang terdengar jauh.
Namun Naya sangat hafal jika itu suara kekasihnya.
"Sudah dengar kan kalau di tidak ingin di ganggu? Jauhi Alex karena ia milik ku tuuut...
Telepon di putus sepihak.
Naya yang masih belum percaya akan apa yang sudah ia alami hanya bisa mematung sembari meremas ponselnya.
Bahkan ia tak.sadar jika air matanya meluncur bebas tanpa hambatan seperti di jalan tol wk!
Ia segera menghapus kasar air mata yang tanpa izin meluncur begitu saja.
Ia bergegas meninggalkan rumahnya dan ingin segera menuju kekediaman keluarga Georgi, tak hanya sekedar ingin tahu di mana sebenarnya kekasihnya itu tapi Naya memang sudah lama sekali tidak berkunjung ketempat calon mertua nya itu.
Sesampainya di sana ia menyerahkan brownies dan red velvet kesukaan calon ibu mertua nya tersebut, ia di sambut hangat di keluarga George karena keluarga ini tidak mempunyai anak perempuan dan perempuan yang bebas memasuki keluarga ini hanya lah Naya.
" Sayang kamu sendirian?" ucap Ajeng Mama dari Alex.
"Iya mah"
"Tadi Alex pamit ingin keluar Mamah pikir sama kamu sayang, soalnya Mamah dengar ia sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya tapi itu suara perempuan" ucap Mamah Ajeng.
Tubuh Naya menegang apakah yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya itu sepulang dari dinas?
"Apa Mamah tau kemana dia Mah?"
"Maaf sayang Mamah nggak tau"
Ajeng menangkap ada sesuatu yang tidak beres di dalam hubungan anaknya itu, Ajeng perlahan menggenggam jemari calon menantu kesayangannya itu.
"Sayang... Jika memang hubungan kalian sudah tidak sehat dan itu lebih merugikan kamu pergilah nak, tinggalkan anak Mamah itu. Kamu berhak bahagia" ucap Ajeng pada calon mantu kesayangannya itu. Tanpa ia sadari air matanya mengalir.
Bagaimana tidak sedih gadis yang di gadang-gadang akan jadi istri dari anaknya dan selalu di pamerkan oleh teman-temannya justru kini tidak terlihat baik-baik saja.
"Assalamualaikum"
"Walaikum salam Papah sudah pulang"
Kedua wanita berbeda usia tersebut berdiri berdiri dan menyambut uluran tangan lelaki paruh baya tersebut.
"Kamu sudah lama Nay?"
"Barusan Pah"
"Dilanjut ya ngobrolnya sama Mamah kamu Papah mau mandi dulu" ucap Indra sembari melangkah meninggalkan kedua wanita kesayangannya itu.
"Mah aku balik ya" ucap Naya sembari mengulurkan tangannya untuk mencium punggung calon Mamah mertuanya yang entah jadi atau tidak.
"Kenapa buru-buru sayang?" tanya Ajeng masih dengan memegang jemari gadis malang tersebut.
"Nggak papa mah, em... Mah kalau pun nanti aku dan Alex nggak jadi satu Mamah jangan sedih yaa, mungkin kita memang enggak jodoh mah. Mamah sehat terus yaa masih bolehkan aku main kesini?" ucap Naya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Naya sengaja melihat keatas agar air matanya tidak tumpah, ia hanya tak ingin membuat wanita yang menyayanginya seperti anak sendiri ini bersedih.
Mereka pun berpelukaaaan.. Emang Teletubis!
Mereka pun berpelukan saling menangisi satu sama lain mereka bukan orang lain lagi namun mereka secara tidak langsung seperti memiliki ikatan batin tersendiri.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari lantai atas.
Indra yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya ia ingin segera turun untuk mengobrol dengan kedua wanita berbeda usia namun sangat ia sayangi.
Indra menghentikan langkahnya di kala ia mendengar ucapan Naya yang meminta sang istri untuk selalu sehat dan jangan bersedih.
Ia langsung paham apa yang terjadi dalam hubungan asmara anaknya itu.
Ia pun menekan angka di dalam ponselnya itu untuk menelpon orang suruhannya untuk menyelidiki apakah yang membuat hubungan anaknya itu retak.
Jika memang yang memulai adalah anaknya sendiri maka ia akan langsung memberi pelajaran pada anaknya itu, sedari kecil ia selalu mengajarkan pada anak-anaknya untuk tidak mempermainkan wanita.
Apalagi hubungan Naya dan Alex bukan seumur jagung melainkan sudah hampir delapan tahun, maka dari itu Indra sangat menyayangkan jika Alex dan Naya harus selesai saat ini juga.
****
Indra mendapat laporan dari orang kepercayaan nya bahwa Alex lah yang berselingkuh dengan wanita malam yang dulu sempat menjadi pacar pura-pura nya saat Indra akan menjodohkannya dengan wanita sebelum mengenal Naya.
Dan Indra juga mendengar kini Naya sudah menjalin hubungan dengan asisten pintar milik perusahaan AC, Indra terus memantau keadaan Naya sehingga apapun yang Naya lakukan ia akan mengetahui.
Terdengar berlebihan namun Indra melakukan itu atas dasar permintaan dari istrinya yang merasakan kecewa teramat sangat akan perlakuan putranya sendiri.
****
Plakkkk....
"Pah apa-apaan ini? Kenapa Papah tampar aku? Apa salah ku?" ucap Alex heran ia memegangi pipinya yang terasa perih.
Tidak main-main lelaki yang notabenenya adalah Ayah kandungan itu menamparnya mungkin hampir seluruh tenaga dalam di kerahkan untuk menamparnya.
Tidak mendapat jawaban dari sang Ayah Alex pun memalingkan wajahnya menghadap wanita yang sudah tidak muda lagi namun masih terlihat cantik itu.
"Mah ada apa ini? Tolong jelaskan mah" ucap Alex sembari menggenggam jemari Ibu nya.