JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Tidak Bisa Menggunakan Identitas Abimanyu Lagi.
Abimanyu terpaku, ia lupa tujuan utamanya datang ke toko roti Ayubi untuk menemui Kezia. Nyatanya saat di dalam mobil, ia melihat istrinya mengobrol dengan laki-laki kecemburuan menyeruak dalam hatinya. Dia ingin secepatnya melabrak laki-laki itu hingga melupakan urusannya dengan Kezia.
“Kenapa kamu ada disini, Abi?“ Kezia langsung bergelayut manja di lengan Abimanyu membuat yang punya tangan meringis karena tidak bisa menolak.
“Oh, aku tadinya mau bikin kejutan untuk Keysa. Jadi mau pesan kue ultah nya disini, kamu ngapain disini?“ tanya Abimanyu meladeni sandiwara istri palsunya.
“Pesen kue ultah juga, feeling kita berdua kuat ya. Tempat pesen cake aja samaan,“ Kezia berkata dengan penuh senyuman, namun bagi Abimanyu tingkah Kezia saat ini menyebalkan.
Abimanyu melirik ke arah Ayubi, dia merasa sedang berselingkuh tepat di depan mata istri sah nya sendiri.
“Kalau kamu udah selesai pesen, kita pergi aja.“ Abimanyu tak ingin Ayubi lebih lama melihat kemesraan yang sengaja diperlihatkan Kezia, ia tahu Kezia melakukannya dengan sengaja entah apa tujuan istri palsunya itu.
“Oke suamiku,“ Kezia bahkan mengecup pipi Abimanyu, sontak saja pria itu mendorong tubuh Kezia.
“Abi!!!“ jeritnya.
Abimanyu menghela nafas sabar, dia menarik tangan Kezia dan membawa wanita itu ke mobil di parkiran.
“Masuk ke dalam mobil mu dan pergi lah lebih dulu! Kita bertemu di suatu tempat, aku shareloc nanti tempatnya.“ Abimanyu mengetatkan rahangnya, mata pria itu sudah memerah karena marah.
“Ck!“ Kezia tak membantah, wanita itu pun masuk ke dalam mobilnya dan membawa mobil pergi dari parkiran toko roti Ayubi.
Abimanyu mengatur nafasnya, ia harus bicara dengan Ayubi sebentar sebab hatinya tak tenang. Ia membalikan tubuh dari parkiran toko, berjalan kembali masuk ke dalam.
Terlihat Zainal sedang berpamitan pada Ayubi, “Saya tunggu jawaban kamu ya, Ayubi.“
Ayubi hanya terdiam tidak mengiyakan, ia malah fokus ke arah Abimanyu yang berdiri tak jauh darinya.
“Kalau begitu saya pergi, saya tunggu di ulang tahun anak saya. Semoga kamu menyempatkan diri datang bersama Azkia, permisi. Assalamualaikum...“ Pamit Zainal.
“ Waalaikumsalam,“ Jawab Ayubi tanpa menatap Zainal.
Zainal melirik sekilas pada sosok Abimanyu saat ia melewati laki-laki itu, mengingat-ingat karna dia merasa pernah melihat wajah Abimanyu.
Setelah Zainal pergi, Abimanyu mendekati Ayubi. “Calon suami kamu?“
Eh! Abimanyu merutuki mulutnya, kenapa harus bertanya tentang Zainal dengan blak-blakan pada istrinya.
“Apa urusannya dengan Anda? Jangan lancang, Tuan Abi. Kita hanya orang asing yang pernah satu kali bertemu dan saya rasa sangat tidak pantas Anda menanyakan hal pribadi. Apalagi tadi Anda datang-datang kesini dan bicara hal yang sangat mengganggu saya, apa maksud nya Anda bilang saya bukan janda? Darimana Anda tahu tentang saya?“
Istriku ini semakin berubah berani, dia bahkan tak segan-segan menanyakan hal yang membuatnya tak nyaman!
Abimanyu merasa bangga pada Ayubi, karena meski hidup tanpanya selama 6 tahun terakhir nyatanya Ayubi tak pernah sekalipun mengeluhkan kehidupan yang tak pernah adil padanya.
“Untuk masalah ucapan saya tadi, maafkan saya. Saya memang lancang.“
“Saya akan melupakan nya, Tuan. Tapi satu saja jawab pertanyaan saya, darimana Anda tau saya seorang Janda? Saya tidak pernah mengumumkan jika diri saya adalah Janda!“
Huff! Selain semakin tegas dan berani, kenapa istriku ini semakin pinter ya?
“Saya hanya mendengar dari kenalan saya, kebetulan dia kenal dengan kamu.“
Ayubi malah semakin curiga mendengar jawaban Abimanyu.
“Siapa?“
“Namanya Candra, saya dan dia berkenalan di suatu pesta para pebisnis dan mendengar dia seorang pengacara saya menggunakan jasanya. Sekarang kami sudah menjadi teman, dan dia juga yang menyarankan pada saya untuk datang kesini jika ingin membeli cake karena cake buatan pemiliknya yang seorang Janda sangat enak. Itu kata-kata Candra, jadi saya tahu dari dia jika kamu seorang Janda.“
Sorry Dra! Aku menjual namamu! Batin Abimanyu membawa-bawa nama Candra agar aman.
“Hm, jadi Anda teman Mas Candra. Biar saya percaya, coba telepon dia. Anda pasti punya nomernya kan, karena kalian teman.“ Ayubi malah menantang.
Abimanyu malah terkekeh, benar-benar gemas pada istri cantiknya. Jika bisa, ia ingin menculiknya ke suatu tempat dan hanya ada mereka berdua tanpa ada pengganggu.
“Baik, sebentar.“
Abimanyu menekan nomer Candra, lama panggilan darinya diterima. Saat ia ingin mengumpat temannya itu karena telepon tidak diangkat, sebuah suara terdengar.
“Halo, ada apa tumben telepon?“
“Gini Ndra, Aku lagi di toko roti milik teman kamu. Itu loh Janda yang tempatnya kamu rekomendasi kan, dia nggak percaya kalau kita teman. Dia tanya darimana aku tau di seorang Janda, aku bilang dari kamu."
“Sialan! Pasti habis ini Ayubi telepon aku, terus marah! Lagian ngapain kamu disana sih?!“
Abimanyu tak bisa menjawab, karena Ayubi berada di hadapannya.
“Jadi, nanti tolong jelasin ya sama teman kamu. Biar masalahnya clear! Okay! Aku tutup!“
Ayubi masih menatap tajam pada Abimanyu, wanita itu belum percaya sepenuhnya karena kurang lebih dia mengenal sifat Candra yang nggak mungkin bermulut ember dengan mengatakan jika dirinya Janda.
“Kamu masih belum percaya? Silahkan telepon Candra sekarang.“
Mau tak mau Ayubi pun menelepon Candra unik konfirmasi, dari seberang Candra pun membenarkan jika dia lah yang mengatakan pada Abimanyu jika Ayubi Janda.
“Baiklah, masalahnya sudah selesai. Saya tidak akan bertanya lagi pada Anda, silahkan pergi.“ Ujar Ayubi.
Dia malah mengusirku!
“Kamu tau? Janda galak itu sangat menarik! Saya permisi, Assalamualaikum.“ Pamit Abimanyu.
“ Waalaikumsalam."
Ayubi menatap punggung Abimanyu, dia memegang dadanya dan terduduk di kursi.
“Kenapa aku merasa dia Bang Abi, suaranya dan cara bicaranya. Ya Allah, jauhkan Hamba dari dosa karena dia adalah suami orang.“
Ayubi mengucapkan istighfar beberapa kali, namun tetap saja bayangan wajah Abimanyu terus berkelebat.
“Bu, suami orang emang lebih menggoda!“ celetuk salah satu pekerja di toko.
“ Astaghfirullah! Kamu ya!“
Pekerja itu malah cengengesan dan terkikik karena baru pertama kali melihat sang Bos terlihat tertarik pada laki-laki setelah menjauhi para pria yang mendekati.
.
.
Di salah satu coffee shop, Abimanyu duduk berseberangan dengan Kezia. Wanita itu menumpuk kedua kaki, dengan kedua tangan bersedekap di dada.
“Pantas saja kau nggak pernah tergoda olehku, istrimu cantik. Aku akui!“
“Memang, bagiku tak ada wanita yang bisa menandingi kecantikan wajah dan hatinya.“
Kezia mendengus kasar, “Oke, mari kita buat perjanjian yang bisa saling menguntungkan. Aku tahu kau ingin kembali pada istri dan anak-anakmu sebagai Abimanyu. Tapi mungkin kau lupa, sebagai mantan polisi seharusnya kau tahu satu hal yang tidak mungkin lagi bagimu menjadi Abimanyu. Kau tau apa itu?“
Abimanyu lantas mulai berpikir, kenapa dia tidak bisa lagi beridentitas sebagai dirinya sendiri lagi. Matanya membelalak, kenapa selama ini dia lupa akan hal itu?! Dia tidak bisa menggunakan identitas Abimanyu lagi karena...
Ada surat kematian!
abimanyu serba slah pelan"harus kashn pengertian k keysa...kshan azkia