pliiisss aku mintaa maaf banget baru bisa nulis lagi ..
no plagiat ya !! karna ini mikir nya dan ngumpulin mood nya tuh butuh waktu yg lama jadi pleas tolong hargai
menceritakan tentang kisah Queen Arabella gadis SMA tingkat akhir yg akan di pertemukan dengan duda anak 2
penasaran gak.. kalo penasaran lanjut baca aja ya kalo gak suka bisa di skip oke...
happy reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamah AA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Hoh hahaha.. Begitu pula kau yg mengatakan nya, siapa yg membantu mu semalam tuan Dexter Adiwijaya, jika bukan aku hah! Jika aku tidak datang kau akan menjadi gelandangan dalam semalam, dan gosip akan menyebar di mana mana, di baliho jalan akan terpajang "seorang CEO Adiwijaya Company mabuk mabuk an di jalan dan membuay rusuh warga!" begitukah" kesal Ara mengatakan itu
"tanpa bantuan mu juga aku tidak akan jadi gelandangan nona Queen Arabella, ku memiliki koneksi kau tau" datar Dexter degan Acur tak acuh tanpa menatap Ara seolah menolak bantuan semalam dari gadis itu.
"wah wah hebat ya, sudah di tolong tidak tahu terimakasih. Malah menyalahkan orang ck ck, dasar pria tidak tahu malu, air susu di balas air tuba" geleng Ara mengatakan itu sambil berdiri dan menunjuk Dexter.
"Air susu? Kau tidak punya air susu" ucap Dexter dengan frontal
"kau mesuumm" teriak Ara dengan shock
"Lupakan" ucap Dexter dengan singkat
"Agung, kau saksi nya, kau ada di sana kan, siapa yg tidak mau melepaskan ku untuk pulang? Siapa yg merengek agar aku tetap di sisi nya, siapa Agung?" teriak Ara
Tiba tiba gadis itu yg tadi nya menghadap ke arahDexter, beralih mengarahkan badan nya menatap Agung yg berdiri.
Dengan sofa, pria itu berdiri di belakang Ratna, Agung tiba tiba nama nya di sebut langsung terdiam kaku.
Ayolah, dia tidak mau ikut campur urusan kedua orang ini. Biarlah mereka menyelesaikan urusan nya sendiri, kenapa Ara malah menyeret nya tiba tiba dalam masalah ini? Dia tidak berharap mengambil peran.
Saat pria itu ingin menjawab dia menatap mata tuan nya dulu, yg mana Dexter menatap nya dengan amat sangat tajam seolah mata elang itu siap memangsa diri nya itu seketika itu juga, merobek dan mencabik setiap daging tubuh nya jika dia mengeluarkan informasi yg membuat tuan nya kalah telak itu.
Glekk...
Ayolah kalian yg bikin masalah kenapa aku yg ikut ikutan, dasar dua manusia penuh gengsi, aku tidak mengharapkan ini terjadi, ya tuhan tolong buat detik ini juga aku menghilang seperti siren yg di hempas lautan ombak.
Batin Agung menjerit, pria itu memejamkan mata nya seoalh itu akan terjadi, hingga akhir nya suara Ara memecahkan lamunan nya kembali. Terpaksa Agung membuka mata nya yg di pejamkan tadi.
"Agung kok malah diam, benar kan?" tegas Ara
"Saya agak lupa nona" ucap Agung mengatakan itu sambil membuang muka nya
Damn it...
"dasar kalian berdua makhluk biadab" teriak Ara dengan kesal mengatakan itu
"makhluk biadab? Tidak mungkin kan pria setampan aku" ucap Dexter dengan sombong nya mengatakan itu
"hah baru kali ini aku melihat tuan Dexter senarsis ini"
"pffftt kau benar"
"apakah nona Ara yg membuat nya seperti itu"
"nona Ara kan masih muda, mungkin dia hanya mengikuti alur nya"
"agak merinding dikit gak ngaruh"
Begitulah bisik bisik para pelayan yg ada di belakang pantry mansion saling berbisik membicarakan tuan mereka itu, sedang para bodyguard hanya mampu bergosip di dalam hati penasaran.
Brakk...
Seketika meja do gebrak dengan keras, semua orang yg tadi nya berisik atau yg lebih jelas Ara dan Dexter seketika terdiam. Dia melihat Ratna sudah memasang senyum mematikan nya, kesabaram wanita paruh baya itu sudah habis.
Dexter dan Ara akhir nya kembali duduk dengan tenang, hanya dengan tatapan yg di berikan oleh Ratna kepada mereka. Ara menunduk merasakan hawa yg sangat kuat dari wanita itu.
"nah kaya gitu kan diam anteng, baiklah anak anak ku tutup mulut kalian, kita akan tetap melaksanakan pernikahan ini, jadi selamat berbahagia" ucap Ratna dengan tenang.
Setelah pembicaraan mereka tadi yg di putuskan oleh Ratna tanpa mau di ganggu gugat, membuat Ara hanya terdiam, apakah dia akan pasrah? Oh tentu tidak, saat acara pernikahan berlangsung dia akan kabur.
Ayolah Ara terkekeh, menikmati setiap rencana yg berputar di otak nya, jika ini berlangsung seperti ini dan seperti itu. Saat diri nya tertawa menikmati hal licik itu tiba tiba Dexter datang ke tempat duduk Ara.
Pria itu menjetikan kening Ara. Yg mana membuat gadis itu meringis kesakitan, Ara mengusap kening nya yg dia tebak pasti sudah memerah karena jentika pelan yg Dexter berikan. Saat ini mereka tengah duduk di kursi taman mansion.
Sebenar nya Ara tidak mau duduk di sini, tapi karena kejadian tadi dia pura pura ngambek dan pergi dari obrolan itu. Asli nya malah menikmati rencana yg dia sudah dia susun secara rapih, gadis itu menengok ke arah Dexter yg tiba tiba duduk di samping nya, dengan sinis .
"kenapa kau malah ke sini" ucap Dexter dengan singkat sambip menatap air mancur yg berada di tengah taman tersebut.
"duduk" ucap Ara dengam kesal
"aku tau bocil, bukan itu yg ku maksud, apakah pertanyaan ini tidak bermakna di otak kecil mu itu" kesal Dexter kepada Ara yg menjawab nya
"Jika sudah tau kenapa masih bertanya" kesal Ara juga
"tujuan mu?" ucap Dexter dengan pelan
"ya karena aku males mendengar obrolan itu, aku masih sekolah, cuma masalah hal kecil itu juga" gumam Ara menggangkan ucapan nya
Seketika Ara yg sudah melupakan kejadian tadi pagi itu langsung mengingat nya kembali, memori kelam itu berputar kembali di otak nya, dia menengok Dexter yg masih duduk di samping nya dengan santai. Seketika dengan cepat Ara menutupi dada nya.
"oh no.. Aku sungguh geli, jangan dekat dekat aku pria mesum" teriak Ara sambil menggeleng dan menutup dada nya menjaga jarak dengan duduk di ujung kursi
"hah?" bingung Dexter menaikan satu alis ny bingung
"hah? Dasar manusia tanpa dosa" ucap Ara dengan kesal
"oh.. Aku tidak minat, lagi pula itu mu sangat kecil" ucap Dexter membuang muka
"wah wah.." teriak Ara tidak terima
Ayolah seperti nya orang ini sangat menguji kesabaran Ara, bagaimana tidak? Dexter sudah seperti orang vlaying pictim yg selalu ingin di benarkan tapi tidak benar, gadis itu rasa nya ingin memukul Dexter menjadi samsak tinju.
Tapi apa lah daya nya dia jika berani melakukan itu, seperti nya diri nya yg menjadi samsak tinju Dexter, dia berpikir sudah habis di tangan nya, pria itu melirik Ara dengan jahil.
Seolah mengejek Ara, apakah kau berani dengan ku? Ya seolah seperti itu, Ara berdiri dari duduk nya membiarkan Dexter yg masih memandang nya dengan cuek nya. Dia berusaha menenangkan diri menghembuskan nafas naik turun.
"Daddy Mommy" teriak dua bocah kembar itu yg datang tiba tiba di belakang Ara itu.
"loh kok manggil nya jadi mommy?" ucap Ara heran
"ga papa.. Kan emang mau jadi mommy nya kita" ucap manis Lia
"betul.. Jadi kita gak usah menunggu lama, iya kan Daddy" ucap Lio kepada Dexter
"emm" singkat Dexter
"emang tidak boleh?" ucap Lia dengan mata berkaca kaca kepada Ara
"bukan nya tidak boleh sayang, tapi?" gumam Ara di ujung kalimat nya
Belum sempat Ara mengatakan tapi, gadis kecil itu mengeluarkan puppy eyes nya seoalah dia ingin menangis dengan wajah imut itu, Ara yg merasa tidak tega dengan tatapan gadis itu mulai bingung dan canggung, mengizinkan nya atau tidak.
Dexter terkekeh melihat anak gadis nya itu, ayolah Dexter sangat tahu jika anak gadis nya tidak akan menangis secara asli. Karena ya Lia sangat pintar berakting demi mendapatkan keinginan nya, walaupun Dexter cuek, dia bisa tau sifat anak nya dari pantauan nya saja.
"boleh kok hehe.. Sementara aja ya" kekeh Ara mengusap rambut Lia dengan senyum manis nya
"terimakasih.. Aku sayang mommy" ucap Lia dengan bahagia
"Lio pun sayang mommy" peluk Lio yg tidak mau kalah saing dengan Lia
"dan mommy pun sayang kalian, dan tolong jangan nakal lagi" ucap Ara
Gadis itu tersenyum membalas pelukan si kembar, Dexter yg melihat itu seketika terdiam. Hati nya sedikit merasa tenang dan hangat, apakah jika Marsha masih hidup begini kah perasaan keluarga utuh? Apakah dia bisa memulai nya kembali satu persatu bersama Ara.
Pria itu tersenyum kecil, apakah merelakan kebahagiaan nya dan Ara demi si kembar adalah yg terbaik, dia takut akan menyakiti Ara, tapi ego nya juga memaksa demi kebaikan nya begitu pula si kembar.
Ratna yg mendengar percakapan itu dari lantai atas tersenyum, melihat Dexter mampu menyungging kan senyum nya yg sudah lama tidak dia lihat itu, Ratna juga bersyukur semenjak kehadiran Ara mansion mereka terasa hidup kembali.
Drtt... Drtt..
"ponsel mu berdering" ucap Ara kepada Dexter
Dexter yg melamun itu seketika langsung tersadar. Memang telpon nya berdering, dengan cepat dia mengambil ponsel di celana nya, sedangkan Ara duduk kembali di dekat Dexter sebagai kembar menjadi pembatas nya.
Mereka terlihat sangat senang. Dexter melihat nomor pemanggil, ini adalah nama pengawal yg Dexter utus kan untuk menjaga nenek Ara, tapi karena Ara sedang berada di sini, mereka pasti sedang mengawasi nenek Ara.
"Ada apa?" tanya Dexter
"tuan ini laporan langsung dari markas, 3 pengawal yg menjaga nenek nona Ara di nyatakan terbunuh tadi pagi, dan saat ini kami dapat laporan dari pengawal yg menggantikan jika mobil yg di tumpangi nenek Ara menuju kampung keluarga nya mengalami rem blong" ucap seorang pria di telepon
Damn..
Seketika wajah Dexter yg datar itu sedikit berubah, tapi dalam kondisi tenang, dia yg melihat Ara yg masih bisa tersenyum, entah dari mana dia akan memulai obrolan ini nanti nya, pria di sebrang telpon sana melanjutkan pembicaraan nya.
"apakah kalian sudah membawa nya ke RS terbaik?" tanya Dexter
"sudah.. Tapi saat ini beliau sedang kritis, kami tidak tau ini akan baik atau buruk, sebaik nya nona Ara harus tau tuan" ucap pria itu
"oke.. Lanjutkan tugas mu, selidiki ini sampai selesai" ucap tegas Dexter
Telpon di matikan, Dexter memasukam ponsel nya, tanpa basa basi Dexter langsung menghubungi Agung untuk mengantarkan mereka ke RS ibu kota itu, Ara yg di ajak ke RS tiba tiba merasa bingung oleh Dexter
"siapa yg sakit?" tanya Ara dengan heran
"nenek masuk rumah sakit Ara, beliau kritis" ucap Dexter
"hah apa?" kaget Ara
●●●●●
Happy Reading guys😊