Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghitung hari
Surabaya
Dipa yang sedang berada di ruang kerjanya terlihat menceklis kalender meja yang ada di depannya. Sejak beberapa bulan yang lalu Dipa memberi tanda pada tanggal yang sudah ia lewati. Ia melakukannya semenjak hari kelahiran putrinya yang ia beri nama Bunga.
Jika sekilas orang pasti mengira jika ia sedang menghitung usia bayinya yang sudah berusia tiga bulan lebih. Padahal sesungguhnya tanggal kelahiran putrinya menyimpan sebuah peristiwa kelam yang selalu membayangi hari-hari Dipa.
"Jika gadis remaja itu sampai hamil berarti usia kandungannya sama dengan usia Bunga " batin Dipa.
Setiap mengingat peristiwa itu Dipa merasa sangat bersalah apalagi setelah mengetahui jika ia lah yang telah merenggut kesucian gadis itu.
Dipa tidak mengerti kenapa ia bisa sampai terjebak dan begitu menikmatinya. Padahal Dipa adalah orang yang dingin dan tidak mudah tertarik pada wanita. Namun kepada gadis remaja itu Dipa begitu bernafsu bahkan sampai melakukan berkali-kali dan memutuskan membatalkan rencana awalnya untuk bertemu dengan temannya di klub.
Dipa melirik jam rolex sport yang melingkar dipergelangan tangannya. Sekarang sudah waktunya ia pulang ke rumah. Wajah cantik dan menggemaskan putrinya sudah menari-nari dikelopak matanya.
Jarak dari kantor ke rumahnya yang tidak terlalu jauh mempercepat pria tampan itu sampai ke rumah.
"Ibu kemana Bik ?" tanya Dipa sambil mencium pipi bayi mungilnya yang sedang tertidur didalam babycrib nya.
"Tadi siang ibu pamit bilangnya mau arisan " jawab sang baby sitter.
Arisan terus..entah berapa arisan yang Elsa ikuti dalam sebulan sehingga hampir setiap hari pergi dan meninggalkan bayi mereka yang baru genap berusia tiga bulan.
Dipa sudah bosan mengingatkan istrinya itu, setiap kali Dipa protes Elsa selalu menyela dengan alasan istri juga butuh hiburan.
Jika sudah begitu Dipa memilih membiarkannya dan mereka pun memilih mencari kesenangan masing-masing.
Sebetulnya Dipa sudah mulai muak dengan kehidupan rumah tangganya yang seperti itu. Namun setiap kali Dipa mengadu kepada orangtuanya mereka selalu membela Elsa.
Elsa adalah menantu idaman orangtua Dipa karena Elsa berasal dari keluarga pengusaha sama seperti keluarga Dipa, selain itu orangtua Elsa dan Orangtua Dipa bersahabat sejak lama. Bahkan pernikahan Elsa dan Dipa pun tidak luput atas campur tangan kedua orangtua mereka.
Dipa yang gila kerja nyaris tidak ada waktu untuk berpacaran sehingga ia menerima saja ketika orangtuanya menjodohkannya dengan Elsa.
Meskipun tidak melalui proses pacaran Dipa dan Elsa akhirnya menikah dan kini mereka dikaruniai seorang putri yang cantik.
Ketika Dina harus menikah muda karena kehamilannya kedua orangtua Dipa tidak keberatan karena Leon adalah seorang dokter dan dianggap sepadan dengan keluarga Dina.
Mungkin jika yang menghamili Dina adalah seorang pengangguran sudah pasti kedua orangtua Dina mati-matian tidak akan merestui.
waktu hampir jam 10 malam ketika mobil Elsa memasuki halaman rumah. Tidak lama kemudian Elsa muncul sambil menenteng beberapa buah paperbag berlogo merk terkenal ditangannya.
"Belum tidur Mas ?" sapa Elsa ketika mendapati Dipa masih menonton tv di kamarnya.
"Menurut kamu ?" Dipa balik bertanya membuat Elsa tersenyum sendiri menyadari kebodohannya.
Meskipun seharian meninggalkan bayi nya, ketika pulang Elsa sama sekali tidak terlihat memasuki kamar bayi untuk sekedar melihat bayinya yang sedang tidur pulas dalam pengawasan baby sitter nya, tidak seperti Dipa yang langsung menghujani bayi mungil itu dengan ciuman setiap ia pulang dari kantor.
"Sayang.. bolehkah aku meminta hadiah karena sudah memberikan bayi yang cantik untuk kamu " pinta Elsa manja sambil menggelendot di lengan Dipa.
"Hadiah ?" dahi Dipa mengernyit. Apa pantas seorang istri meminta hadiah kepada suaminya karena sudah melahirkan ?
"Kamu pikir selama sembilan bulan mengandung anakmu itu aku tidak bosan ? belum lagi aku tersiksa karena tidak bisa memakan apapun pada saat ngidam nya , jadi anggap saja itu hadiah atas perjuangan aku memberikan bayi yang cantik untuk kamu dan keluarga kamu " Elsa merengek. " Boleh ya Mas ?!"
"Kamu mau hadiah apa ?" tanya Dipa dengan mata tetap fokus pada tv layar lebar di depannya.
"Aku mau hadiah liburan keliling Asia, kebetulan dalam waktu dekat teman-teman aku juga akan pergi " jawab Elsa.
Dipa terlihat kaget, Ia pikir Elsa akan meminta hadiah mobil atau barang mewah, namun jika yang diminta liburan keliling Asia sepertinya Dipa keberatan karena mereka memiliki bayi yang masih kecil.
"Minta hadiah yang lain saja !" putus Dipa.
"Tapi aku mau hadiahnya itu tidak mau yang lain " Elsa kembali merengek.
"Lalu Bunga bagaimana? kamu tega meninggalkan dia yang masih bayi ?" Dipa menatap Elsa tajam.
"Kan ada baby sitter" jawab Elsa santai. " Lagian Bunga kan tidak minum asi, jadi tidak masalah aku tinggal lama juga "
"Iya..karena kamu yang tidak mau menyusui dia " sungut Dipa.
"Sayang..boleh ya !" rayu Elsa sambil merapatkan tubuhnya kearah Dipa dengan gaya yang sensual.
"Terserah kamu, walaupun dilarang aku yakin kamu tidak akan menurut " jawab Dipa. Elsa pun tersenyum penuh kemenangan.
Seminggu kemudian Elsa benar-benar pergi berlibur dengan teman-teman sosialitanya keliling Asia.
Selama Elsa berlibur orangtua Dipa datang dari Jakarta ke Surabaya untuk membantu mengawasi cucu pertama mereka yang sedang ditinggal ibunya berlibur.
Beruntung Bunga adalah bayi yang manis dan tidak rewel, ia sangat anteng bersama baby sitter yang menjaganya 24 jam.
*
Bandung
Dua bulan bekerja menjadi pengasuh,Bu Shanti majikan Bintang mulai menaruh curiga melihat perut Bintang yang semakin hari semakin membesar.
Terdorong rasa penasaran yang besar Bu Shanti pun langsung bertanya kepada Bintang dan Bintang pun tidak mempunyai alasan untuk menyembunyikan nya dari majikannya.
Bintang menceritakan semua kisah hidupnya kepada majikannya tanpa ada yang ia tutupi. Ia pasrah seandainya Bu Shanti tidak berkenan dan memecatnya. Namun di luar dugaan Bu Shanti terlihat sangat prihatin atas nasib yang menimpa Bintang.
"Saya tidak keberatan dengan kehamilan kamu karena Cilla sudah sangat dekat dengan kamu, padahal biasanya dia agak susah dekat dengan orang lain termasuk kepada papa nya jika pulang berlayar " ucap Bu Shanti.
"Terimakasih Bu " jawab Bintang senang.
"Yang penting aku percayakan Cilla sama kamu, kamu tidak usah mengerjakan pekerjaan yang berat cukup temani Cilla dan urus makan dan minum susunya saja " ucap Bu Shanti sambil menyentuh tangan Bintang.
"Baik Bu " jawab Bintang dengan mata berkaca-kaca. Ternyata di dunia ini masih ada orang baik seperti Bu Dewi dan Bintang sangat bersyukur telah dipermukaan dengan orang sebaik Bu Shanti.