Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
nasib yang Malang
Aku update dua bab
Tubuh Austin Dia membeku ketika mendengar ucapan dari Shireen, dunia lelaki itu seketika menggelap. "Kumohon Tuan. Setidaknya bantu aku sekali ini saja, aku berjanji aku tidak akan pernah mengganggumu lagi, aku takut terjadi sesuatu dengan putriku." Shireen masih berbicara dengan nada memohon, tentu saja menyadarkan Austin dari lamunannya.
Austin menetap Shiren dengan lekat, sekarang Austin benar-benar seperti orang linglung. Fakta Dia mempunyai anak benar-benar membuat dunia Austin hancur lebur, dari awal Austin tidak ingin mempunyai anak, tapi lihatlah ternyata dia malah mempunyai anak dari wanita yang dia benci.m
"Tuan Kumohon!" Shireen kembali berbicara, berharap Austin benar-benar mau membantunya.
"Aku sibuk, cari saja anakmu sendiri!" Setelah mengatakan itu Austin langsung menutup pintu, dia bahkan mendorong tubuh Shiren agar tidak menghalanginya, dan seketika tubuh Shireen ambruk ke lantai. Satu-satunya harapan untuk dia menemukan putrinya, lenyap sudah.
"Tidak, bukan saatnya aku seperti ini." Lagi-lagi Shireen berusaha menguatkan dirinya, pada akhirnya wanita malang itu pun bangkit dari lantai kemudian dia langsung berlari keluar dari hotel untuk mencari Ilona.
Setelah menutup pintu, Austin langsung berjalan ke arah sofa dengan langkah yang lunglai. Lelaki itu benar-benar seperti orang linglung, mengetahui dia mempunyai anak dari wanita yang dia benci tentu saja membuat Austin hancur, dia saja tidak mau mempunyai anak dari Nadira, lalu sekarang dia malam punya anak dari Shiren.
"Austin siapa yang datang?" Tanya Nadira, tadi kebetulan dia sedang berada di kamar mandi hingga dia tidak mendengar apa yang terjadi di luar.
"Hanya layanan hotel," jawab Austin, Nadira tidak bertanya lagi dia langsung pergi ke dapur untuk mengambil minuman. Sedangkan Austin langsung mendudukkan dirinya di sofa, sekarang dia harus memikirkan bagaimana caranya agar keluarganya tidak tahu tentang Shireen, karena dia tidak mau disuruh bertanggung jawab apalagi sampai harus mengakui anak itu.
****
Satu minggu kemudian
Shireen mendudukkan dirinya di gereja, wanita itu memutuskan untuk beristirahat sejenak di gereja yang baru saja dia lewati. Ini sudah 1 minggu berlalu semenjak Ilona hilang, dan selama satu minggu ini pula Shireen tidak lelah mencari Ilona. Tak lupa dia juga terus mondar-mandir kantor polisi untuk menanyakan kabar putrinya, walaupun polisi sama sekali tidak merespon.
Sudah seminggu ini pula Shireen berhenti dari pekerjaannya, karena dia ingin fokus mencari Ilona, dan tentu saja Shireen juga tidak berhak menempati mess itu, hingga sekarang Shiren sama seperti dulu, tidak mempunyai tempat tinggal. Hanya bedanya dulu dia bersama Ilona, tapi sekarang dia hanya sendiri.
Selama seminggu ini, jika lelah Shireen selalu beristirahat di taman ataupun di tempat-tempat sepi, tapi dia tidak pernah beristirahat dengan waktu yang lama. Wanita itu hanya beristirahat sebentar kemudian dia kembali mencari Ilona.
Dan hari ini, Shiren merasa tubuhnya sedikit lelah dan putus asa..Terlebih lagi dari tadi dia belum makan, tentu saja karena semuanya uang habis, jadi sekarang Shiren memutuskan untuk datang ke gereja berdoa dan juga beristirahat sebentar.
Ketika sudah duduk, Shiren menyatukan kedua tangannya, kemudian dia mengepalkan yang lalu menyimpannya di bawah dagu.
"Tuhan, entah seberapa kencang lagi aku harus berdoa, entah seberapa banyak lagi waktu aku lalui. Tapi bolehkah sekarang aku meminta pertemukan aku dengan anakku, aku berjanji setelah itu aku tidak akan meminta apapun lagi padamu.” setelah mengatakan itu, Shireen menguraikan tangannya kemudian dia membungkuk lalu menangis sejadi-jadinya. Terbayang bagaimana ketakutannya Ilona bersama Axel.
sama Neo n Ilona...kegedean gengsinya../Frown//Frown//Hey/
hayuuh siren semangat.../Determined/