EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Kikuk
"Bin," panggil Dion.
Seketika Binar pun terkejut mendengar suaminya sudah bangun dan memanggilnya. Lalu ia mengeratkan selimut pada tubuhnya dan menoleh ke arah Dion.
"Iya, Kak."
"Kamu mau ke mana?" tanya Dion yang seketika membuat Binar kebingungan menjawabnya.
"Ehm, a_ku mau ke ka_mar mandi Kak. Ini sudah jam tujuh lewat. Si kembar hari Sabtu masih sekolah," jawab Binar terbata-bata.
Dion pun akhirnya melihat jam dinding dan ia terkejut setengah mati kalau dirinya dan Binar terlambat bangun tidur. Bahkan ini sudah nyaris kesiangan.
"Astaga, maafin aku Bin. Aku juga lupa,"
Tiba-tiba...
"Aduh," keluh Binar lirih menahan perih di bagian intinya.
Dion yang tahu akhirnya ia segera turun dari ranjang dengan memakai bajunya yang berserakan di lantai. Sontak secepat kilat ia berjalan menuju ke depan Binar.
"Kamu kenapa, Bin?" tanya Dion seperti orang yang pelupa akan perbuatannya semalam pada Binar.
"Ehm, Kak."
Binar sedikit ragu-ragu ingin mengutarakan keinginannya pada sang suami.
"Boleh aku minta tolong papah aku ke dalam kamar mandi," ucap Binar lirih seraya kepalanya menunduk. Ia tak berani menatap suaminya secara langsung.
"Ya ampun! Pasti itunya Binar sakit. Semalam kan yang pertama untuknya," batin Dion yang akhirnya paham maksud Binar. Ia merutuki dirinya yang kurang peka jika sudah membuat Binar kesakitan.
Akhirnya tanpa basa-basi Dion pun bukan memapah tetapi langsung menggendong Binar yang tubuhnya tertutup selimut. Sontak hal itu membuat Binar kikuk dan malu bercampur terkejut.
Namun ia tak bisa berbuat banyak. Hanya diam dan melihat apa yang dilakukan suaminya. Karena memang ia membutuhkan bantuan Dion untuk ke kamar mandi.
Dion meletakkan Binar untuk duduk di atas closet terlebih dahulu. Lalu ia sibuk mengisi bathtub terlebih dahulu dengan air hangat. Setelah air cukup, Dion menaburkan aroma terapi yakni lavender yang ia tahu berkhasiat untuk mengurangi rasa perih dan bengkak pada bagian inti Binar.
Saat sudah siap, Binar pun digendong kembali oleh Dion untuk berendam. Keduanya hanya saling terdiam. Bingung ingin berbicara apa dan dimulai dari mana juga.
"Berendamlah dulu. Aku akan melihat Devina dan Disya di kamarnya," ucap Dion setelah menggendong Binar untuk masuk ke dalam bathtub.
"Iya, Kak. Tolong kakak tangani dulu mereka. Nanti aku segera nyusul ke kamar Devina dan Disya," ucap Binar.
"Kamu tak perlu khawatir. Sesekali anak-anak bolos sekolah juga enggak apa-apa. Toh semua karena kita berdua memang bangun kesiangan," ucap Dion yang sedikit kikuk membahas tentang percintaan dirinya dengan Binar yang di luar kendalinya.
Ia tahu bahwa dirinya yang salah. Namun bibirnya masih kelu untuk membahasnya dengan Binar atau pun sekedar meminta maaf. Egonya masih setinggi langit walaupun hatinya terbesit rasa ingin meminta maaf pada sang istri yang selalu ia gaungkan hanya sebatas bayangan mendiang istrinya, Berliana.
Terlebih percintaan antara dirinya dengan Binar semalam tak ia duga sama sekali. Sebab dirinya di bawah pengaruh obat, alhasil kesucian Binar ia renggut.
Dion sadar, ia adalah pria pertama yang mengambil kesucian Binar. Dikarenakan saat akan turun dari ranjang, ia melihat noda darah kesucian yang tentunya milik Binar.
Biarlah lain waktu saja ia berencana membahas kejadian semalam pada Binar, pikirnya.
Akhirnya Dion pun keluar dari kamar mandi dan menuju pintu kamar Binar. Saat pintu kamar terbuka lalu ia berjalan santai menuju kamar si kembar, tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang sangat familiar baginya tengah memanggil dari arah belakang tubuhnya.
"Kamu mau ke mana?"
Deg...
Sontak ia pun menoleh dan melihat ayah mertuanya tengah duduk di meja makan sambil minum kopi dan membaca koran.
"Pa_pa," ucap Dion dengan nada yang terbata-bata. Ia tak menyangka pagi-pagi begini ayah mertuanya akan datang.
Bersambung...
🍁🍁🍁
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏