Ranti gadis berusia 20 tahun, memiliki otak cerdas dan juga ceplas ceplos ketika sedang berbicara, sejak kecila dia memiliki kehidupan yang sangat tidak beruntung. Karna terlahir dari keluarga amat sangat miskin, bahkan Ranti tidak bisa melanjutkan kuliahnya karna harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap hari Ranti selalu berhayal akan menjadi wanita kaya dan memiliki suami Ceo seperti di novel novel yang ia baca setiap pulang kerja, pasti hidupnya akan sangat bahagia.
Dan apa jadinya jika ternyata hayalan Ranti terwujud, dia masuk ke raga istri Ceo, namun sayangnya dirinya tidak pernah mendapat cinta dari suaminya, karna suaminya yang masih mencintai mendiang kekasihnya.
Apa yang akan di lakukan oleh Ranti, apakah dia akan menyerah ?, atau akan berjuang untuk mendapat cinta suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Dari atas balkon ruang kerjanya, William yang sedang menghisap nikotin di sela sela jarinya, melihat sebuah taksi masuk ke halaman mansionnya, dahi William mengkerut ketika melihat Roseline yang keluar dari dalam taksi itu, kenapa pulang naik taksi?, dimana Anna monolognya dalam hati.
Namun William tidak lagi memperdulikan hal itu, karna kini dirinya di buat heran saat melihat wajah Roseline yang terlihat sangat bahagia.
Sedangkan di lantai bawah senyum Roseline terus tersungging, saat melihat kembali paperbag yang berlogo merek ponsel impiannya kini berada di tangannya, dirinya tidak menyangka akhirnya bisa memiliki ponsel yang selama ini menjadi hayalannya.
Roseline bergegas pergi ke lantai dua dimana kamarnya berada, karna dia sudah tidak sabar untuk mencoba kamera ponsel barunya.
'' Anjirr,,,, ngagetin aja '' pekik Roseline yang hendak berbelok menuju ke arah kamarnya, sembari memeluk erat paperbag yang di tentengnya, karna hampir saja ia lemparkan karna di kejutkan oleh William yang tiba tiba muncul di depannya.
Sedangkan William mengerutkan dahinya, pasalnya dia tidak faham apa yang di ucapkan oleh Roseline.
'' Kamu ngomong apa ?''
Roseline langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dia merutuki kebodohannya yang berucap seperti kebiasaannya saat di buat terkejut.
" Aduh,,, Ranti, kenapa lo belum bisa mengontrol mulut lo sih, kalau sampai William curiga kan gawat, gue juga gak mau kehilangan surga dunia yang udah gue dapetin cuma cuma ini " batin Roseline dengan menunjukkan senyum konyolnya di depan William.
'' Ah, aku tidak ngomong apa apa kok '' tukas Roseline berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
Lalu Roseline mengambil kartu hitam milik William dari dalam tasnya, dan menyerahkan kembali pada William.
'' Ini, aku kembalikan kartunya, aku sudah selesai belanja '' ujar Roseline.
William menatap kartu hitam yang di sodorkan oleh Roseline. '' Pakai saja '' ujar William dengan ekspresi datarnya, yang mana membuat Roseline langsung terkejut.
'' Kamu serius?'' tanya Roseline takut dirinya salah dengar.
'' Hem '' sahut William, lalu membalikkan badannya dan melenggang pergi kembali masuk ke ruang kerjanya.
Sedangkan Roseline dia masih berdiri dengan mimik wajah terkejutnya, lalu dia melihat kembali kartu hitam yang berada di tangannya.
Plak
Auwhh
Roseline memukul lengannya sendiri, untuk meyakinkan jika dirinya tidak sedang bermimpi, kalau William menyuruh dirinya untuk memakai kartu hitam miliknya.
'' Gue, tidak mimpi njirr,,, '' gumam Roseline, lalu dia segera berlari kecil masuk ke dalam kamarnya dengan tertawa bahagia, dan tanpa Roseline ketahui jika tingkah lakunya di perhatikan oleh William dari celah pintu ruang kerjanya yang tidak tertutup sempurna.
'' Kenapa setelah amnesia dia berbeda sekali, aku seperti melihat sosoknya yang baru '' gumam William tanpa sadar menyunggingkan senyum tipisnya di sudut bibirnya.
Sedangkan di dalam kamarnya Roseline yang merasa sangat bahagia, sampai meloncat loncat di atas kasur king sizenya, dan setelah merasa lelah Roseline langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Roseline kembali melihat kartu hitam milik William yang kini berada di tangannya, dengan senyum yang tidak lepas dari sudut bibirnya.
'' Mulai sekarang gue harus belajar tidak membuat William kesal, agar William tidak menyita kartu ini '' gumam Roseline dengan penuh tekat, karna dia tidak ingin kehilangan kartu hitam yang kini ada di tangannya, impiannya untuk menjadi orang kaya sudah tercapai, hanya saja tidak mendapatkan suami CEO yang mencintainya, namun itu bukan masalah besar bagi Roseline yang berjiwa Ranti, asalkan punya banyak uang tanpa banting tulang, itu sudah cukup membuatnya bahagia.
Sore hari Roseline tengah duduk di gazebo yang berada di taman mansion, dengan di temani salah seorang pelayan wanita, dan kebetulan usia pelayan wanita itu tidak jauh beda dengan Roseline.
'' Nina duduklah di sampingku, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu '' pinta Roseline.
'' Maaf Nona, lebih baik saya berdiri saja, saya tidak pantas duduk berdampingan dengan anda '' tolak Nina dengan halus.
'' Aku tidak menerima penolakan Nina '' cetus Roseline tegas, yang mana membuat Nina mau tak mau akhirnya duduk di sebelah Roseline, meskipun merasa gugup tapi Nina tetap memaksakannya.
'' No,, Nona, mau bertanya apa sama saya '' ujar Nina gugup, karna ini pertama kalinya dirinya duduk di samping Nona Mudanya.
'' Kamu tahu kan aku amnesia ?'' tanya Roseline yang di angguki oleh Nina.
'' Kamu pasti tahu bagaimana sikapku dulu, saat melihat kedekatan Anna dan suamiku?'' tanya Roseline yang seketika membuat Nina diam mematung, dirinya tidak tahu harus menjawab apa.
'' Katakan saja, aku tidak apa apa '' ujar Roseline.
'' Yang pasti anda sangat marah ketika melihat Tuan Muda memberikan perhatiannya pada Nona Anna, bahkan anda juga akan mengusir Nona Anna, jika dia berkunjung ke sini '' tukas Nina seperti apa yang ia ketahui selama ini.
'' Lalu, bagaimana reaksi suamiku? '' tanya Roseline lagi.
'' Tentu saja Tuan akan memarahi anda, bahkan Tuan tidak segan segan membentak anda di depan Nona Anna '' jawab Nina.
Roseline mengangguk anggukkan kepalanya, kini dia paham apa yang harus ia lakukan agar William tidak membencinya.
" Ok, demi keamanan balck card, agar tidak di ambil lagi oleh William, gue tidak boleh mencampuri kedekatan William dengan Anna " batin Roseline mengepalkan tangannya penuh semangat.
'' Sedang apa kamu di sini ?''
Roseline dan Nina serempak menoleh ke belakang, melihat siapa yang datang Nina langsung bangkit dari duduknya dengan gelagapan.
'' Tuan Muda, Tuan Aiden '' sapa Nina membungkukkan badannya dengan gugup, Nina takut jika Tuan Mudanya akan memarahinya, karna dirinya ketahuan tidak sopan duduk di samping Nona Mudanya.
'' Masuklah '' perintah William yang di angguki oleh Nina, dan langsung bergegas pergi dari gazebo.
Sedangkan Roseline hanya diam menatap William dan Aiden yang kini duduk di depannya.
'' Roseline, bagaimana kabar kamu ?'' tanya Aiden tersenyum.
'' Baik dokter '' sahut Roseline tersenyum.
'' Jangan panggil aku dokter, panggil saja Kak Aiden, karna kamu biasanya memanggilku seperti itu '' tukas Aiden.
'' Hem,, iya '' sahut Roseline mengangguk anggukkan kepalanya.
'' Den, kamu ingatkan, kedatanganmu kesini untuk apa '' sela William dengan suara dinginnya.
Aiden langsung berdecak kesal, tentu dia ingat kedatangannya ke mansion William untuk memeriksa kondisi Roseline.
'' Memangnya kedatangan Kak Aiden untuk apa?, bukannya untuk menemui suamiku '' tanya Roseline.
'' Bukan, aku kesini untuk melihat kondisi kamu '' jawab Aiden.
'' Oh '' Roseline mengangguk anggukkan kepalanya.
'' Bagaimana, selama keluar dari rumah sakit, apa ada yang masih kamu rasakan ?'' tanya Aiden.
'' Ada sih, tapi tidak apa apa, santai saja '' jawab Roseline tersenyum.
'' Lebih baik kamu katakan pada Aiden, agar dia bisa memberi saran untuk kamu '' sela William cepat dan di angguki oleh Aiden.
'' Em,, kadang masih terasa pusing, itu saja sih yang aku rasakan '' ujar Roseline tidak berbohong, karna terkadang dirinya juga merasakan pusing tiba tiba.
Aiden mengangguk anggukkan kepalanya. '' Apa kamu sudah melakukan apa yang aku katakan, agar rehat dulu minimal seminggu ?'' tanya Aiden yang mana membuat Roseline langsung tersenyum konyol.
'' Ck, tadi saja dia sudah ke mall '' sela William berdecak kesal, karna dia tidak tahu jika ternyata Roseline masih belum di perbolehkan kemana mana.
'' Aku ke mall kan ada kepentingan, aku harus membeli ponsel baru '' sahut Roseline membela diri.
'' Pelayan banyak, kamu bisa menyuruh mereka '' tukas William.
'' Aku tahu, tapi mereka tidak tahu seleraku '' sahut Roseline lagi.
'' Ya tinggal bilang saja pada mereka, kamu mau ponsel seperti apa '' tukas William lagi.
Roseline tidak bisa membantah lagi ucapan William, dan memilih bangkit berdiri.
'' Mau kemana kamu ?'' tanya William.
'' Ke kamar, mau rehat '' sahut Roseline dan melenggang pergi sembari menghentak hentakkan kakinya di atas lantai.
Sedangkan Aiden hanya bisa tertegun, karna ini pertama kalinya dia melihat William dan Roseline berdebat selayaknya suami istri pada umumnya, karna biasanya jika Roseline membantah ucapan William, pasti William akan membentaknya atau memarahinya.