Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemenangan telak.
Ke esokan harinya...
Bianca berangkat lebih dulu ke sekolah tanpa berpamitan terlebih dahulu,tentu saja itu membuat Rafael dan Laura merasa tak nyaman. Malam tadi mereka berhasil membuat perasaan putrinya terluka,namun ada orang lain yang berhasil menyembuhkan nya.
Rubi segera memberitahu Jojo jika Nona nya berangkat terburu-buru ke sekolah. Ia pun segera menyusul setelah mendapatkan kabar tersebut. Jojo kembali mencarinya di setiap sudut ,namun tak menemukan juga batang hidungnya.
"Dimana dia.."lirih Jojo kembali celingukan.
Acara lomba pun akan di mulai kembali. Perlombaan basket menjadi penentu akan kemenangan salah satu sekolah. Frederick, Evan dan juga Dino sudah siap berada di sisi lapangan serta beberapa anggota lainnya.
Jojo perlahan muncul dengan kaos olahraga yang ia pakai. Memperlihatkan seluruh otot yang ia tutupi.
Semua mata anak gadis melotot seketika,mereka begitu terhipnotis sekaligus terpana dengan postur tubuh Jojo yang sempurna.
Glek..
Bianca menelan ludahnya kasar,tak menyangka dengan penampilan Jojo yang sekarang. Wajahnya yang banyak coretan dan tambalan plester nampak begitu tampan.
"Seksi banget.."gumamnya pelan.
Frederick berjalan,mendekat ke arah Jojo.
"Jangan sampai elo bikin kacau pertandingan ini!!" tekan Frederick begitu sinis.
"Urus aja diri elo sendiri,Fred! jangan pernah urusin gue!!"
Frederick menatap tajam ke arah Jojo yang begitu santai mengunyah permen karet.
tapi tidak dengan matanya yang menatap sekeliling mencari sosok si cupu.
"Dimana elo cupu.." geram batinnya terus mencari.
Tim lawan pun datang,satu persatu masuk ke lapangan basket. Gemuruh sorak sorai kembali memenuhi isi sekolah. Olan nampak menatap ke arah Jojo lekat merasa tersaingi dengan postur tubuh Jojo yang sempurna.
Frederick berdiri di tengah lapangan bersama Olan sebagai kapten lalu berbicara pada wasit dan mengangguk.
Peluit pun di bunyikan dan bola di lempar ke atas yang mampu di rebut dengan cepat oleh Olan.
"Mimpi Lo bisa kalahin gue.." desis Olan pelan sambil berlari menggiring bola dan memasukkan nya dengan mudah ke dalam keranjang.
Dua poin untuk mereka membuat Frederick memanas.
Bola kembali di lempar, menggilir mempermainkan lawan. Bola berhasil Dino dapatkan namun tubuhnya di sikut begitu keras sehingga bola terlepas dan dia pun tersungkur.
"Sialan!!"desis Dino yang bangkit dan berlari cepat mengejar lawan.
Slup..
Bola masuk kembali ke dalam keranjang semakin membuat suasana menegang.
Olan kali ini yang menggiring bola begitu gesit ia melewati pertahanan Dino dan Evan. Jojo berdiri menghadang, perebutan bola pun terjadi begitu seimbang dan ...Jojo berhasil meraihnya, berlari cepat memasukkannya ke dalam keranjang lawan.
Slup...
Hiah..
Suara gemuruh pun kembali terdengar,Olan nampak kesal dan menatap Jojo begitu tajam.
Bola sekarang di giring Evan ,ia berusaha mencari celah untuk keluar dari penjagaan lawan,namun perutnya seperti di hantam sesuatu menjadikannya tersungkur ke lantai sambil berteriak.
"Aaargh.." wasit pun menghentikan permainan sementara dan melihat keadaan Evan yang kesakitan.
"Apa yang terjadi Van? kenapa elo bisa begini?"tanya Dino panik.
"Gue gak tau! perut gue benar-benar sakit!!" rintihnya menahan perut.
Olan hanya tersenyum smirik sambil menatap ke arah Renova.
"Licik..!!" gumam Bianca saat memperhatikan interaksi mereka berdua.
"Mereka curang Cup?!" kata Remon khawatir saat menatap ke lapangan.
"Mereka begitu apik dalam memainkan kecurangannya. Sama seperti satu tahun yang lalu.." balas Bianca pelan.
Bruk!!
Kali ini tubuh Jojo yang tersungkur. Bianca menatap sengit ke arah Olan yang berdiri di depan Jojo memberi tantangan.
"Sembunyi saja di ketiak nyokap Lo yang udah mati itu,Jojo .." Emosi Jojo mendadak terpancing,ia langsung berdiri dan hendak melayangkan pukulan yang langsung Frederick tahan.
"Sialan!! Pasti di Olan bisikin sesuatu yang membuat emosi Jojo gak terkendali." Gumam Bianca lagi merasa geram sendiri.
Frederick kali ini yang menggiring bola,ia berusaha menerobos Olan namun gagal. Jojo kembali berlari mengejar dan menghadang pergerakan Olan di depan tiang ring.
"Dasar anak jalanan!! jangan harap elo bisa ngambil bola ini lagi dari gue!" bisiknya yang langsung menyerang dengan benda tajam yang selalu ia sembunyikan di balik sarung tangannya.
Srett...
"Sialll...!" Desis Jojo yang meringis kesakitan dan membiarkan Olan memasukkan bolanya ke dalam keranjang.
"Kurang ajar!! Beraninya dia nyakitin Jojo gue!!" geram Bianca yang tersulut emosi.
"Tenang cup.. tenang...malu di lihatin orang-orang karena tingkah Lo yang gak karuan.." bisik Remon membuat Bianca mengedarkan pandangan.
"Kenapa elo gak bilang dari tadi sih!!" bisiknya.
Remon hanya tersenyum kecut,tak tau lagi kata apa yang harus ia lontarkan.
Babak pertama begitu sengit dan angka kebanyakan di raih tim lawan. Tim Frederick kekurangan satu pemain yang saat ini masih meraung kesakitan di tempat perawatan.
Pritt..
Peluit pun berbunyi tanda pertandingan pertama berakhir.
Mereka sama-sama menghela napas berat dan panjang saat menatap skor yang masih banyak tertinggal.
Tim medis langsung membalut luka yang ada di lengan Jojo. Lalu melontarkan beberapa pertanyaan.
"Bagaimana kamu bisa terluka seperti ini?! siapa yang melakukan nya? apa kamu melihat dia membawa benda tajam saat bermain?" Jojo hanya menggelengkan kepalanya,tak tau karena kejadiannya begitu cepat.
"Kita kekurangan satu pemain pak! sedangkan angka kita tertinggal begitu jauh!" Dino bicara dengan begitu lesu.
Pak Angkara hanya menghela nafas saja,bingung harus mencari pemain cadangan dimana.
"Kalau begini terus,kita pasti akan kalah pak!"sahut yang lainnya yang mulai kehilangan semangat.
"Kalian yang penting sudah melakukan yang terbaik. Kalah atau pun menang tidak jadi masalah!"
"Tapi kami ingin menang pak! kita sudah susah payah berlatih selama ini,tapi begitu mudah di kalahkan oleh mereka yang jelas sudah curang?!" sahut Dino tak terima.
"Sudah! jangan banyak mengeluh! kita lakukan yang terbaik untuk sekolah kita!!" Frederick kali ini yang menyemangati membuat semuanya terdiam.
Pritt...
Babak kedua pun dimulai.
Olan tersenyum puas karena kini permainan akan lebih mudah ia menangkan karena pemain yang tak seimbang.
"Lebih baik kalian nyerah aja! daripada kalah dengan begitu memalukan!!" ejeknya dengan terkekeh.
Brakk!
Tiba-tiba pintu terbuka. Semua mata menoleh dan menatap seseorang yang berlari cepat ke sana.
"Apa gue telat?!" tanyanya polos membuat Jojo dan Frederick tersenyum.
"Elo datang tepat waktu Cupu!!" ucap keduanya serempak.
"Cihh...Kalian akan mempermalukan diri sendiri karena sudah memasukan seorang cewek lemah ke tim kalian!!" Ujar Olan memprovokasi.
"Olan Ester!! Kenapa?apa elo takut di kalahkan oleh tim yang terdapat satu cewek di dalamnya?!" ucap Bianca lantang membuat semua mata menatapnya.
"Berani juga ya mulut Lo!! dasar cupu !! gue akan keluarin Lo sebelum permainan berakhir!!"
Bianca tersenyum tipis sambil bersiap mengambil langkah.
"Banyak bacot Lo!!" Desis nya tajam langsung merebut bola dari tangan Olan.
"Apa? bagaimana bisa.." lirih Olan tak percaya dan langsung mengejar Bianca begitu cepat. Gadis itu bergerak dan berkelit cepat menghindari semua serangan Olan dan ..
Slup...
Bianca berhasil mencetak angka begitu sempurna.
"Makan tuh curang Lo!!" Sinis Bianca berjalan santai melewatinya.
"Sialan!! siapa si cupu ini?!" geramnya dan kembali berlari ke arah Frederick kali ini yang menggiring bola, ia lalu di lemparkan ke arah Jojo, Olan pun tersenyum karena akan menyerang Jojo untuk yang kedua kalinya. Namun sebelum itu terjadi Jojo sudah lebih dulu mengoper bola ke tangan Bianca. Gadis itu berlari cepat menuju ring lawan dan memasukannya.
Hoaahh....
Terdengar sorak keseruan di lapangan basket. Semua guru sama tegangnya, apalagi saat ini yang sedang bertanding melibatkan seorang gadis yang bertubuh kecil,jauh dari semua lawannya yang bertubuh tinggi dan besar.
"Ya ampun Bianca! nekad banget tuh anak!" gumam Bu Amanda khawatir.
Tim Frederick berhasil mengejar angka,saat ini Olan tengah merencanakan aksi curangnya,ia membisikan sesuatu pada kawannya yang lain dan langsung berpencar menghalangi Jojo dan Frederick.
"Gak mutu banget Lo!!" seru Bianca yang merasa jika Olan akan melakukan sesuatu.
"Apapun untuk kemenangan akan gue lakukan!!" Olan langsung menyerang Bianca,merebut bola dengan senggol kasar. Tubuh gadis itu tersungkur membuat Jojo langsung berlari ke arahnya.
"Elo gak apa-apa kan' Cup?!" tanyanya khawatir saat wajah Bianca meringis kesakitan memegangi bahunya.
"Iya ,gue gak apa-apa Jo."
"Enggak! kita akhiri pertandingan ini. Gue gak mau elo sampai terluka."
Bianca menahan tangan Jojo yang hendak pergi menemui wasit.
"Apa elo gak kasihan sama mereka?" ucapnya sambil menatap satu persatu ke arah Frederick dan Dino juga yang lainnya.
"Lalu guru guru kita yang menaruh harapannya sama kita?!"
Jojo terdiam dengan kepalan tangan yang mengerat.
"Tapi yang di katakan Jojo ada benarnya! jangan sampai ada yang terluka lagi disini!" sahut Frederick.
Wasit pun mendatang mereka dan bertanya.
"Apa kalian akan melanjutkan pertandingan?!"
"Iya pak! lanjut!" tegas Bianca yang langsung berdiri dengan menetralkan kedua bahunya.
"Elo emang keras kepala!" Lirih Jojo yang kembali pada posisinya.
Olan kembali tersenyum dan kali ini menyerang bertubi-tubi. Pertama ia membuat pertahanan Frederick melemah lalu Jojo yang terus di pancing emosinya dan Dino mereka mengunci pergerakan mereka semua.
"Sekarang siapa yang akan nolongin elo cupu!!" lirih Olan saat mereka sedang memperebutkan bola.
"Yang jelas pemenangnya di sini adalah gue..!" jawab Bianca yang berhasil lolos dari penjagaan Olan dan memasukan bola ke keranjang.
Hoaahh...
Skor seri dan waktu semakin menyempit,hanya menghitung beberapa menit lagi hingga permainan ini berakhir.
Olan kembali mencari cara,kali ini bukan pergerakan, Frederick,Jojo dan Dino yang mereka kunci tapi Bianca.
Mereka tak melepaskan gadis itu pergi dari tempatnya.
"Sial!!" Desis Bianca geram.
Frederick melempar bola ke keranjang lawan yang berhasil Olan tepis,begitu juga Jojo yang di beri tubrukan keras kembali.
"Lempar ke gue bolanya!!" teriak Bianca ke arah Dino. Dia pun sedikit ragu tapi tak punya pilihan lain karena posisinya lebih dekat dengan Bianca.
"Bermimpi lah cupu! tak ada satu orang pun yang mampu melakukan shooting dari jarak jauh!" Desisnya meremehkan.
Namun Bianca tak menghiraukan,dia kembali berkonsentrasi penuh,mengelapkan matanya dengan tatapan tajam menuju ring lawan.
Ia menarik nafas dalam dan mengambil langkah terakhirnya.
Semua orang menahan nafas,begitu juga Olan yang menatap remeh ke arahnya.
"Gue percaya sama elo Bola basket kesayangan gue.." lirihnya melemparkan bola itu sekuat tenaga di sela bahunya yang semakin terasa sakit.
Bola tiba di keranjang dan berputar-putar disisi nya,Bianca menelan ludahnya begitu sulit dan ..
Slup...
Bola kembali ke tengah keranjang dan masuk.
Hoaahh...
Semua anak langsung berjingkrak bahagia saat peluit tanda berakhirnya pertandingan di bunyikan. Skor berubah dan kini sekolah mereka yang lebih unggul dua angka dari mereka.
Jojo langsung berlari dan memeluk Bianca erat ,begitu juga Frederick dan Dino merasa lega dan puas dengan kemenangan ini.
Olan menatap tak bergeming ke arah Bianca,merasa jika hal itu hanya dapat di lakukan oleh satu orang yang begitu ia kenal.
"Bianca..." lirihnya pelan menatap ke arah si cupu jelek yang berjalan menghampirinya.
"Gue gak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya Olan Ester...!"
Bianca kemudian membuka kedua kepangnya dan mengikatnya menjadi satu. Menyingkirkan poni Betty lavender dan juga kaca matanya. Ia membersihkan riasan wajahnya dengan tisu dan tersenyum puas ke arah Olan yang berdiri mematung menatapnya.
"Lihat baik-baik wajah ini! wajah yang udah elo dan Renova Khianati satu tahun lalu! wajah yang menaruh kepercayaan sama kalian sepenuhnya dulu!! Gue kembali dan janji gue udah tuntas untuk mengalahkan kecurangan kalian berdua dengan cara yang bersih!!"
Olan terhuyung kebelakang,tak menyangka jika lawan nya itu merupakan sahabat lamanya dulu. Yang ia permalukan di depan seisi sekolah karena kecurangannya.
Seluruh guru menatap tak percaya, ternyata di balik wajah cupu Bianca terdapat rupa yang berbeda.
"Bianca ...! i love you...!!" Teriak Remon bersorak ria yang langsung mendapat tatapan sengit dari semua anak cowok.
"Lah..salah gue apa! Ampun deh Jo..saingan Lo banyak sekarang!!" lirihnya yang merasa menciut takut dengan tatapan mereka.
Bianca kembali berbalik dan berjalan tersenyum ke arah Jojo. Namun tiba-tiba kepalanya mendadak berat dengan rasa sakit di bahunya yang menjalar hebat.
Bruk!!
"Cupu!!"
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗