NovelToon NovelToon
PELARIAN

PELARIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Noesantara Rizky

Dania dan Alvin menjalani pernikahan palsu, kebahagiaan mereka hanya untuk status di media sosial saja, pelarian adalah cara yang mereka pilih untuk bertahan, di saat keduanya tumbuh cinta dan ingin memperbaiki hubungan, Laksa menginginkan lebih dari sekedar pelarian Dania, dan mulai menguak satu demi satu rahasia kelam dan menyakitkan bagi keduanya,
Apakah Dania dan Alvin masih bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau memilih untuk menjalin dunia baru?
Ikuti kisah cinta Dania dan Alvin yang seru dan menengangkan dalam cerita ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noesantara Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34 Belum Ikhlas

Gemerlap lampu menyambut malam yang tak jauh berbeda dengan siang tadi. Mobil Dania sudah tiba di halaman rumah Laksa, pandangannya lurus ke arah Bunga Anggrek yang mulai layu, jantungnya berdebar mempertanyakan langkahnya ini.

Perempuan itu paham benar, berurusan dengan Laksa adalah sebuah kesalahan, namun dia sudah terjatuh dan tercebur ke air yang dalam, hal ini membuatnya harus menumpuk keyakinan agar apa yang sudah ditulisnya berjalan.

Dania keluar dari mobil membawa roti brownies coklat. Belum sempat mengetuk pintu, Laksa sudah membukanya dengan wajah sumringahnya, Dania sempat tertegun melihat lelaki itu, namun dia sadar diri dan membalasnya dengan senyuman.

“Lelah sekali tampaknya?” tanya Laksa.

“Ya begitulah, Ibu dimana?” kata Dania yang melirik ke arah pintu.

“Ada di dalam,” katanya menunjuk ke arah dalam, “Ayo masuk!”

Laksa dan Dania masuk ke dalam, menuju ruang santai di mana Ibu Kandhi sedang melihat televisi. Perempuan tua itu tampak senang melihat kedatangan Dania, terlebih dia membawakan makanan kesukaannya, “Maaf merepotkan,” kata Ibu Kandhi yang sumringah.

Keduanya berbincang cukup lama, sementara Laksa menyiapkan makanan malam. Tatapan matanya tak lepas dari Dania dan Ibunya, mereka bercerita dan saling menyentuh dan tertawa. Laksa membayangkan mungkin ini yang akan dirasakannya kalau dia nanti menikah dengan Dania.

Aroma sup ayam kesukaan Ibu Kandhi menjalar ke seluruh ruangan, harum rempahnya menggoda lidah untuk segera menikmatinya. Bahkan setelah menciumnya, perut Dania berbunyi, “Sudah lapar ya? Masakan Laksa itu memang terbaik,” kata Ibu Kandhi.

Laksa menyiapkan Sup Ayam itu di atas meja, bersama dengan perkedel, tahu, tempe goreng, dan sambal kecap, tak lupa juga jasmine teh sebagai pelengkapnya. Dania merasa takjub karena lelaki itu bisa menyiapkannya sendiri.

Ketiganya mulai menyantap makanan tersebut. Dania mencoba semua yang disajikan, gelak tawa bahagia terlihat dari sorot mata Ibu Kandhi, walau dibaliknya ada sedikit kerasahan karena Dania adalah istri Alvin.

“Bagaimana kabar suamimu Dania?” tanya Ibu Kandhi yang memecah candaan Laksa serta Dania.

“Baik, Bu!” ucap Dania yang tersadar kalau dia memang harus menjaga jarak dengan Laksa.

“Dania mau berpisah, Bu,” kata Laksa.

“Benarkah?” tanya Ibu Kandhi yang matanya melotot terkejut dengan keputusan tersebut.

“Tadinya, tetapi setelah dipikir-pikir, mungkin memberikan kesempatan kedua lebih baik,” kata Dania yang memotong tahu.

Laksa menatap tajam Dania, tangannya menggenggam sendok dengan sangat erat, “Ini nggak boleh terjadi, dia harus bercerai,” batin Laksa yang mencoba untuk menenangkan diri.

Tatapan mata Ibu Kandhi bukan tertuju ke Dania, melainkan Laksa. Dia tahu kalau anaknya tidak suka mendengar kabar tersebut, “Bagus! Perselingkuhan itu menyakitkan, namun kamu harus tahu alasannya, sebelum memutuskan hal besar,” kata Ibu Kandhi yang membersihkan mulutnya.

Melihat ibunya sudah selesai, Laksa bangkit dari duduknya, dia mengambil obat untuk ibunya yang seketika langsung di minum, “Ibu istirahat dulu ya!” kata Ibu Kandhi yang memegang tangan Laksa sebagai tanda dia ingin masuk ke kamarnya.

Dania menatap Laksa dan Ibu Kandhi, perempuan itu paham benar kalau keberadaannya di sini membuat hidup mereka berwarna. Dia jadi teringat pesan Ibu Kandhi sewaktu di rumah sakit, untuk tidak memutuskan sesuatu hanya dari kacamata pribadi.

Ibu Kandhi juga berpesan, “Kalau lelaki jahat belum tentu dia akan selalu menyakiti. Begitupula lelaki baik belum pasti memberikan kebahagiaan batin atau lahir,”

Laksa menyentuh tangan Dania yang membangkitkannya dari lamunan itu. Dia  terkejut didepannya ada Laksa, “Laksa!” katanya.

“Kenapa melamun sih?” tanya Laksa yang duduk disampingnya.

“Nggak,” jawab Dania yang menyeka mukanya.

“Melamun apa sih? Keputusan kamu berpisah dengan Alvin?” tanya Laksa yang mengambil minum.

Dania menggelengkan kepala, “Aku nggak jadi mengajukan gugatan,” 

“Kenapa? Dia sudah jahat sama kamu, dia sudah selingkuh!” ucap Laksa yang sedikit bernada tinggi.

“Kita sudah jujur satu sama lain, dan aku yakin akan itu!” jawab Dania yang mengambil minumnya.

“Yakin dengan kejujurannya? Kalau masih berbohong bagaimana?” tanya Laksa yang mulai memancing Dania.

“Benar juga kata Hesti, lelaki ini bisa aku manfaatin untuk mengungkap Nila dan Alvin, “ kata Dania dalam hati yang menatap wajah Laksa cukup dalam.

“Entahlah, aku belum mau berpikir sejauh itu, aku hanya ingin menjalaninya pelan-pelan saja!” jawab Dania dengan nada pasrah.

“Kamu berhak bahagia, jangan paksa diri kamu untuk lelaki brengsek itu!” ucap Laksa.yang dahinya mulai mengernyit

“Aku harus memainkan drama ini lebih baik lagi,” batin Dania yang menundukkan kepalanya.

“Aku tak tahu harus bagaimana, dan harus percaya sama siapa,” ucap Dania mencoba memanipulasi Laksa agar percaya dengannya.

“Terlebih, hanya dia saksi kunci kematian Putri,” lanjutnya.

Laksa melihat wajah Dania yang penuh kebimbangan. Lelaki itu mulai menaruh iba sekaligus kesal, “Aku akan lakukan sesuatu agar mata kamu bisa terbuka!”

“Sudah jam 8 malam, aku pamit dulu,” kata Dania yang berdiri dan berjalan ke luar.

Laksa tak menjawabnya dia hanya mengantar perempuan itu ke luar rumah. Dia menunggu sampai mobil Dania pergi dan tak terlihat, setelahnya dia masuk ke dalam sekaligus mengunci pintunya.

“Aku harus memisahkan mereka berdua,” kata Laksa yang masuk ke dalam kamarnya.

Lelaki itu mulai duduk di depan laptopnya, dia mencoba melihat berbagai foto yang ada di dalam.foldernya. Ada begitu banyak foto dan video antara Alvin dan Nila,” Mana yang harus aku keluarkan duluan?” 

Lelaki itu lantas mengambil handphonenya di saku celana, dia melihat dulu bagaimana situasi media sosial saat ini. Berandanya memperlihatkan berita Alvin dan Nila memang tenggelam, namun tidak untuk posisi Nila.

“Oh, iya besok adalah momen pengunduran diri Nila, aku nggak sabar membuat dia hancur,” katanya tersenyum sinis.

Laksa memandang foto Putri yang ada di atas laptopnya. Dia tidak sabar melihat Alvin hancur, Nila dan Pak Dhanu secara bersamaan, “Mungkin, caranya akan aku ubah, biarkan netizen yang mengungkapnya,” dia mengangguk beberapa kali.

Tangannya kembali menjangkau layar handphone, menulis sebuah pesan ke seseorang, “Ada tugas lagi, tetapi kali ini sedikit berbeda, bagaimana?”

“Asal bayarnya pas, tidak masalah,” balasan pesan yang memang diinginkan Laksa.

1
Ratih15
Seruu bangett kak ceritanya sukakk, semangat updetnyaa yaa kak. kalau boleh dibantu juga komen dan likenya di cerita aku "Cinta Dalam Dosa". Saling support yuk kak terimakasih 🥰❤
Noesantara Rizky: Alhamdulillah kak
oke siap nanti di gas lah
total 1 replies
Alida
Ngakak terus!
Noesantara Rizky: ngakak kenapa kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!