Jasmin Renata Luis, wanita cantik, mandiri dan tangguh, di usia yang baru 22 tahun, dia sudah terbiasa hidup susah setelah kematian kedua orang tuanya. Membanting tulang setiap harinya demi menghidupi kebutuhannya dan ke tiga anak kembarnya, Rio Putra Luis, Reno Putra Luis, dan si cantik Riana Putri Luis.
Memiliki Triple bagi Jasmin adalah anugrah yang di kirim Tuhan untuknya, Triple sek olah-olah di kirim untuk menjadi pengganti kedua orang tuanya. Dia selalu menikmati semua moment berharga bersama ke tiga buah hatinya setiap hari.
Ya akibat perbuatan yang di lakukan oleh lelaki yang dia sendiri tidak tau itu membuahkan hasil tiga malaikat bayi-bayi kecil yang tak berdosa, yang tumbuh menjadi anak-anak cerdas, suka menolong dan genius. Di tengah-tengah hinaan, cacian yang selalu dia terima karena hamil tanpa seorang suami dan menganggap Jasmi seorang perempuan nakal.
Akan kah triple berhasil mencari keberadaan ayahnya? dan mampukah tripel menyatukan kembali mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Puspitasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Sedikit Menunjukkan.
Di dalam mobil Papa Adam pagi hari ini begitu rame dengan celotehan Riana dan Reno, sedangkan Rio, seperti biasanya diam, dingin, dan masa bodo. Wili yang menjadi sopir pagi ini, dari tadi tatapan matanya tak lepas dari Rio, Wili harus mengakui bila cicitnya Tuan Niko, yang satu ini benar benar foto kopian Tuan Niko, saat masih muda. Dia sedang berfikir apakah kegeniusan dan keahlian sama atau ini lebih dari Tuannya yang dulu pikir Wili.
"Kenapa dari tadi Anda, melihat saya terus Tuan Wili?" Tanya Abang Rio dengan tegas.
"Anda benar benar seperti Tuan saya Tuan muda? Maaf, bila saya lancang sudah melihat Anda, dari tadi," Jawab Wili dengan tenang. Sebenarnya dis sedikit kaget padahal dari tadi Rio, tidak sama sekali melihatnya, dapat Wili, simpulkan Rio akan sama seperti Tuan nya dulu bisa sudah besar nanti.
"Maaf, Om Wili. Abang Lio na emang gitu, endak cuma di liat liat dan di centuh centuh. Tapi Abang na baik tok hati na. Talena sayang cama Liana na," Sahut Riana pada Wili dengan ucapan cadelnya.
" Maka na Abang itu tenyum cedikit lah? Bial endak takut yang liat na," Ujar Reno sambil melihat Abangnya.
Sedangkan Rio, sendiri seperti masa bodo tak perduli, dia malah fokus pada iPad nya itu. Dia memilih fokus pesan yang baru saja di terimanya dari anak buahnya itu, iya data data keluarga Sanjaya dan kematian Oma dan Opanya dulu. Sedangkan Papa Adam dan Mama Diana hanya sekedar sebagai pendengar dan menyaksikan tingkah lucu ketiga cucu-cucunya itu.
"Om Wili apakah kamu tau soal keluarga Tiger Wong? Apa meraka masih keluarga Sanjaya juga? Karena ini sedikit mengecoh ku," Tanya Abang Rio sambil membaca iPad nya yang berbeda di pangkuannya.
"Kenapa Tuan Muda tiba tiba beritanya seperti itu? Apa Tuan Muda mengenal mafia mereka," Jawab Wili dengan tenang walah dalam hati terkejut dengan ucapan Rio.
"Kenapa sayang? Jangan aneh-aneh itu berbahaya sayangnya Opa," Ucap Papa Adam benar benar terkejut, dia takut kalau cucunya mengikuti jejak Papanya dulu.
"Keluarga Sanjaya sedang bertemu dengan Tiger Wong hari ini Opa. Lokasinya seperti di tengah hutan entah apa yang mereka rencanakan aku takut berhubungan dengan Mommy Jasmin," Jelas Rio pada semuanya.
"Riana bisakah kamu melakukan sesuatu untuk mengatasi ini? Apa bisa kamu ngeceknya sampai sana? Karena kalau pakai anak buah kita seperti biasa harus menyamar seperti orang gila akan memakan waktu yang lumayan lama. kalau kamu berhasil mendapatkannya komputer terbaru warna pink milikmu besok pagi," Ucap Abang Rio dengan berharap adeknya itu bisa di andalkan.
" Setuju Abang na!!! Senang na dapat glatisan uang na Liana aman sentosa," Jawab Riana dengan cepat lalu bersalaman dengan Abang nya setelah itu membuka iPad nya sendiri dan mengerjakan permintaan Abangnya dengan muka seriusnya.
Ketiga orang dewasa yang melihat dan mendengarnya pun syok bukan maen. Papa Adam di buat kaget dan kagum oleh cucunya itu apa lagi saat melihat dengan jelas tangan Riana, bergerak begitu cepat dan teliti mencari informasi yang di inginkan Abang Rio. Baik Papa Adam maupun Mama Diana hanya bisa melihat dengan bengong dan kagum dengan keahlian cucu perempuannya itu. Sedangkan Wili jangan tapi dia kagum dengan semua anak Tuan Bima, benar benar sempurna untuk kekuatan Wijaya kedepannya.
"Itu cudah Liana kilim ke Abang na? Meleta bodoh cekali Abang na. Hanya di buat maem maen cama Tigel Wong. Gimana talau tita aja yang dol dol meleta , " Ucap Riana dengan wajah senang dan semangatnya.
"Makasih adek Abang yang cantik dan gemoy? Nanti ini kita bahas sama Daddy aja ya Opa? Om Wili juga harus ikut karena Abang butuh bantuan Om nanti," Ucap Abang Rio sambil melihat hasil kerjaan Riana.
" Lo udah dapet infonya? Pintar sekali ini cucu Opa yang cantik ini," Ucap Papa Adam pada Riana yang berada di pangkuannya lalu menciumi pipinya.
"Iya dong Liana gitu lo. Opa halus beli hadiah buat Liana nanti ya? Mau pizza boyeh endak Opa," Ucap Riana dengan wajah mengemaskan.
"Boleh dong nanti kita beli ok? Opa bangga sekali dengan kalian bertiga pintarnya cucu Opa," Ucap Papa Adam yang melihat ketiga.
"Apa Tiger Wong masih beroperasi sampai saat ini?" Tanya Wili tiba tiba.
" Masih Om. Mereka berkecimpung di perdagangan manusia dan anak di bawah umur sama senjata ilegal. Perusahan yang meraka dirikan hanya sebagai kedoknya saja menurut Abang ini," Jawab Abang Rio yang masih fokus pada iPad nya.
Wili benar-benar kaget dengan semua informasi yang di ucapkan Abang Rio, dia begitu kagum dan bangga dengan kepintaran yang di miliki Abang Rio, masih kecil tapi sudah dewasa dan sebijak itu. Sedangkan Papa Adam yang bisa terbengong-bengong dengan ucapan cucunya barusan itu sambil melihat wajah cucunya pertamanya dengan perasaan bangga yang luar biasa.
