Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Ternyata sudah mati
Pak Rt membuka pintu rumah nya karena sejak tadi terus di gedor dengan cara yang sangat kasar, membuat dia yang sedang menonton televisi jadi agak kesal juga. sebab kesan nya jadi sangat tidak sopan bertamu kerumah orang dengan cara begitu, namun setelah membuka pintu dia menjadi kaget sekali dan batal marah.
Razi datang tergopoh gopoh dengan wajah yang sangat ketakutan sekali, bahkan saat puntu terbuka dia langsung masuk kedalam dan memaksa Pak Rt menutup pintu nya agar setan yang mengejar dia tak sampai masuk juga, Razi sungguh ketakutan melihat Sukma menjadi arwah gentayangan dengan bentuk yang amat menyeramkan sekali tadi.
Bahkan Razi juga tanpa permisi mengambil tissu milik Pak RT untuk mengusap tetesan darah yang ada di kaki nya, Pak Rt masih memperhatikan anak Tuan tanah ini dari belakang. tampak jelas bahwa dia sedang ketakutan setengah mati, sebab tubuh nya saja bergetar hebat bila di lihat dari bagian belakang sini.
"Zi? kamu kenapa kok ketakutan begitu, yang tenang dulu!" Pak RT menepuk pundak Razi yang bergetar hebat.
"Pak! adik saya jadi hantu, Pak." Razi pucat pasi wajah nya.
"Ngomong apa kamu?" kaget Pak Rt yang langsung cemas, sebab dia juga sudah menduga akan ada hal begini.
"Aku tidak bohong, demi allah barusan Sukma datang." Razi memegang tangan Pak Rt.
Bisa di rasakan bahwa tangan Razi sangat dingin sekali seperti es, sama sekali tidak ada kehangatan membuat Pak Rt jadi kasihan juga melihat nya. ada apa sebenar nya di luar sana, apa mungkin bahwa Sukma memang sudah jadi hantu dan gentayangan mencari mangsa nya.
"Kamu kesini mau ngapain?" tanya Pak RT.
"Jasad nya Sukma sudah di bawa polisi kerumah, Ayah minta agar Pak Rt menyiarkan di masjid." jawab Razi.
"Ya sudah kalau begitu, akan ku siarkan sekarang." Pak Rt mengambil peci nya karena mau kemasjid untuk memberi kabar pada orang orang.
"Saya ikut juga, Pak RT." Razi tidak mau bila di tinggal.
"Ya ikut lah, ngapain juga kamu mau sendirian di rumah saya." sahut Pak Rt pula.
"Biar saya saja yang bonceng, kan setelah ini sampean mau kerumah Ayah to?" tanya Razi pelan karena sudah mulai menguasai diri sedikit demi sedikit.
Pak Rt menganggukan kepala dan segera naik keatas motor, bisa di lihat nya bahwa punggung Razi berdarah seolah di cakar oleh sesuatu. sebab tadi memang di cakar oleh adik nya, mau bertanya tapi Pak RT merasakan sesuatu yang aneh dari pria ini dan seketika dia juga mencium bau amis yang sangat pekat.
"Pak RT!"
"Hah!" Pak Rt kaget karena pundak nya di tepuk orang.
"Eh gitu doang kok kaget, saya mau ngasih kabar ini." Fitra terengah engah karena berlari.
"Kabar apa?" Pak Rt memegangi dada nya yang berdegup.
"Razi di temukan tewas di jalan sana dekat pohon besar, perut nya bolong sampai punggung!" jelas Fitra.
"Ngomong apa ku?!" Pak Rt mendelik dan menoleh kebelakang, tempat tadi Razi berada.
"Itu ada Pak Lurah di sana, bahkan sudah ada Reno juga dan kata nya dia mau kerumah sampean untuk memberi kabar bahwa mayat Sukma sudah di rumah." Fitra menjelaskan detail sekali pada orang tua ini.
Lemas sudah pasti Pak Rt rasakan karena dia baru saja bertemu dengan Razi, bahkan pria itu juga mengabarkan bahwa adik nya sudah di pulangkan oleh polisi dan sekarang ada di rumah. sama persis seperti yang Fitra barusan, tapi ternyata pria itu sudah mati dan berarti yanh datang barusan adalah arwah nya.
"Ayo, Pak! ini aku di suruh manggil sampean." ajak Fitra tak sabar.
"I-iya, ayo kita kesana sekarang!" Pak Rt tergagap karena masih bingung.
"Tadi sampean kayak orang bingung dan dari dalam rumah juga seperti sedang ngomong, emang ngomong sama siapa?" tanya Fitra pula karena penasaran.
"Bukan siapa siapa, aku sedang nyanyi saja tadi." kilah Pak Rt.
"Oh, tak kira lagi ngomong sendiri sampai serius begitu!" Fitra pun percaya saja bahwa tadi sedang nyanyi.
Setelah itu baru lah mereka menuju jalanan yang agak sepi itu memang, sebelah kanan jalan ada pohon besar dan sebelah kiri nya ada kebun kacang panjang yang sangat lebat buah nya. di sana lah Razi di temukan oleh Zayn yang tetap kemasjid, sebab dia tak takut walau Sukma jadi hantu gentayangan, sama saja itu adalah godaan iblis untuk melarang nya pergi kemasjid bila dia takut mau berangkat sholat maghrib dan isya tadi.
...****************...
Ainun usai sholat dan ingin masak mie pula setelah seharian sama sekali tidak ada makan, sebab Ainun masih tidak bisa mau menelan nasi atau makanan apa pun karena ingat dengan bau darah dan juga potongan daging yang ada di dalam koper. ini saja sebenar nya masih enggan, namun lambung sudah tidak bisa lagi mau di ajak kompromi karena sudah perih.
"Emak mau kerumah Tuan Tomo dulu ya, kamu jaga rumah saja." pamit Mak Ratih pada putri nya.
"Iya, mie yang di lemari itu ku masak ya, Mak?" Ainun masih minta izin.
"Iya, campur sayur biar kenyang karena dari pagi kamu ndak ada makan." jawab Mak Ratih.
"Hati hati di jalan, aku tidak bisa ikut karena takut." ucap Ainun.
"Di rumah saja, besok pas siang baru kamu kerumah nya." sahut Mak Ratih.
"Baik lah, Mak juga kalau kemalaman ndak usah pulang lah kalau tidak ada yang mengantar." pesan Ainun takut bila Emak nya pulang sendiri.
Mak Ratih mengangguk dan segera pergi dari rumah, dia tidak bisa tenang kasihan dengan Bu Dian. sebab dia sudah dekat dengan majikan nya itu, Bu Dian sangat bauk pada nya, sama sekali tidak pelit sehingga siapa pun yang kerja di rumah dia maka pasti akan betah lama.
"Ya Allah hilang kan lah bau amis dari hidung ku, aku lapar sekali ini." keluh Ainun mengambil panci.
Tapi mata Ainun malah tidak bisa mau di ajak kerja sama, dia malah mengintip dari jendela yang lobang nya besar kearah samping rumah. tubuh Ainun tegang melihat penampakan Sukma dengan tubuh sama sekali tidak berbentuk, sama seperti yang Razi lihat sebelum nya.
"Allahu Akbar!" Ainun menggenggam erat panci nya.
Tubuh Sukma seolah wayang yang sedang di mainkan oleh dalang, gerakan nya begitu kaku dan patah patah, dia bergerak kesana kemari dan menimbulkan aroma darah seperti ayam yang baru di potong, tapi yang ini lebih pekat lagi bau nya.
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁