Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 4 - Tidak Punya Hak
Sebelum Alex keluar dari dalam kamar mandi, Jia harus segera pergi dari dalam kamar ini.
Dengan langkahnya yang tergesa Jia kembali menuju kamar sang anak, kini Rayden tidak sendiri, di sana sudah ada Ina, pengasuh yang dipilih Sofia untuk mengurus semua kebutuhan Rayden.
Anak laki-lakinya itu kini sudah rapi, terlihat begitu tampan sejak usia dini.
Jia tersenyum, menghampiri sang anak.
"Mommy, Mommy datang? kenapa wajah mommy sembab? apa mommy habis menangis?" tanya Rayden bertubi, dia juga menelisik penampilan sang ibu pagi ini, seperti biasa ibunya itu selalu menggunakan baju sederhana, rok payung setinggi lutut dan baju kaos. Rayden juga menatap lekat wajah ibunya yang nampak sembab.
"Katakan, mommy habis menangis?"
"Tidak sayang."
"Bertengkar dengan daddy?"
Jia menggeleng seraya melebarkan senyum agar Rayden tidak menjelaskannya seperti ini.
Jia hendak memeluk sang anak yang sudah rapi, namun urung ketika mendengar suara keras dari arah pintu. Suara seorang wanita paruh baya yang begitu Jia hapal.
"Jia! bersihkan tubuhmu lebih dulu, baru temui Rayden!" ucap Sofia, dia kesal sekali saat melihat Jia menemui cucunya dengan menggunakan baju yang sama seperti semalam saat dia makan malam.
Dari sana Sofia tahu jika Jia belum membersihkan tubuh.
Sofia tidak tahu jika Jia sedang menunggu Alex untuk pergi, lalu dia bisa dengan leluasa menggunakan kamarnya.
"Jangan sentuh Rayden dengan tubuh kotor mu," ucap Sofia sekali lagi ketika dia sudah berada diantara mereka, Sofia bahkan memberi jarak antara Jia dan Rayden agar menjauh.
"Tapi Rayden tidak masalah Oma," ucap Rayden coba membela sang ibu.
"No, tidak boleh begitu sayang, Mommy harus mandi dulu seperti Oma baru bisa bermain dengan Rayden, kalau belum mandi itu banyak kumannya, nanti Rayden bisa sakit."
Rayden terdiam, dia cukup tau jika tubuh kotor memang akan menimbulkan banyak penyakit. Sejak kecil dia sudah di didik dengan baik oleh Sofia, hingga Rayden tumbuh menjadi anak cerdas.
Dan Jia yang mendengar penjelasan Sofia pun hanya mampu meremat roknya sendiri, lalu bangkit dari duduknya di tepi ranjang Rayden dan pergi keluar.
"Mommy aku akan menunggu mu," teriak Rayden saat Jia sampai di ambang pintu.
Dari sana Jia tersenyum seraya menganggukkan kepala.
Mau tidak mau dia harus kembali lagi ke dalam kamarnya sendiri, Jia sangat berharap jika Alex sudah pergi.
Namun seolah tuhan membencinya, semua harapan yang dia inginkan tidak pernah terkabul. Tepat saat dia membuka pintu, saat itu juga Alex hendak keluar dari dalam kamar. Membuat keduanya kembali bertemu di ambang pintu itu.
Alex sudah nampak rapi, menggunakan setelan jas lengkap berwarna hitam, dia hendak pergi ke perusahaannya, Carter Kingdom.
Alex tetap acuh, tetap memberikan tatapan dingin, sementara Jia menyingkir memberi jalan Alex untuk lewat.
Jia pun menurunkan pandangannya, menatap kaki Alex yang berjalan menjauh. Lalu suara derap langkah itu berhenti, diganti dengan suara dingin yang Jia dengar.
"Tentang perceraian kita, Sean yang akan mengurusnya dan nanti malam aku akan mengatakannya kepada Mama."
Sean adalah asisten pribadi Alex.
Setelah mengatakan itu Alex benar-benar pergi, tidak peduli jika Jia menyetujuinya atau tidak. Tidak ingin tahu jika mungkin saja Jia masih ingin mengatakan sesuatu.
Alex terbiasa semaunya, terbiasa memperbudak Jia untuk selalu mengikuti apapun keputusannya.
Baginya pendapat Jia tidak penting, bahkan baginya Jia tidak punya hak untuk bicara.