Bagaimana jika pengalaman pertamamu di renggut oleh seorang gadis miskin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Pagi itu saat Valen mendengar jika Grey tidur dengan seorang wanita, Ia langsung mendatangi kamar yang di tempati adiknya itu dengan amarah yang tertahan. Ia tak sabar ingin melampiaskan semua amarahnya pada adiknya dan juga wanita yang berani naik ke atas ranjang sang adik.
“Nona, saya mohon jangan masuk!” Ucap Adnan dengan tegas, karena jika Valen masuk lagi ke kamar adiknya dan merusak suasana di dalam. Maka tamat sudah riwayat dirinya.
Mata Valen melotot memperlihatkan amarah yang sejak tadi di tahannya.
“Dia sudah berani melanggar janji, aku gak bisa diam!” Sentak Valen.
Padahal sejak dulu, Valen selalu berpesan pada adiknya untuk tidak pernah menyentuh wanita manapun sebelum ia menikah.
Ya Grey sejauh ini sudah menepati janjinya, tapi apa ini?
Kini Velen terdiam melihat dua manusia yang sedang tidur sambil berpelukan di atas ranjang.
Valen tau betul jika sang adik tidak bisa tidur dalam keadaan sunyi, namun kali ini ia melihat Grey yang tertidur lelap tanpa mengerutkan keningnya.
Ia lalu menatap wanita itu, lalu menatap sendu mereka dan kembali pergi keluar tanpa berkata apa-apa.
Adanan bingung, namun ia segera mengelus dadanya tenang dan segera keluar dari kamar itu menyusul wanita bernama Valen itu.
——
Lucia terbangun dengan tubuh yang terasa remuk, perlahan Lucia mengangkat tangan berotot milik Grey yang melingkar di perutnya.
Ia menelan salivanya susah saat melihat tubuh indah pria bernama Grey itu, Lucia tak menyangka jika pengalaman pertamanya di ambil oleh pria yang tidak di kenalnya.
Ya walaupun begitu setidaknya beberapa hari lagi Lucia tak akan melihat wajah pria ini, atau mungkin ini hari terakhirnya ia bisa melihat wajah tampan Grey karena tidak mungkin ada orang yang menginap lama di kamar hotel, pikirnya.
Ia segera memunguti pakaian yang berserakan, lalu memakainya dengan cepat, ia bergegas pergi keluar namun tubuhnya terjatuh begitu saja saat ia tersentak karena merasakan nyeri di area pangkal pahanya.
“Sstt!! Aduh.” Keluhnya pelan tak ingin membangunkan pria itu, Lucia segera bangun dan berjalan dengan cepat tanpa mengeluarkan suara.
“Hah! Untung dia gak bangun.” Gumamnya sambil mengelus dadanya saat ia berhasil keluar dari kamar itu.
Saat wanita itu hendak berjalan, tubuhnya seketika menegang saat seseorang memanggil namanya dari belakang.
“Ciaa! Kemana aja, aku nyariin kamu sejak kemarin.” Ucap Gea sambil berlari ke arahnya. “Kenapa kamu belum ganti pakaian? Ngapain lewat sini?” Tanya Gea karena biasanya para kariawan masuk kerja lewat pintu belakang, sementara ini adalah lorong menuju para kamar hotel di lantai 25.
Lucia seketika tersenyum kaku. “Kemarin aku pecahin barang milik tamu Kak, jadi aku barusan gantiin barangnya.” Jawab Lucia asal.
“Oh gitu, tapi ngomong-ngomong kamu kabur yah? Sejak kemarin kekasihmu ngehubungin aku terus dan nanyain di mana kamu, tapi kamu baik-baik aja kan?.” Ucap Gea sambil mengajak jalan Lucia menuju loker tempat mereka berganti pakaian.
Lucia seketika menghela nafasnya, ia jadi teringat lagi kejadian kemarin yang membuat hatinya terluka.
“Yaudah kamu ganti baju dulu, nanti makan siang baru cerita yah.” Ucap Gea, ia tak ingin membuat mood sahabatnya berantakan pagi ini. Gea pun membawa Lucia pergi sambil bercerita gosip yang baru ia dapatkan dari lantai 16.
Pagi pun menjelang siang, Grey baru menggeliatkan tubuhnya. Tidurnya terasa sangat nyenyak dan damai. Ia membuka mata dan menatap langit-langit kamar itu, entah mengapa pikirannya terasa kosong tak ada beban satupun di otaknya.
Tiba-tiba Grey mengingat kejadian semalam, ia pun menoleh ke samping di mana wanita itu berada. Namun sayang, Grey tak menemukan wanita yang sudah berhasil mendapatkan pengalaman pertamanya itu.
“Sial! Dia pergi begitu saja!” Gerutunya kesal, pria itu bahkan sampai menggebrak ranjang yang sedang di tidurinya.
“Setidaknya dia harus berkomentar apa yang di rasakan malam tadi.” Gerutunya tak terima.
Grey segera menghubungi seseorang, ia tak sabar ingin bertemu wanita itu lagi.
“Dia kira, dia akan bebas begitu saja setelah mendapatkan apa yang dia mau!” Gumamnya.
“Halo! Bawa wanita itu sekarang juga!” Titah Grey pada Adnan saat pria itu menerima panggilan telponya.
“Wanita? Wanita mana tuan?” Tanya Adnan, namun sayangnya panggilan itu sudah terputus. Adnan baru ingat siapa yang pria itu maksud.
Ia pun bergegas mencari wanita bernama Lucia.
Sementara Grey pria itu kini tengah sibuk dengan laptop miliknya, dia tersenyum senang saat melihat sesuatu yang menarik dari layar laptop itu.
.
ditunggu bonus chapter nya kakak 🙏💪💪💪
Selamat yaa Grey dan Lucia ♥️♥️♥️♥️♥️
happy ending 👏👍