dia hanya anak yang rerlahir dari rahim seorang wanita kedua.
ia harus terima perlakuan orang orang di sekitarnya yang tidak ikhlas karena terpaksa merawatnya.
ia di besarkan oleh seorang wanita tua yang ia panggil nenek.
walau perlakuan wanita tua itu cenderung buruk dan tega kepadanya, ia tetap menyayangi wanita itu.
juga seorang wanita yang kini tak lagi tinggal bersama dengannya kaeena sedang bekerja di kota.
wanita itu adalah istrinpertama sang ayah.
dan di usianya yang je 17 tahun, karena sang nenek telah tiada, ia beeniat menyusul sang ibu tiri.
dan di sanalah petaka itu terjadi menimpanya.
kehornatannya di renggut paksa hingga ia hamil.
belum selesai sampai di sana, ia di paksa menggugurkan kandungannya.
mampukah Kayra Afanin Azzahra mempertankan bayi dalam kandungannya itu.......
sekuel dari novel aku yang berjudu " dia yang ternoda.....
pingin tahu ceritanya, oabtengin ya.....🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22 perhatian Rayyan
Kayra sedikit beringsut dan menggeser tubuhnya agak menjauh dari Rayyan.
Karena Rayyan yang saat ini tengah duduk di sisi pembaringan dan begitu dekat dengannya.
" kau takut padaku ?! " tanya Rayyan kemudian sambil menatap Kayra.
Kayra hanya diam.
Kepalanya tertunduk.
" jangan takut, aku tidak akan menyakitimu.
Kemarilah..ayo makan, kalau jauh begitu aku sulit menyuapimu " kata Rayyan lagi sambil membuka bungkusan makanan yang tadi ia letakkan di atas meja terlebih dahulu sebelum mengangkat tubuh Kayra.
Kayra hanya menatap sejenak.
" tidak perlu, terimakasih....saya bisa makan sendiri " jawab Kayra kemudian.
" baiklah...tapi tetap geserlah kemari " kata Rayyan kemudian.
" tidak..di sini saja " jawab Kayra.
Rayyan menghela nafas.
" baiklah...terserah kau saja " jawab Rayyan kemudian sambil menyerahkan bungkusan nasi yang telah ia buka kepada Kayra.
Setelahnya, ia bangkit dari duduknya dan pindah ke sofa.
" di dapur ada kulkas, aku sudah mengisinya lengkap. Jika sewaktu waktu kamu lapar dan aku tidak ada di sini.
Pakai saja yang ada untuk.kamu masak " kata Rayyan lagi sambil mengutak atik.smart phonenya.
Kayra menyuap makanannya sambil sesekali melirik ke arah Rayyan.
Ia sungguh tak habis pikir dengan pria itu.
kenapa pria itu begitu baik padanya.
Padahal selama ini mareka tak pernah berinteraksi.
Ia pun cenderung takut kepada pria itu, karena wajah Rayyan yang terkesan dingin dan tak bersahabat sama sekali.
Meski tidak ia pungkiri, pria itu sangat tampan.
Selama ia ada di rumah itupun, ia juga jarang melihat pria itu.
Hari semakin malam,
Kayra yang masih betah duduk bersandar pada dasboard tempat tidur melirik kepada Rayyan.
Gadis itu merasa gelisah karena Rayyan tak kunjung menampakkan tanda tanda akan segera pergi dari kosan ini.
Ia semakin resah ketika ia melihat pria itu nampak merebahkan tubuhnya pada sofa minimalis itu.
Kakinya yang panjang menjulur melewati sandaran sofa itu.
" tidurlah...ini sudah malam, jangan memperhatikan aku saja " kata Rayyan sambil tetap berbaring dan menutup kedua matanya dengan salah satu lengan tangannya.
Kayra tersedak ludahnya sendiri demi mendengar ucapan laki laki itu.
Ia sangat terkejut karena tak menyangka jika Rayyan tahu apa yang ia lakukan.
" maaf...tapi.."
" jangan khawatir, tidak akan ada yang akan berani memprotes kita.
Sudahlah, cepatlah tidur..jangan sampai anakmu yang sangat kau sayangi itu terganggu hanya karena kau yang kelelahan " kata Rayyan lagi.
Kayra mengerutkan keningnya.
raut wajahny menampakkan raut tak suka.
Ia memang tak suka mendengar ucapan laki laki itu.
Memangnya ibu mana yang tidak akan menyayangi anaknya.
Begitupun dengan dirinya.
Tentu dirinya juga akan menyayangi anak dalam kandungannya, walau bagaimanapun asal dan caranya anak itu hadir dalam rahimnya.
Awalnya memang sulit baginya untuk menerima semua itu.
Namun tidak dapat ia pungkiri, ia tak bisa menolak takdir.
Satu satunya yang bisa ia lakukan adalah mencoba berdamai dengan keadaan.
Dan berudaha menerima takdirnya dengan ikhlas.
Kayra memiringkan tubuhnya menghadap dinding.
Ia memeluk dirinya sendiri.
Perlahan, ia teringat wajah sang ibu.
Bulir bukit bening menetes pada pipinya.
" maafkan Kay buk.....maafkan Kay..." bisiknya pelan.
Perlahan, gadis itu tertidur dalam isaknya yang tertahan.
Ia juga tak tahu jika Rayyan terus memperhatikannya sejak tadi.
Pria itu juga tahu jika ia sedang menangis.
Rayyan bangkit dari berbaringnya, kemudian ia berdiri.
Dengan langkah pelan pria itu melangkah ke arah pembaringan Kayra.
Rayyan berdiri cukup lama di sisi tempat tidur Kayra.
Tatapan pria itu terfokus pada sosok Kayra yang saat ini tengah terlelap.
" kenapa aku seolah terikat denganmu. kenapa aku seolah tak bisa melihat kau bersedih.
Apa yang sebenarnya aku rasakan padamu.
Apakah aku juga termasuk seorang pedofil jika aku benar menyukaimu ?! " tanya Rayyan pada dirinya sendiri.
Namun cepat Rayyan mengeleng gelengkan kepalanya.
Rayyan semakin mendekat kemudian menarik sebuah selimut dan menyelimutkannya ke tubuh Kayra.
" tidurlah....aku akan menjagamu di sini " bisik Rayyan lagi dengan pelan sebel akhirnya ia kembali ke sofa dan membaringkan tubuhnya di sana.
Pria itu meletakkan kedua lengannya sebagai bantalan kepalanya.
matanya menatap ke arah langit langit ruangan.
Ingatannya perlahan kembali pada perbincangannya dengan sang papa mengenai perjodohannya.
" maafkan aku pa....kali ini aku tidak bisa memenuhi keinginan papa " kata Rayyan lirih.
Apapun yang terjadi niatnya sudah bulat. Ia akan menikahi Kayra dan akan mejadikan anak yang di lahirkan oleh Kayra sebagai anaknya.
Rayyan terus larut dalam pikirannya sendiri sebelum akhirnya ia pun terpejam dan terbuai ke dalam mimpi.
Pagi menjelang.
Suara keyikan pintu membangunkan Kayra.
Tadi selepas subuh ia kembali membaringkan tubuhnya karena Rayyan memintanya begitu.
Kepala Kayra bergerak mengikuti pergerakan Rayyan yang nampak melangkah cepat ke arah pintu dari arah belakang.
Lagi lagi, Rayyan hanya membuka sedikit daun pintu itu.
Kayra mengernyit melihat hal itu.
" terimakasih Wan...." kata Rayyan sambil menerima papper bag dari ajudannya itu.
Iwan mengangguk,
Pria itu pun akhirnya pamit dan meninggalkan tempat itu sambil.menggaruk kepala bagian belakangnya yang sebenarnya tidak gatal.
Ia hanya sedikit bingung dengan perilaku sang atasannya itu saat ini.
Yang ia tahu, selama ini Rayyan sangat terbuka dengan dirinya.
Tapi ini....
Tak biasanya atasannya itu menyembunyikan sesuatu darinya.
Ya, menurutnya saat ini Rayyan seolah menyembunyikan sesuati darinya yang ia tentu tak tahu apa itu.
Iwan menggeleng geleng kan kepalanya sebelum masuk ke dalam mobil dan akhirnya pergi meninggalkan kawasan kos kosan itu.
Sepeninggal Iwan, Rayyan langsung kembali ke belakang sambil membawa paper bag pemberian Iwan tadi.
Tak lama Rayyan kembali kelur. Pria itu berdiri dengan pakaian kasual.
Celana pendek selutut warna hitam di padukan dengan kaos oblong warna putih.
Rambutnua nampak basah...
Sepertinya pria itu habis mandi dan keramas.
Kayra melongo melihat penampilan pria itu.
" kenapa melihatku begitu ?! " tanya Rayyan ketika sadar, gadis itu menatapnya sejak tadi.
Kayra tergagap mendengar pertanyaan itu.
Matanya berkedip berkali kali karena itu.
Ia menjadi salah tingkah.
awalkan jauhhhh lebih3..
sayangggggggg..
❤❤❤❤❤❤❤❤