Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua
Clara tersenyum manis, dia menangkup wajah suaminya dengan kedua tangannya.
"Aku harus pergi ke Dubai besok."
"Pergilah!"
Inilah yang Clara sukai dari seorang Keineer. Pria itu tidak pernah membatasi dirinya. Apapun yang Clara inginkan maka Keineer akan berusaha untuk menurutinya selagi itu membuat sang istri bahagia.
"Sebagai ucapan terima kasih aku akan memberimu hadiah."
Clara mencium suaminya dengan begitu agresif dan Keineer suka itu.
"Kita pindah ke ranjang." bisik Keineer dengan nada sensual.
...---...
Keineer adalah seorang putra bungsu dari keluarga Revelton. Salah satu keluarga terpandang di Spanyol.
Dia adalah tipe pria yang setia, buktinya sudah empat tahun berlalu Keineer masih mencintai satu wanita yang sama, Clara Revelton. Mereka berpacaran selama satu tahun kemudian memutuskan untuk menikah. Tapi sayangnya sampai saat ini mereka masih belum berminat untuk mempunyai seorang anak.
Clara yang masih menikmati pekerjaannya dan Keineer yang selalu menghormati keputusan istrinya.
Clara merasa beruntung karena dicintai begitu hebat oleh seorang Keineer. Dia juga memiliki ibu dan ayah mertua yang sangat menyayanginya. Sepertinya sudah lebih dari cukup.
Lagipula bukankah semua itu adalah impian para wanita?
Keesokan harinya Clara berangkat pagi-pagi sekali, bahkan Eve tidak sempat bertemu dengan Nyonya-nya.
"Nyonya berangkat jam tiga pagi." ucap Madam Ling memberi informasi.
"Lalu apa yang bisa aku lakukan sekarang Madam?" tanya Eve.
"Tidak ada, semua orang sudah mendapatkan bagiannya masing-masing Eve."
Terdengar helaan nafas dari mulut Eve, sekarang dia seperti seorang pegawai yang memakan gaji buta dan hal itu tidak membuatnya nyaman.
Eve memutuskan untuk mengunjungi bagian belakang mansion yang katanya terdapat sebuah danau kecil. Mungkin Eve bisa menghilangkan rasa bosannya disana.
Mansion Revelton memang memiliki tanah yang sangat luas. Bangunan bergaya eropa itu terlihat megah dan kokoh diantara bangunan yang lain.
Bahkan saat pertama kali Eve menginjakan kaki disana, dia mengira bangunan itu adalah sebuah istana karena setiap detailnya yang terlihat begitu mewah.
Dengan langkah kecilnya Eve berjalan menikmati sejuknya udara pagi ini, matanya terus menoleh kesana dan kemari karena takut ada sesuatu yang terlewat untuk dilihat. Padahal dia tinggal menggunakan buggy car, selain sengaja dia memang tidak bisa mengemudikannya.
Membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit langkah Eve berhenti. Matanya melihat sebuah danau dengan satu jembatan melengkung berada di tengah-tengahnya.
Sementara di bagian pinggir tumbuh beberapa jenis bunga dengan warna yang berbeda-beda.
"Woahh, ini benar-benar indah." ucap Eve terkagum-kagum.
Eve merasa tak habis pipir, kenapa tempat seindah ini justru berada di halaman belakang?
Eve membawa kedua kaki mungilnya melewati satu persatu batu yang menjadi pijakannya, dia ingin naik ke atas jembatan. Gadis itu pun tersenyum senang saat akhirnya dia berhasil. Eve berlari dari ujung jembatan ke ujung lain bagaikan seorang anak kecil yang berhasil mendapatkan mainan.
Dan tanpa Eve sadari seseorang sedang memperhatikannya. Dengan sesekali menyesap rokok di tangannya, matanya tidak pernah lepas dari layar monitor yang menunjukan bagian cctv ke arah danau.
"Ck, apa kubilang. Dia hanya anak kecil!" Siapa lagi kalau bukan Keineer.
Dia baru saja pulang setelah mengantar sang istri ke bandara. Awalnya Keineer hanya ingin mengambil pad yang tertinggal karena dia harus pergi ke kantor. Tapi justru malah melihat adegan yang tidak penting.
"Kein, jangan membuat Eve ketakutan. Biarkan dia bekerja padaku." pesan Clara sebelum pergi.
Entah kenapa Clara jadi khawatir Keineer memecat Eve saat dirinya tidak ada.
"Katakan sesuatu yang lebih penting daripada itu!" ketus Keineer karena Clara malah membahas pelayan.
Clara tampak berpikir, "Kalau begitu jagalah hatimu selama aku pergi."
"Omong kosong apa itu."
Clara tertawa kecil, "Lalu apa? Kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan bukan?"
"Tentu saja, Sayang." Keineer meremas bokong istrinya kemudian membubuhkan ciuman perpisahan di bibir Clara.
kok tamat sihh ??
harap Carol membantu Eve mengumpul harta untuk masa depannya,jika Eve di buang, dia tidak terlunta lantung, kerana Kiener yang merusakkan masa depan Eve