NovelToon NovelToon
SEKILAS WAJAH SAYU

SEKILAS WAJAH SAYU

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Me Azalea

Kehidupan Zevanya hancur, semenjak dirinya bertemu dengan seorang pria yang bernama Reynald. Pria itu menyebabkan dirinya harus mendekam didalam penjara yang dingin. Bahkan Zevanya harus menerima hukuman mati, setelah dirinya tertangkap tangan oleh polisi Bandara membawa sejumlah heroin dan pil ekstasi di koper miliknya.

Apakah Reynald , kekasihnya itu dengan sengaja menjebaknya? Ataukah ada orang lain yang ingin memisahkan cinta mereka?

Apakah dendam dalam diri Zevanya terbalaskan, setelah dirinya selamat dari eksekusi mati yang dijatuhkan oleh pengadilan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKU TAK PANTAS UNTUKMU

Jam dinding besar di belakang meja kasir baru menunjukkan pukul 11.00 pm. Zee bersiap- siap untuk pulang, setelah membereskan semua pekerjaannya di Cafe.

"Aku pulang duluan, Julie!" pamit Zee bergegas keluar dari cafe.

"Oke, hati-hati Zee!" Julie melambaikan tangannya.

"Oke Julie, bye!' Zevanya membalas lambaian tangan temannya.

Cukup lama Zevanya berdiri di halte bus, menunggu bus yang akan lewat, jalanan sudah tampak sangat sepi. Gerimis turun menghiasi malam yang terasa sangat dingin.

Perasaannya mendadak gelisah. Zee merasa sedikit takut, apalagi dia berdiri sendirian di halte bus, malam sudah sangat gelap. Sementara pemilik toko-toko di sekitar halte sudah menutup pintu-pintu mereka.

Beberapa orang pria berjalan mendekat kearah halte, mereka berjalan sempoyongan. Sepertinya mereka dalam keadaan mabuk. Zee menarik nafas dalam-dalam, ingin menghindar, tapi tidak ada jalan untuk berbalik ke Cafe.

"Ya, Tuhan! Jangan sampai orang-orang itu menyakitiku!" Batin Zee.

Jantung wanita itu berdetak dengan kencang, saat salah seorang pria melihat kearahnya. Zee mencoba untuk lari. Namun salah seorang dari mereka mencekal lengannya dengan kuat.

"Mau lari kemana, Nona?" Pria itu tertawa menyeringai.

"Lepaskan!" Zee menarik tubuhnya mencoba untuk berontak. Namun pegangan pria itu semakin kuat.

"Mau kemana, mm? Jangan buru-buru, ayo kita bermain dulu!" goda seorang pria berkulit gelap, menarik pakaian Zee hingga kancing bagian depannya terlepas.

"Jangan ganggu saya,Tuan, please!" "Zee memohon.

Zee menangis, membayangkan peristiwa buruk yang akan terjadi pada dirinya.

Dua orang pria mabuk itu, memegangi kedua tangannya. Zee mencoba berontak. Namun sia- sia, mencoba berteriak, tapi tidak ada yang mendengarnya. Teriakannya tenggelam oleh derasnya air hujan yang mulai turun membahasi kota.

Zee putus asa, saat pria mabuk itu menarik kacamatanya, dan melemparnya ke aspal. Brakk, ... Kaca mata itu pecah berantakan.

"Tolong aku, Tuhan!" Doa Zee dalam hati dengan air mata bercucuran.

Tubuhnya gemetar ketakutan, Zee merasa lemah, kesadarannya menghilang saat dua orang pria mendorongnya hingga kepalanya terbentur aspal.

"HEI....HENTIKAN!"

Sayup-sayup Zevanya mendengar suara teriakan dari dalam sebuah mobil. Seorang pria keluar dari mobil dan tanpa ampun menghajar para pemabuk yang melecehkan Zee satu persatu. Zee tidak sadarkan diri, tubuhnya tergeletak lemah diaspal yang dingin.

Melihat Zee yang tergeletak pingsan di jalan, pria itu segera mengangkat tubuh Zevanya

kedalam mobil.

Pria itu adalah Reynald Wilson, dia baru saja pulang dari Mansion orang tuanya dikawasan elite di pusat kota Ohio.

Saat melewati cafe Starblue, Reynald melihat para pemabuk yang sedang mengganggu seorang wanita muda yang berdiri di halte.

Reynald segera turun, saat wanita itu berteriak minta tolong.

Awalnya Reynald, tidak mengenal wanita itu, namun ketika melihat name tag, di pakaian kerjanya, barulah Reynald sadar bahwa wanita itu adalah Zevanya. Tanpa kaca mata tebalnya.

"Ternyata kamu menyembunyikan kecantikanmu, Zevanya Meghan." Gumam Reynald tersenyum arti.

Reynald membawa Zee, ke apartemennya. Karena jarak apartemen Reynald lebih dekat dari cafe tempat Zee bekerja. Akan memakan waktu yang lama, jika dia harus mengantar Zee ke apartemennya sendiri. Sementara keadaan wanita itu sangat kacau. Tubuh kurusnya menggigil karena demam.

Reynald buru-buru memarkirkan mobilnya begitu sampai di apartemen. Dan mengangkat tubuh kurus Zee ke dalam apartemennya di lantai 20.

Reynald segera membaringkan tubuh Zee diatas ranjang big size nya, begitu mereka sampai di apartemen. Kemudian memberanikan diri mengganti pakaian Zee yang basah.

"Dia demam..." gumam Reynald. Saat merasakan suhu tubuh Zee yang terasa panas

Reynald mencoba memberikan pertolongan pertama dengan mengompres kening Zee dengan air hangat.

Usaha Reynald cukup berhasil, suhu tubuh Zee mulai berangsur normal. Rey menarik nafas lega.

"Maaf Zee, aku menyentuhmu tanpa izin!" bisik Reynald.

Cukup lama Reynald memandangi wajah cantik itu, bersih tanpa riasan. Bibirnya merah alami, tanpa polesan.

Tanpa sadar jemari Reynald, menyentuh wajah itu, mulai dari kening kemudian turun ke pipi dan berakhir dibibir yang tampak menggoda.

Reynald tidak percaya, bahwa wanita yang berada di hadapannya adalah sebuah berlian yang berkilau, yang selama ini tidak ada yang memperhatikannya.

Reynald mencium bibir manis itu dengan pelan dan lembut. Tak hanya sekali, Reynald sudah seperti seorang psikopat, yang mengeksekusi mangsanya saat pingsan.

"KAMU SEKARANG ADALAH MILIKKU, ZEVANYA MEGHAN!"

Tak puas memandangi wajah cantik itu, Reynald pun diam-diam memotret zee dengan kamera Handphone miliknya.

Reynald tak habis pikir, kenapa Zee menyembunyikan kecantikannya.

Sementara banyak wanita yang berlomba-lomba untuk tampil cantik, dengan berbagai cara, untuk memikat para pria kaya raya.

"Aku lah orang yang beruntung itu, Zee. Kamu adalah berlian yang sesungguhnya." ungkap Reynald dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan.

Reynald menggenggam jemari Gadis itu dan menciumnya dengan lembut.

"Tidurlah yang nyenyak! aku akan menemanimu disini," Bisiknya lagi.

*****”

Zee tersadar dari pingsannya, jam dinding di kamar itu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

Zee melayangkan pandangannya ke sekeliling kamar. Kamar itu sangat luas, dibandingkan apartemen yang disewanya bersama Hana. Dan tempat tidur itu lebih besar dari tempat tidurnya, pastinya sangat empuk.

"Dimana aku? " Zee memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Ada handuk bekas kompres masih menutup keningnya.

"Apa aku demam? Siapa yang telah menolongku semalam?" lirihnya.

Zee, mencoba mengingat kejadian semalam, saat beberapa orang pria mabuk, mencoba melecehkannya. Dan saat dilanda ketakutan hebat, Zee jatuh tak sadarkan diri.

Suara langkah kaki terdengar mendekat kearah kamar itu, seseorang mendorong pintu kamar dari luar. Zee menoleh ke pintu, saat seorang laki laki masuk ke tempat Zee terbaring.

"Kamu sudah sadar, Nona Zevanya," sapa Reynald tersenyum. Laki laki itu duduk disisi ranjang tempat Zee berbaring.

"Rey...!" Zee tampak kaget, namun dia merasa lega. Karena dirinya baik-baik saja.

"Ya... Ini aku, bagaimana keadaanmu? Sudah merasa lebih baik?"

Zee mengangguk, kemudian dia mencoba untuk bangkit.

"Aku mau pulang," mohon Zee.

"Istirahat saja dulu, ini masih dini hari, besok pagi aku antar kamu pulang,"

"Hana pasti mencemaskan ku,"

"Aku sudah mengabarinya, dia tahu kamu ada di apartemenku."

"Rey, terimakasih sudah menolongku," ucap Zee tulus.

"Tidak masalah, aku hanya kebetulan lewat, sebagai teman tidak mungkin aku tega melihat kejahatan didepan mataku." papar Reynald lembut.

"Maaf, masalah kemaren, ...aku tidak bermaksud untuk menolak pertemanan darimu, aku hanya takut diserang oleh pengagum rahasia mu."

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan!"

Reynald tersenyum senang, ternyata tidak terlalu sulit bagi nya untuk dekat dengan Zee, seperti sekarang.

"Rey, ... bolehkah aku minta tolong?"

"Kamu butuh apa?"

"Aku haus...."

"Ooh, baiklah. Aku akan mengambilkan minuman untukmu,"

Reynald beranjak dari sisi tempat tidur.

Kemudian dia bergegas ke dapur, tak lama berselang Reynald kembali membawa air putih dan segelas susu.

"Ini, minumlah!"

"Terimakasih.,"

Zee mencoba untuk duduk bersandar di kepala tempat tidur, Reynald membantunya untuk duduk. Zee merasa gugup, saat Reynald begitu sangat dekat, dia bisa merasakan, hangatnya hembusan nafas laki-laki itu di lehernya. Aroma maskulin pria itu sangat memabukkan.

Reynald tersenyum melihat Zee yang salah tingkah. Wanita itu menutupi wajah dengan kedua tangannya. Dia merasakan ada yang berbeda, saat tangannya meraba wajah yang polos itu.

" Oh...tidak, dimana kaca mataku? " Tanya Zee dalam hati, dirinya merasa tidak nyaman.

"Apakah Rey, sudah melihat wajah asliku?"

"Kenapa harus ditutupi,...mm?" Reynald menarik kedua tangan yang menutupi wajah cantik itu.

Zee, menelan Salivanya, tatapan mereka bertemu dalam keadaan yang begitu dekat, detak jantungnya semakin tidak karuan.

Perlakuan Reynald yang sangat lembut,

membuat Zee dimabuk kepayang. Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Zee. Begitu dekat dengan seorang laki-laki, dan sialnya laki-laki itu sangat tampan dan menggoyahkan imannya.

Tubuhnya menegang saat, pria itu mengusap pipinya dengan tangan kanannya dan tangan kiri memegang pundaknya. Perlahan jemari tangan Reynald berhenti di bibirnya yang merekah.

Cup,.

Zee merasa tersengat aliran listrik, saat bibir pria itu menempel di bibirnya. Karena tidak ada penolakan, Reynald menggigit bibir bawah gadis itu, spontan Zee membuka mulutnya. Matanya terpejam, menikmati lembutnya bibir kenyal itu, mencumbu dan melumat bibirnya. Reynald benar-benar pandai membuat wanita bertekuk lutut, dan Zee pun jatuh kedalamnya.

" Ahh..." Zee kesulitan bernafas dan mendorong Reynald untuk menjauh.

" Maaf..."

Reynald menghentikan cumbuannya, kemudian mengusap bibir Zee yang basah dengan tangannya.

Zee tersenyum malu. Semua adalah pengalaman pertama bagi Zee diusianya yang ke 24 tahun. Sementara sebagian temannya sudah tidak virgin saat usia remaja, tapi tidak dengan Zee, dia masih mempertahannya sampai saat ini.

Keduanya terdiam beberapa saat, mereka larut dalam pikiran masing-masing. Entah sejak kapan Reynald sudah berada diatas tempat tidur sambil menyandarkan tubuh Zee dalam pelukan hangatnya. Dan Zee merasa nyaman.

Cahaya matahari yang mengintip di balik tirai yang menutupi kaca-kaca Apartemen. Zee membuka matanya perlahan, dia masih dikamar yang sama dengan semalam. Zee menggerakkan tubuh nya perlahan, namun sebuah tangan kekar masih memeluk pinggangnya posesif.

Dia menoleh kesamping kanannya, Reynald masih tidur dengan pulas, wajah itu tampak damai. Tanpa sadar Zee mengusap wajah tampan itu.

Reynald terbangun, setelah mendapatkan sentuhan lembut diwajahnya. Dia menahan tangan Zee untuk tetap disana.

"Sudah merasa lebih baik. " Tanya Reynald dengan suara serak, khas orang bangun tidur.

Zee mengangguk.

"Terimakasih, sudah merawat ku tadi malam, aku berhutang padamu."

"Kalau begitu, kau harus membayarnya."

Reynald tersenyum menggoda.

"Bayar dengan uang? ... Aku bukan orang kaya seperti anda,"

"Jadilah kekasihku... Zevanya Meghan!" Reynald tiba-tiba berlutut di hadapan Zee.

"Haah..!" Zee menutup mulutnya karena kaget bercampur bimbang.

Zee tampak tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Kenapa harus aku?

"Karena kamu wanita pertama yang menolak ku, kamu berbeda dari mereka. Aku menyukaimu Zevanya," tutur Reynald lembut.

Zevanya menatap pria tampan itu lekat. Haruskah dia percaya kata-kata Reynald. Sementara Zee sangat mengetahui siapa Reynald sesungguhnya. Playboy kampus yang selalu jadi rebutan cewek-cewek cantik.

"Aku tidak pantas untukmu, Rey!" Zee menggeleng lemah.

"Siapa yang bilang, kamu tidak pantas untukku." Reynald berdiri dan memegang kedua pundak Zee itu lemah.

Zevanya menolak kedua tangan pria itu, gadis itu berbalik dan berjalan menuju balkon.

Cukup lama Zevanya berdiri dipagar balkon, memandangi birunya langit yang bermandikan cahaya mentari pagi.

Hatinya tiba-tiba gundah gulana, haruskah dia menerima permintaan Reynald, sementara Zevanya belum memiliki perasaan apapun padanya.

Yang ada hanya rasa takut, jika Zee menerima Reynald menjadi kekasihnya. Cewek-cewek pengagum Reynald pasti akan memusuhinya.

Dan ujung-ujungnya, dia akan menjadi korban bullying, seperti yang pernah di alami mantan kekasih Reynald sebelumnya.

"Kamu tidak percaya padaku, kan?" bisik Reynald di telinga Zevanya dengan lembut.

Begitu dekat, hingga Zee bisa merasakan detak jantung pria itu.

"Maaf Rey, aku belum bisa menjawabnya sekarang!"

Reynald memeluk pundak Zevanya dengan kedua tangannya. Menyembunyikan wajahnya dibalik tengkuk gadis itu. Tubuh Zevanya meremang. Aliran darahnya mengalir begitu cepat. Zevanya memejamkan matanya sesaat. Reynald sedang berusaha mengetuk pintu hatinya. Haruskah pintu itu dia buka sekarang untuk Reynald?

"Aku akan menunggu," lirihnya sambil membalikkan tubuh Zevanya dan menghadap kearahnya.

"Rey, aku belum pernah jatuh cinta, aku memang bodoh dalam hal itu. Aku takut, setelah jatuh cinta, kau akan meninggalkanku. Dan mencari wanita yang lebih baik dariku,"

"Zevanya, aku berjanji padamu, kamu akan menjadi wanita terakhir dalam hidupku. Aku sudah mengenal banyak wanita, tapi tidak ada yang seperti dirimu. Kamu adalah berlian yang sesungguhnya."

Reynald memang pandai merayu wanita, rayuan mautnya membuat Zee merasa terbang menuju nirwana. Sebuah ciuman lembut mendarat di keningnya. Hangat dan menggetarkan jiwa. Tanpa sadar, Zee melingkarkan kedua tangannya di pinggang kuat milik Reynald.

Zevanya hanyut seketika, pria itu sedang beraksi dengan jemarinya. Menelusuri inci demi inci wajah cantik tanpa polesan itu. Hingga, ibu jari Reynald berhenti dibibir yang tipis dan ranum. Bibir manis itu sedikit terbuka. Zee mendesah.

Reynald telah menyihirnya, dan sihir itu telah membuat Zee jatuh dalam pelukan Reynald dengan sangat mudah. Mata indah itu kembali terpejam, tak cukup sampai satu detik, Zee terbelalak, saat bibir Reynald menyentuh bibirnya, lembut dan dingin.

"I Love you," desis Reynald sambil memeluk tubuh ramping itu untuk bersandar di dadanya.

Tak ada jawaban, Zevanya sedang menikmati harumnya aroma tubuh Reynald yang menenangkan pikirannya. Dan dia akan mengingat aroma itu sepanjang hidupnya.

Tak terdengar lagi penolakan. Zevanya telah jatuh dalam perangkap cinta Reynald Wilson.

Bersambung.

1
Uti Enzo
kecewa thor jonatan meninggal
Tria Eka Aprilia
Luar biasa
Elly
zevanya tetep sama Jonathan dong Thor, biar gimanapun dia yg nyelamatin dan sudah kehilangan juga, masa Jonathan meningoyy😌
Uti Enzo
kembaran nya zee
Uti Enzo
Luar biasa
Uti Enzo
menarik
Uti Enzo
ternyata biang kerok semua crita jangan sampai zee salah balas dendam
Uti Enzo
Luar biasa
Nus Wantari
love you Thor... 💖💖💖
Nazhifa Azalea: Thanks you 💗
total 1 replies
Elly
lah kan kamu yg bilang Ze jangan di kasih tau keadaan kamu ke Rey 🙃
Nus Wantari
lanjut Thor...
Nazhifa Azalea: Makasih masih setia menunggu karya saya Up kak, tunggu updatenya setiap hari pukul 08.00. 🙏🙏
total 1 replies
Nus Wantari
thanks Thor...🥰🥰🥰🥰
Nus Wantari
thanks Thor ...🥰🥰🥰
Nus Wantari
thanks Thor..
Nazhifa Azalea
Thank you!
Nus Wantari
semangat Thor..🥰🥰🥰🥰
Nus Wantari
terimakasih Thor...up nya di tunggu
Nazhifa Azalea
makasih Komen nya KK, mohon masukannya, agar karya saya bisa diterima
Nus Wantari
lanjut Thor ...ga sabar nunggu up lg..seru
Nazhifa Azalea: Makasih Kak! Semoga nggak bosan nungguin karya saya, sampai tamat ya! 🙏🥰
total 1 replies
Yuli Efendi
Semangat Thor. merinding baca part ini, Thor!
Pingin nangis/Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!