Queenzy Aurora Wolker

"Jus jeruk!!! Ini segar nona! Sungguh" ucap nya mengambil asal pesanan orang lain yang tadi sudah siap dan menyodorkan nya.

Aurora menggeleng tidak mau minum itu. Damian tidak bicara tapi dari tatapan matanya sudah mengancam sang bertender tersebut agar tidak memberikan apa yang diinginkan gadis di sebelahnya.

"aku mau bir.cepat buatkan!"

"nona! Kau masih sekolah kan? itu sangat tidak baik untuk anak sekolahan seperti mu dan itu juga sangat tidak baik untuk ginjal dan jantung"

"kau ini kenapa sangat banyak bicara!! cepat buatkan atau aku akan membuat nya sendiri!"

"tapi.."

Aurora lagi lagi mau menyela pria itu tapi terkesiap melihat Damian berdiri.

"Damian"suaranya melembut bahkan membuat bertender tersebut merinding.

"kau berisik!"ucap Damian terkesan cuek kemudian melenggang pergi setelah meletakkan uang di meja bar. Aurora panik ia segera menyusul Damian keluar dari club.R ada dan Kenan tidak memperdulikan tingkah kedua nya.Karena mereka sedang fokus dengan urusan kesenangan masing-masing.

***

setibanya di luar. Aurora tertatih-tatih mengikuti langkah lebar Damian. ia tidak boleh terlihat sedang menahan semua rasa sakit yang ada di sekujur tubuh nya karena perbuatan paman nya.Terutama di depan lelaki itu apalagi Damian sampai curiga dengan cara jalannya.

"Damian tunggu rora!"

Damian masuk ke mobilnya hingga Aurora harus berusaha keras untuk menyusul.Tanpa permisi Aurora membuka pintu depan mobil Damian dan duduk di samping damian yang sedang menatap ke depan dengan salah satu tangan nya memegang kemudi.Terlihat cool dan jantan karena lengan kemeja nya digulung sampai siku memamerkan lengan kekarnya.

"Damian kenapa disini? rora kan pernah bilang sama damian jangan pergi ke club.Disini banyak hewan liar dan melanta . Damian mau kena gigit, hum?"ujar aurora seraya menakuti damian seperti anak kecil.

Damian menoleh.Dia tidak kalah kesal mendapati Aurora juga ada di sini tapi yang jelas damian tidak akan mau menunjukkan nya.

"kau sedang berburu hewan?"

"maksudnya damian apa? rora tidak paham?"jawab Aurora yang seolah-olah tidak paham.

Damian mendengus berniat ingin menarik lepas masker Aurora karena ia tidak suka saat bicara dengan gadis itu tapi wajahnya di tutupi.

"Damian jangan!"

Aurora segera menangkap tangan damian dan menggenggam nya dengan lembut.sebenarnya Aurora sangat gugup karena ia takut damian melihat semua luka yang ada di sekujur tubuh nya yang dibuat oleh pamannya.Anggap saja Aurora merasa percaya diri untuk dikhawatirkan.

"Buka!"

"Tidak.rora lagi kena flu. rora kemarin kehujanan jadinya rora flu makanya rora pakai masker agar Damian tidak tertular"Aurora pun pura pura bersin untuk meyakinkan Damian.

Damian menatap lama wajah Aurora. Damian tidak sebodoh itu untuk dibohongi dia juga merasa ketidakpuasan mendengar jawaban gadis itu.Seperti ada yang Aurora sembunyikan. Damian lagi lagi mau membuka topi yang ada di kepala Aurora tapi sayang nya gadis itu buru buru mengelak nya.

Tidak ada cara lain selain menghindar

"Damian! rora baru ingat jika ada pekerjaan penting yang belum diselesaikan. rora pulang dulu ya?"pamit Aurora buru buru mengecup pipi Damian dari balik masker nya kemudian ke luar dari mobil.

"mimpi basah sayang ku!"ujar nya cekikikan dari jendela mobil kemudian pergi.

Damian memandangi kepergian Aurora.entah apa yang ia sedang rasakan saat ini tapi yang jelas ada ketidakpuasan.

Damian memandangi kepergian Aurora. Entah apa yang ia rasakan sekarang tetapi yang jelas ada sensasi ketidakpuasan dari jawaban Aurora.Kenapa demikian?

Lama damian di dalam mobil membiarkan Aurora melajukan motornya menjauh dari area cub sampai seseorang membuka pintu mobil nya.