Dara Svaroski adalah seorang wanita yang terbunuh dalam sebuah konspirasi kecelakan yang di dalangi sang suami dan ibu tiri nya.
Dara terbangun dan mendapati dirinya kembali di kehidupan sepuluh tahun silam.
Apakah ini adalah kesempatan kedua bagi Dara untuk memperbaiki takdir kejam dari kehidupan sebelumnya ?
"Banyak musuh yang harus aku singkirkan, demi menyelamatkan nyawa orang yang paling aku sayangi.." -Dara-
Akankah Dara berhasil membalas dendam terhadap para penjahat yang berkedok orang terkasih ?
Lalu , bagaimana jika dalam perjalanan balas dendam itu Dara bertemu seorang pria yang mencintainya penuh kelembutan ? akan kah pria itu mampu menghentikan tekadnya ?
Mari simak kisah Dara dan perjalanan asmaranya dalam mengubah takdir~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweet_mochi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 BERTEMU SAHABAT
Mobil William kini tengah melaju menuju ke alamat rumah Cyeril, sahabat Dara.
"Maaf jika merepotkan, tapi aku sungguh harus memastikan kondisi sahabatku... ." ucap Dara lirih.
"it's okey~ Aku senang karena kamu meminta bantuanku, katakan apa saja yang kamu ingin aku lakukan maka semua akan beres, aku akan membantu sebisaku." kata William.
Wiliam merasa senang setiap Dara meminta tolong padanya, secara tidak Langsung hal tersebut akan membuat Dara terjerat semakin dalam~
"Hhmmm~ baiklah." ucap Dara pelan.
Beberapa saat kemudian..
Mobil William sudah berhenti di luar pagar kediaman sang sahabat.
"Rumahnya terlihat sepi, aku akan turun untuk memastikan. Kamu tunggu di mobil saja ya tuan." ucap Dara tergesa tanpa menunggu jawaban dari William.
"Baiklah~👍🏻" ucap William sambil mengacungkan jempolnya.
Dara segera melangkah kan kaki memasuki teras rumah Cyeril yang sepi.
"Aku akan terus mengawasi kamu, Dara.." gumam William yang menatap punggung Dara menjauh dari mobilnya.
Tingg~ tongg~ suara bell pintu berbunyi.
Berkali kali menekan tombol namun tidak ada sahutan , Dara berharap tidak terjadi hal buruk pada Cyeril.
"Cyeril... Come on open the door~"
Sayangnya hingga beberapa saat , tidak seorang pun membuka pintu.
Huft~ Dara menghela nafas tidak tenang.
"Dulu aku kehilangan mu, sekarang aku tidak boleh kehilangan kamu. Aku harus menemukan mu Cyeril.."
Dara menunduk lesu sambil mencoba menghubungi nomor ponsel sahabat nya.
Ddrrtt~ dddrrttt~ dddrrrtttt~
"Halo.." jawab suara diujung sambungan.
"Cyeril !! Astaga akhirnya kamu mengangkat panggilan seluler ku. Aku ada di rumah mu, buka pintu ya, ada yang harus aku ceritakan padamu."
"Maaf Dara, aku tidak di rumah. Saat ini aku..."
Dara mendengar dengan seksama apa yang diucapkan Cyeril di ujung sambungan sana.
Beberapa saat kemudian,
"Oke Cyeril, aku kesana sekarang. Tunggu aku ya."
"Oke Dara, bye.."
Dara menyimpan ponsel kembali ke dalam saku setelah Cyeril mematikan sambungan.
Dengan langkah kaki tergesa Dara kembali masuk ke dalam mobil William.
"What happen Dara ? Ada Masalah ?" tanya William panik, padahal William sudah tahu apa yang barusan terjadi.
"Kita ke rumah sakit sekarang, sahabatku membutuhkan aku. Ayo cepat !" Dara meminta William segera memacu gas menuju ke arah rumah sakit.
Dengan kecepatan agak tinggi William mengemudikan mobilnya hingga tak kurang dari limas belas menit sudah tiba dirumah sakit lokal yang di maksud.
William mengikuti Dara yang berlari kecil menuju bagian resepsionis untuk menanyakan ruang rawat yang maksud Cyeril.
"Lantai tujuh , ruang Tulip nomor delapan belas." ucap si wanita resepsionis.
"Oke thank you."
Dara segera mengajak William masuk ke dalam lift, lalu menekan nomor lantai yang dituju.
Selama berada di dalam lift , Dara tampak gelisah dan William memahami hal itu.
"Semua pasti akan baik baik saja Dara. Tenanglah." ucap William.
"I know.. Tapi aku gak bisa tenang selama belum bertemu langsung dengan Cyeril , tuan William."
Tingg~ suara pintu lift terbuka.
William membantu Dara mencari dan menemukan ruang rawat yang dimaksud dan..
Tok~ tok~ tok~
Beberapa kali Dara mengetuk pintu, sungguh berharap sahabatnya berada di dalam ruangan tersebut.
Cyeril.. Come on..
Ckelek~ pintu terbuka dan betapa terkejutnya Dara melihat Cyeril sang sahabat menatap dirinya dengan ekspresi wajah sembab dan berantakan.
"Cyeril~"
"Dara~"
Kedua sahabat itu pun saling berpelukan dan terisak dengan perasaan masing masing.
Dara yang terisak lantaran bisa bertemu sahabat nya yang hilang di kehidupan lampau. Sahabat yang harus merelakan masa muda nya dan menjadi wanita penebus hutang orang tua.
Sedangkan Cyeril yang terisak lantaran dia bisa bertemu sahabat nya di saat dirinya kacau dan membutuhkan sandaran.
"Sebaiknya kita lanjutkan di dalam saja~"