Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sanum pingsan
Pagi ini, semua berkumpul ada banyak acara dan perlombaan yang akan mereka adakan sampai sore menjelang. baru akan diadakan acara penutupan dan kembali pulang kerumah masing-masing.
Sanum terlihat sangat cantik, memakai pakaian seragam olahraga yang dibagikan oleh panitia, mereka mengadakan senam bareng dihalaman luas depan penginapan. Fian dan Nita yang selalu berada disebelah Sanum terlihat sangat antusias mengikuti instruktur senam, namun tidak dengan Sanum.
Perlahan dia mundur, keringat dingin membasahi tubuhnya sebelah tangan Sanum mengusap bagian bawah perutnya yang tersa nyeri. dia terus melangkah keluar dari rombongan. belum begitu jauh Sanum berhasil menyeret langkah kakinya, nampak Mika dan zrin berdiri menghadang langkah kakinya.
"Anda mau kemana Nona,?" mantap intens wajah Sanum yang terlihat pucat dan berkeringat.
"Aku mau istrhat, aku lagi tidak enak badan jadi aku memutuskan tidak bisa mengikuti acara hari ini," ucap Sanum dengan bibir bergetar.
"Bagus sekali, tujuan kami kesini memang ingin menjemput Anda Nona muda." terang Mika terlihat dingin, namun sopan seperti begitu menghormati Sanum yang hanya karyawan rendahan.
"Maaf saya tidak bisa ikut, kalian lihat sendiri kondisi ku yang seperti ini." terang Sanum.
"Justru itu, kami akan memberikan pengobatan dan perawatan yang terbaik untuk anda." ucap Zein.
Sanum mengusap keringat dingin diwajahnya, pandangannya tersa muram dan mulai kabur. dia tidak bisa menolak ataupun meronta saat sepasang tangan Mika yang kekar menuntun nya berjalan Menaiki sebuah mobil yang menghubungkan kesebuah tempat yang sangat indah dan mewah. yang berjarak satu kilo dari tempat penginapan seluruh karyawan perusahaan.
Sanum masih meringis, namun dia masih bisa menatap takjub tempat yang dianggap nya seperti surga dunia itu. berbagai Bunga dan buah-buahan disepanjang jalan yang mereka lalui, hingga mobil berhenti dihalaman sebuah gedung yang hampir menyerupai sebuah villa yang sangat mewah.
"Silakan turun Nona," ucap Zein menunduk sambil membuka pintu mobil.
Sanum masih tercengang, ditambah perlakuan kedua asisten itu yang sangat ditakuti dan disegani teman-temannya, memperlakukan dirinya dengan sangat hormat. Sanum masih terpana kakinya tersa kaku saat melihat Arya tengah berdiri didepan pintu menunggu kedatangannya.
"Ya Tuhan, lindungi aku. apa laki-laki ini akan menuntut pembayaran dariku, atau dia Ingin berbuat yang tidak-tidak terhadap diriku. lindungi aku ya Tuhan, aku masih pengen hidup dan mendampingi ketiga putra dan putri ku hingga dewasa," terlalu panjang dia yang dipanjatkan oleh sanum, sehingga dia tidak menyadari jika Arya sudah berjalan mendekati nya.
Sebelum tangan Arya terangkat, lalu menarik tangan Sanum untuk turun dari mobil, Sanum hanya mengikuti saja hingga posisinya dengan Arya sangat dekat hingga tanpa jarak, aroma farfum dari tubuh Arya mengingat kan Sanum pada kejadian malam itu.
Sanum tiba-tiba melihat semua tersa gelap, hingga brrruurggghh....dia sukses pingsan dalam dekapan Arya yang sangat sigap menangkap tubuh mungilnya, dan mengendong Sanum kekamar yang sudah mereka siapkan.
"Kalian berdua boleh pergi, wakili aku untuk menutup acara perusahaan Nanti, termasuk memberi tahu teman-teman gadis ini agar mereka tidak kawatir. carilah alasan terbaik." perintah Arya.
"Baik Tuan," jawab Mika dan Zein serempak.
Sanum masih terbaring lemah, Arya mondar-mandir didepan pintu sambil menunggu seorang dokter wanita yang masih memeriksa kondisi Sanum. tidak lama dokter kembali keluar.
"Dia Kenapa dok," nampak sekali wajah kawatir dari Arya.
"Nona ini hanya mengalami nyeri haid saat datang bulan, dan tidak berbahaya," terang dokter.
"Tapi kenapa dia sampai pingsan?"
"Kondisinya terlihat lemah bahkan pingsan, bisa jadi disebabkan oleh berbagai faktor. mungkin belum sarapan dengan benar, atau pengaruh dari haidnya, atau bisa jadi tekanan dari luar seperti stress atau tertekan dan takut." terang dokter panjang dikali lebar.
Arya hanya magut- magut- mendengar keterangan dari dokter.
"Saya sudah menyuntikkan vitamin, dan ini obat minum dan untuk mengurangi rasa nyeri haidnya." dokter memberikan obat ketangan Arya.
"Terimakasih dok," balas Arya.
Sekarang tinggal Arya dan Sanum diruangan kamar yang luas dan mewah itu, dia duduk disisi ranjang sambil memperhatikan dari jarak yang sangat dekat wajah cantik Sanum.