Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆
Happy reading love!
BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.
Simak terus ceritanya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Brianna menyesap cokelat panasnya dengan perlahan sembari memperhatikan sosok pria yang sedang duduk di atas sofa sambil fokus dengan benda kotak yang dipegangnya. Sesekali Brianna tersenyum simpul dan memikirkan sesuatu.
'Anna sadarlah!!! Jangan sampai kau tergoda dengan kesexy-an tubuhnya dan ketampanan wajahnya yang di atas rata-rata itu!! Ingat Anna, kau itu dijual, DIJUAL!' Teriak dewi dalam batin Brianna menyadarkan dengan penuh penekanan.
Allard yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan malah asyik membaca sesuatu di ponselnya sembari menyisir rambutnya ke belakang yang masih basah menggunakan jari tangannya. Bagi Anna gerakan tersebut sangatlah sexy di matanya.
'Oohh God!!! Aku bisa terkena diabetes jika terus berada di sini dan mati mudaaa!!'
Allard kembali menaruh ponselnya di atas meja nakas, lalu berjalan menuju kamar mandi. Brianna masih saja memperhatikan Allard yang berjalan membelakanginya. Pandangan Briana mengikuti kemana arah tubuh Allard. Sehingga ia merubah posisinya.
'Ya tuhaaan bokong yang sangat indah untuk ukuran seorang pria. Ingin rasanya aku meremasnyaa ouuccchh...' Brianna menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya yang masih memegang gelas pun tanpa sadar meremas gelas tersebut.
Otak mesum Brianna sepertinya sudah kembali setelah sekian lama tertahan di kegelapan sana karena tak ada yang memancingnya keluar. Brianna benar-benar sedang membayangkan yang tidak-tidak dalam otaknya.
'Setidaknya Jeffrey sedikit berguna karena telah menjualku kepada pria tampan itu. Mungkin aku harus berterimakasih padanya. Oh God, pasti akan menyenangkan dan memuaskan bercinta dengan pria se-sexy dia. ' Ucap iblis mesum yang kini sudah menguasai pikirannya.
Brianna masih menyunggingkan senyum nakalnya sembari membayangkan hal-hal yang panas. Hingga ia tidak menyadari bahwa kini Allard sudah berada di depannya.
"Kau pasti sedang membayangkan hal-hal kotor dan berbau mesum." Kata Allard dengan mengangkat sebelah alisnya.
Brianna hanya menjawab Allard dengan anggukan dan senyuman yang entah bermakna apa. Tapi setelah ia menyadari pertanyaannya dengan spontan ia langsung menggeleng.
"Aku melihat bikinimu yang tergeletak begitu saja di walk in closet. Apa kau selalu seberantakan itu?" Tanya Allard yang kini sudah duduk di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang.
"Oooh shit!!!"
Brianna baru menyadari hal itu dan ia langsung menaruh segelas coklat panas di atas meja nakas serta berlari menuju walk in closet. Allard yang melihat Brianna hanya menggunakan sweater miliknya yang sangat besar, terdengar bersiul karena kaki jenjang Brianna yang sexy kini terekspose dengan jelas hingga nyaris bokongnya terlihat. Brianna mencari dimana keberadaan barang berharga miliknya itu, tapi sayang ia tak menemukannya. Akhirnya Brianna kembali menuju Allard dan bertanya mengenai bikininya.
"Dimana barangnya?" Tanya Brianna dengan wajah yang sudah memerah karena menahan malu.
"Kau seperti seseorang yang akan membeli narkoba saja. Aku sudah mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di dalam sana." Jawab Allard yang sepertinya sengaja menggoda Brianna.
"Kau membuangnya?! Aku tak membawanya lagi Al!" Sahut Brianna memekik.
"Lalu apa yang harus ku lakukan? Menjemurnya? begitu?"
"Issshhh!!! Kaauuuu..." Brianna mendesis kesal.
"Wait, lalu kau memakai apa dibalik sweater kesayanganku itu?" Tanya Allard menyelidik.
"Mmmm.. a-aku memakai celana dalam mu." Jawab Brianna dengan malu sembari mengatupkan bibirnya ke dalam.
"Oh god, tercoreng sudah harga diriku olehmu. Tindakanmu adalah pelecehan secara tidak langsung, nona."
Brianna menutup wajahnya lalu segera berjalan menuju ranjang dan meringkukkan tubuhnya di dalam selimut tebalnya karena ia sudah cukup malu dengan ucapan Allard beserta pengakuannya.
"Aku terpaksa memakainya karena tak ada bikini di sana." Jawab Brianna dari dalam balik selimut.
Allard hanya tersenyum tipis melihat tingkah Brianna.
'Aahh fuck!! Ini sangat memalukaaaan.' Brianna merutuki kebodohan dirinya yang diluar nalar.
Allard pun merebahkan tubuhnya dan kembali tertidur bersama Brianna di ranjang yang sama. Entah bagaimana perasaan Brianna saat ini. Ia membiarkan dirinya berada dalam satu mansion bersama seorang pria dewasa yang tampan. Padahal dulu ia sangat menghindari hal seperti ini karena ia takut terjebak akan sebuah hubungan yang awalnya bahagia dan penuh cinta lalu berakhir dengan kerumitan.
*
*
Allard mengerjapkan matanya dan mengedarkan pandangannya. Ia merasakan berat di bagian dada dan bagian bawah tubuhnya. Ternyata wanita itu sedang meringkuk dan memeluk erat tubuh Allard. Kepalanya ia taruh tepat di atas dada Allard, tentu saja kini tubuh Allard bergesakan bahkan menempel langsung dengan dada besar milik Brianna yang tak memakai bra. Kaki Brianna di bentangkan tepat di atas kejantanan milik Allard sehingga Allard melihat dengan jelas bokong Brianna yang padat dan sintal karena sweaternya sudah terngsingkab dan selimutnya entah pergi kemana.
"Shit!!" Allard mengumpat karena hal itu bisa saja membangunkan adik kecilnya di bawah sana yang untung saja masih tertidur pulas.
Allard melepaskan Brianna dari atas tubuhnya dengan gerakan cepat. Brianna yang merasakan gerakan itupun mengubah posisi tubuhnya tanpa membuka matanya. Ia kini meringkuk membelakangi Allard. Dan tentu saja Allard kembali melihat pemandangan indah yang tepat berada di depan matanya.
"Lumayan.." Ucap Allard saat melihat bokong itu untuk yang kedua kalinya. Allard pun mengambil selimut yang sudah berada di atas lantai lalu menyelimuti tubuh Brianna agar ia bisa fokus untuk mengerjakan yang lainnya tanpa terganggu dengan pemandangan erotis itu.
Allard tertidur cukup lama sehingga ia melewatkan makan siangnya. Ia pun memanggil bibi Ellen untuk menyiapkan makanan.
"Tuan, bibi sudah siapkan makanan. Tapi sepertinya sudah dingin. apakah mau bibi hangatkan lagi?" tanya Ellen, pelayan yang sudah cukup lama bekerja dengan keluarga Smirnov semenjak sang kakak- Daniel dan dirinya masih bayi.
"Ya bi. Tolong hangatkan." Jawab Allard dengan sopan.
"Baik tuan."
Ellen pun kembali ke dapur untuk menghangatkan beberapa makanan. Saat Allard menunggu makanannya, ponselnya berdering.
"Ya mom.." ucap Allard saat pangilan tersebut tersambung.
"Kau tinggal bersama kekasihmu, sayang?" Tanya Belinda di sebrang sana.
"Oh God, belum dua puluh empat jam dia di sini tapi kabarnya sudah sampai ke Swiss." Sahut Allard.
"Tentu saja. Mommy memiliki banyak CCTV di sana. Jadi benarkah apa yang disampaikan anak buah mommy?" Tanya Belinda lagi dengan sangat penasaran.
"Dia bukan kekasihku, Mom." Jawab Allard.
"Bukan kekasihmu? Lalu siapa? Jangan bilang kau menyewanya hanya untuk memuaskan nafsu bejadmu itu? Al, mommy tak suka jika kau seperti itu. Kau jangan menyakiti dan merendahkan wanita." Ucap Belinda menceramahi anak bungsunya dengan panjang lebar.
"Aku tidak menyewanya, aku membelinya." Jawab Allard dengan gamblang.
"WHAT? Dasar bocah tengik! Apa maksudmu?"
"Mom sudahlah. Akan ku ceritakan nanti. Aku ingin makan dulu karena aku sudah sangat lapar." Jawab Allard.
"Siang ini mommy akan terbang ke Jerman. Kau tak boleh membantah apapun!" Ucap Belinda dan langsung memutus panggilannya secara sepihak.
"Haaahh Oh my God.." Allard menghela nafas panjang lalu menaruh ponselnya di atas meja.
Allard mulai memakan makanannya yang sudah tersaji di hadapannya. Untuk kali ini ia hanya ingin fokus memakan makanannya dengan tenang dan nyaman. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi karena Brianna kini sudah turun dan berjalan menuju ruang makan.
"Aku ingin pulang."
"Uhukk... Uhuukk.." Allard tersedak karena ia terkejut dengan kedatangan Brianna yang sangat tiba-tiba. "Kau mengagetkanku Anna. Apa kau hantu? Kau tak bisa datang dengan cara normal? Apa kau terbang dari atas sana? Langkahmu benar-benar tak terdengar olehku." Allard membombardir Brianna dengan pertanyaan yang tidak seberapa.
"Aku ingin pulang Al. Aku harus kembali ke perusahaan." Rengek Brianna yang kini sudah duduk di kursi tepat di samping Allard.
"Perusahaanmu sudah ada yang mengatasinya." Jawab Allard tanpa menatap Brianna.
"What? Itu perusahaanku Al, seharusnya aku yang mengurusnya!" Bentak Brianna tak setuju.
Allard hanya mengedikkan bahunya, lalu melanjutkan makannya tanpa menjawab apapun.
"Kau keterlaluan, Al! Apa kau ingin menguasai seluruh hartaku juga selain menguasai tubuhku? Kau dan Jeffrey benar-benar sangat menjijikan!" Bentak Brianna lalu ia berlari keluar mansion. Amarahnya benar-benar sudah tak terbendung.
Brianna berlari keluar dari mansion dengan nafas yang memburu. Ia sudah tak peduli dengan penampilannya. Entah itu bokongnya akan terlihat atau tidak, yang penting untuk saat ini ia pergi dari mansion dan dari pria brengsek itu.
"YA PERGILAH SANA! SHIT!! AKU HANYA MEMBANTUMU AGAR PERUSAHAANMU ITU TIDAK DI KUASAI OLEH KAKAK BRENGSEKMU ITU ANNA!!" Teriak Allard lalu membanting piring makannya hingga pecah dan berantakan di lantai.
"Sepertinya aku salah menganggapnya wanita manis dan penurut." Gumamnya lalu Allard pergi dari ruang makan menuju ke ruang kerjanya meninggalkan pecahan piring begitu saja di bawah meja makan.
TBC..