NovelToon NovelToon
Tobatnya Sang Ketua Mafia

Tobatnya Sang Ketua Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta setelah menikah
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: chibichibi@

Max Stewart, yang merupakan ketua mafia tidak menyangka, jika niatnya bersembunyi dari kejaran musuh justru membuatnya dipaksa menikah dengan wanita asing malam itu juga.

"Saya cuma punya ini," kata Max, seraya melepaskan cincin dari jarinya yang besar. Kedua mata Arumi terbelalak ketika tau jenis perhiasan yang di jadikan mahar untuknya.

Akankah, Max meninggalkan dunia gelapnya setelah jatuh cinta pada Arumi yang selalu ia sebut wanita ninja itu?
Akankah, Arumi mempertahankan rumah tangganya setelah tau identitas, Max yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mafia 25

Glek!

Pandangan, Max terlanjur bergerak menyisir pemandangan nyata di depannya. Dimana tubuh istrinya sedikit banyak terlihat jelas keadaannya. Max merasakan aliran darahnya berdesir dan terasa hangat. Belum pernah ia merasakan dorongan seperti ini dari dalam dirinya. Walaupun dia adalah laki-laki yang normal sehingga memiliki syahwat, namun Max tidak pernah tertarik sebelumnya, meskipun di hadapkan dengan keindahan tubuh perempuan.

Tetapi, melihat tubuh Arumi, napsu itu seketika menggelegak tak karuan. Secara spontan, Max melangkahkan kakinya menuju Arumi yang berdiri kaku.

"Mas, eh. Jangan bergerak, stop!" pekik Arumi seraya memajukan salah tangannya untuk menahan pergerakan pria di hadapannya.

"Kenapa?" Max bertanya dengan raut wajah heran. Dia juga bingung pada dirinya sendiri, kenapa malah maju mendekat bukannya pergi.

"Arumi malu, Mas. Tolong, Mas berbalik dulu. Arum mau pakai baju," kata Arumi dengan suara yang terdengar bergetar kedinginan.

"Malu kenapa? Kau saja sudah melihat tubuhku, senjata keramat ku, dan bahkan memegangnya. Kenapa aku tidak boleh melihat tubuhmu?" Ucapan Max barusan, membuat tubuh Arumi terhuyung lemas. Dia langsung berpegangan pada pinggiran wastafel.

"Bu–bukannya begitu, Mas. Arumi kaget dan belum siap. Tolong, mengertilah," pinta Arumi setengah memohon. Bahkah wajahnya terlihat memelas.

"Siap untuk apa?" tanya Max lagi, semakin memojokkan Arumi. Max nampak terhibur ketika melihat Arumi, berdiri dengan risih. Istrinya itu berkali-kali terlihat membenahi pakaian untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang menonjol. Max, lagi-lagi harus menelan ludahnya.

Mendapati pertanyaan dari, Max. Arumi semakin tergagap dan bingung. Otaknya mendadak ngeleg saat itu juga. Arumi merasa malu yang teramat sangat saat ini. Belum pernah ada orang lain yang melihat keadaannya seperti ini sebelumnya. Walaupun, pria di depannya adalah suaminya yang tentu sah dan halal untuk melihatnya, akan tetapi, Arumi merasa seperti tengah berdiri di atas bara api. Panas.

"Tolong, mengertilah, Mas. Arum kaget kalau begini. Biarkan Arumi pakai baju dulu ya, please," rengekan Arumi pun meluncur lagi dari bibirnya yang seksi bagi Max. Tak ayal, pria itu kembali melangkah maju dan mengabaikan permohonan Arumi.

"Astagfirullah. Gimana ini, ya Allah. Arumi takut!" batinnya menjerit. Rasanya ingin punya ilmu menghilang saat ini juga. Tetapi, hal itu tidak mungkin. Bahkan, Max nampak semakin dekat dengannya. Pria itu menatapnya bak elang lapar yang melihat kelinci.

Arumi semakin merapatkan punggungnya pada dinding wastafel. Seketika, dinginnya marmer menembus kulit pada belakang tubuhnya yang terekspos itu.

"Ugh, dingin!" Semakin gemetar saja Arumi. Sekuat tenaga ia berusaha bertahan berdiri di atas tungkainya yang lemas dan bergetar itu.

Max semakin mendekat, Arumi pun semakin mengkerut takut. Namun, dirinya terpojok dan tak memiliki celah untuk lari. Lagipula, lari dari mana? Dari siapa? Apa dari pria sempurna yang ternyata suaminya ini?

Ah, kau jangan bodoh Arumi. Itu mungkin bisikan dari para reader yang gemas sekaligus penasaran.

Tapi tidak bagi Arumi. Bagaimana pun, Max adalah pria asing yang tiba-tiba masuk ke dalam hidupnya kemudian memiliki hak terhadapnya. Setidaknya, Arumi membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dulu.

"Bukankah kamu yang sengaja tidak mengunci pintu? Agar aku masuk dan menemukan keadaanmu yang seperti ini kan? Kamu sendiri yang berniat menggodaku, kenapa malah menyuruhku pergi?" Max mencecar Arumi, seraya menghimpit tubuh yang lebih pendek darinya itu ke dinding. Arumi, bahkan dapat merasakan semua bulunya berdiri saking takut. Apalagi, aroma mint yang keluar dari napas suaminya itu menyentuh permukaan wajahnya yang dingin.

"Ah, benar juga. Kenapa Arum lupa mengunci pintunya. Kau bodoh, Arumi! Mati kau saat ini! Kau pasti akan di makannya!" jerit Arumi dalam hati, sambil menggerutu dengan umpatan akan kecerobohan dirinya sendiri.

"A–arum lupa. Kan tadi kebelet. Lalu, Arum teringat tiba-tiba, kalau malam ini sudah masuk hari pertama romadhon. Jadi, Arum berniat mandi hadas," jelas Arumi dengan bibir yang gemetar. Justru, hal itu membuat Max seketika tak kuasa menahan gemas di dalam dadanya. Secara spontan, pria itu memajukan tubuhnya.

Cup!

Untuk pertama kalinya, Max merasakan bibir seorang wanita. Dan, untuk pertama kalinya juga bagi Arumi, menerima ciuman dari seorang laki-laki.

Nyess!

"Jadi, begini rasanya. Manis dan lembut," batin Max. Entah dorongan darimana, bukannya melepas justru dirinya semakin mendalamkan ciumannya. Max, ingin merasakan nikmat yang baru ia rasakan ini. Candunya, akan melebihi narkotika yang biasa ia konsumsi.

Arumi, tak sanggup menahan dada bidang itu dengan salah satu tangannya saja. Tetapi, jika menggunakan keduanya, maka tubuh bagian atasnya akan terekspos secara sempurna. Arumi, tidak mau sampai itu terjadi. Namun, Arumi ingin menghentikan ciuman memburu dari suaminya yang hampir menghabiskan oksigennya ini.

Max tidak memperdulikan pemberontakan kecil dari istrinya itu. Justru, pergerakan tubuh Arumi membuat geloranya semakin terpancing. Belum pernah, ia merasakan sensasi yang seperti ini sebelumnya. Max, yang selama ini membenci wanita sehingga, hal itu juga berpengaruh pada gairahnya. Karena itulah, Max tidak pernah bisa tergoda dengan wanita secantik apapun yang di sodorkan padanya.

Akan tetapi, malam ini, Max merasakan hal lain dalam tubuhnya, pikirannya dan juga hatinya. Melihat, penampakan istrinya, naluri kelelakiannya yang mati suri sontak bangkit begitu saja. Dan, Max tidak mampu menguasai geloranya.

Max, tiba-tiba merasakan ada cairan asin yang masuk kedalam mulutnya. Pada saat itulah dirinya sadar, bahwa Arumi menangis karena ulahnya. Max, sontak melepaskan ciumannya dan tatapannya langsung terarah pada mata basah dan wajah pucat istrinya.

"Shit! Aku membuatnya ketakutan sampai menangis," batin Max, memakai dirinya sendiri. Max langsung, menjauhkan tubuhnya yang sejak tadi rapat tanpa jarak dengan istrinya itu. Sehingga, Max dapat merasakan betapa lembutnya bagian depan tubuh Arumi.

Max yang tak tau harus apa dan bagaimana, memilih untuk pergi begitu saja dari kamar mandi. Meninggalkan Arumi dengan tubuh lemasnya yang langsung terjatuh begitu saja di atas lantai.

"Astaghfirullahal adzim. Kenapa harus di kamar mandi? Kenapa, Mas tidak bisa menahan diri sebentar saja? Kenapa harus memperlakukan Arumi seperti ini?" batin Arumi, penuh sesal. Dan sesak itu berkumpul di dalam dadanya sekarang. Arumi, membekap mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar keluar.

Sekuat tenaga, Arumi mengontrol kembali pernapasannya. Menormalkan kembali detak jantungnya. Juga, mengembalikan tenaganya yang seakan menghilang tadi. Dengan berkali-kali melafadzkan ayat kursi, Arumi kembali mampu berdiri di atas kakinya setelah serangan mendadak dari suaminya tadi.

Walaupun hanya sekedar ciuman, nyatanya mampu mengguncang perasaan serta mental Arumi.

Arumi kembali membersihkan tubuhnya di bawah air shower. Namun, setelah ia memastikan kalau pintu sudah terkunci rapat.

Arumi, mematut dirinya di cermin. Menelisik tubuhnya yang sebagian telah terlihat oleh suaminya. Meraba bibir bengkaknya karena cukup lama menjadi santapan seorang, Max tadi.

Saat ini Arumi merasa ragu ketika harus keluar dari kamar mandi. Sikap apa yang harus ia tunjukkan pada, suaminya nanti. Berbagai pertanyaan seketika berseliweran dalam kepalanya. Apakah, Max akan meminta lebih dari sekedar ciuman nanti?

"Oh, tidak! Arumi belum siap, ya Allah."

1
Tika Rotika
aku suka cerita nya 🥰🥰🥰
Istri lipai:)
/Frown/
Ummu Faliha
Luar biasa
Vina Maudy
ada ga di dunia nyata yg tipe kayak gini ta rob....
Ari Randz
semoga mereka berdua juga mendapat hidayah seperti sang bos /Heart//Heart/
Ari Randz
gemessss dewe AQ Thor /Facepalm//Facepalm/
Ratna Wati
Jagan sekarang di asah max...tggu kering dlu,Bru bsa diasah .. sampai tajam....
Ari Randz
max darah tinggi Mulu /Grin//Grin/
Istri lipai:)
seru nih
Khusnul Khotimah
seru banget...
Shantyka Kusuma
ayo Thor cpt Adain audio nya please
Fauziah Yamien
/Good//Good/
Yuni Herwani
Luar biasa
Rahmaniar
seru cerita nya..bagus lagi
Rohma Wati Umam
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
masyaallah....
Shyfa Andira Rahmi
apa ini maksudnya thorrr....??
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣🤣mantan mafia kena bentak....
Shyfa Andira Rahmi
haisss pasangan pengantin yg ANEHH🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!