Pelatihan SIG atau Sistem Informasi Geografi yang di lakukan Amira bersama teman-teman sebagai kegiatan dalam semester 3, siapa sangka akan mempertemukan Amira dengan seorang pria yang akan menjadi tambatan hatinya. Sang asisten Dosen pelatih yang awalnya Amira kira sangat menyebalkan namun dengan cara ajaib bisa meluluhkan hatinya, membuatnya jatuh cinta dan menerima kehadiran pria itu sebagai pemiliki hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
THREE
Pagi menjelang, aku segera bangkit dari tidurku dan beranjak menuju kamar mandi, dengan peralatan mandi seadanya juga baju ganti yang sudah aku persiapkan. Hari ini jadwal pelatihan dimulai, sebelum masuk Ruang Lab kami akan mengadakan acara pembukaan terlebih dahulu, guna menyambut Pak Wahid dan Mas Fahmi juga sebagai acara awal, baru setelah itu pelatihan sesi pertama akan di mulai. Aku mendesah kecil, baru mengingat susunan jadwalnya saja aku sudah merasa kurang semangat, tapi tidak. Aku harus bisa mengikuti pelatihan ini dengan baik dan juga bisa mengoperasikan Q-gis –aplikasi yang akan kami gunakan untuk pelatihan ini- sebaik mungkin, semampu ku.
Aku bergegas, mandi secepat mungkin dan menyiapkan diri, juga sarapan pagi untuk Pak Wahid dan Mas Fahmi, aku memang tidak memasaknya tapi makanan yang ku pesan harus ku ambil didepan gerbang sebelum pengantarnya mengomel dan aku akan malu karena itu.
Setelah semua sudah siap, dan teman-teman ku yang lain sudah berdatangan aku mengambil bagian mengatur acaranya, menyiapkan semuanya hingga berjalan, bahkan aku memutuskan untuk tak henti bolak-balik guna menjemput para Dosen kampus yang hadir untuk pembukaan juga Dosen pemateri pelatihan –Pak Wahid dan Mas Fahmi- sebenarnya aku bisa saja memerintahkan hal ini kepada panitia humas karena memang itu ketentuan kinerjanya tapi entah kenapa aku lebih yakin jika melakukan semuanya sendiri atau setidaknya mengambil setengah bagian dalam hal itu, setidaknya dengan itu aku bisa tau semua hal entah yang kurang atau ada yang salah, aku sedikit memiliki krisis kepercayaan pada orang memang, jadi mungkin itu sebabnya aku selalu mengambil bagian di setiap devisi kepanitaan, tak perduli jabatan ku apa. Satu sisi dalam diriku yang ingin aku ubah.
Aku menggeleng, menolak memikirkan itu dan kembali fokus ke depan, tepat dimana Pak Asep selaku Ketua Prodi memberi sambutan juga beberapa nasihat kecil dan dorongan semangat, disusul ketukan mic sebanyak tiga kali sebagai peresmian pembukaan acara, dan disambut tepuk tangan meriah dari semua orang yang hadir di aula, tempat di ada'kanya pembukaan
...-...
Aku mendudukan diri ku di sudut pojok Ruang Lab yang menampung 20 orang mahasiswa semester 3 ini, tak ingin terlalu berpartisipasi banyak untuk hal bertanya atau menyimak dengan antusias, aku hanya butuh ketenangan dan agar bisa sebaik mungkin mengikuti pelatihan ini, hanya itu. Aku bahkan tak terlalu memusingkan beberapa teman wanita sekelas ku yang nampak terang-terangan mencoba mengambil attention Mas Fahmi agar melirik mereka. Aku kira wajar, Mas Fahmi masih muda bisa disamakan umurnya dengan kami, memiliki wajah yang terbilang tampan dengan pekerajaan dan gelar yang membuat siapapun kagum saat mendengarnya, aku juga begitu pada awal saat pembukaan tadi, tapi aku menepikan semua itu dan lebih memilih fokus pada pelatihan yang sudah berlangsung 35 menit ini, tak ingin ikut serta dalam kegiatan mencuri-attensi itu.
Aku menatap cengo pada layar komputer yang mendadak hitam dan tak bisa aku nyalakan walau sudah berulang kali aku menekan tombol power-nya, mendengus sebentar aku buru-buru mengangkat tangan memaksa Mas Fahmi yang tengah menjelaskan langkah apa yang harus kami lakukan selanjutnya untuk membuat peta batas wilayah agar berhenti sebentar, dan menatap ke arah ku. Menjadikan ku bahan bisikan sebagian teman wanita ku yang iri.
“Mas mendadak komputer saya mati total” Mas Fahmi buru-buru mendekat, mencoba melakukan apa yang sekiranya bisa dia lakukan agar komputerku kembali menyala namun akhirnya tetap sama, layar hitam masih bertahta.
“Tadi emang diapain Mi?” aku menggeleng pelan, resah mulai mengakusisi semangat dalam jiwa ku yang tengah berkobar.
“Gak tau Mas, tadi lagi di guna-in tiba-tiba mati gitu aja” Mas Fahmi menggeleng dan aku mendadak lemas saat tidak ada yang berubah dari komputer yang aku gunakan selain gelap di seluruh permukaan layar Lcd-nya.
“Ini gak bisa Mi. Kamu bareng sama yang lain aja ya? Nanti saya bantu kalau ada yang kurang paham”
Aku mengangguk sedikit lesu, menggeret kursi yang aku duduki mendekat pada Ilham dan bergabung bersamanya, membiarkan Mas Fahmi kembali menuntun langkah apa yang harus kami ambil hingga pelatihan sesi pertama ini selesai.
-