NovelToon NovelToon
Cinta Halusinasi

Cinta Halusinasi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / cintapertama / spiritual / cintamanis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Mimin01

Dalam labyrinths pikiran yang penuh misteri, Sophia terjebak di antara kenyataan yang menyiksa dan dunia khayalannya yang menawan. Di rumah sakit jiwa tempatnya terperangkap, Sophia menemukan cinta yang begitu dalam dan memikat dengan seorang pria yang hanya ada dalam imajinasinya. Namun, ketika garis-garis antara realitas dan fantasi mulai samar, Sophia harus mempertaruhkan segalanya: kesehatan mentalnya, keberadaannya, dan cinta yang mungkin lebih nyata daripada yang dia bayangkan. Dalam 'Permainan Bayangan', benang-benang antara kewarasan dan kegilaan terjalin dalam teka-teki yang memikat, memancing pembaca untuk menelusuri jalan keluar dari labirin cinta dan kegelapan pikiran yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimin01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hubungan Manis

Malam pun turun dengan senyap, dan setelah berhari-hari melakukan pencarian yang melelahkan di dalam dunia imajinasi, Sophia dan Dokter Lawrence memutuskan untuk mengakhiri sesi mereka dan kembali ke dunia nyata. Dengan perasaan yang campur aduk, Sophia akhirnya terbangun dari dunia imajinasinya, menyadari bahwa dia kembali di tempat tidurnya di rumah sakit jiwa.

Adam, yang hadir di sampingnya, merasa lega melihat Sophia kembali. Dia mendekatinya dengan penuh kasih sayang, meraih tangannya dengan lembut. "Sophia, kau baik-baik saja?" tanyanya dengan suara lembut.

Sophia tersenyum kepadanya, matanya dipenuhi dengan rasa syukur. "Ya, aku baik-baik saja," jawabnya dengan lembut. "Terima kasih, Adam, karena selalu bersamaku."

Adam tersenyum hangat kepadanya, matanya bersinar dengan kasih sayang. Dia tahu bahwa malam ini adalah kesempatan baginya untuk menunjukkan perasaannya pada Sophia, untuk merayunya dengan penuh cinta dan kelembutan.

Mereka berdua berbagi momen yang intim dan romantis, terpaku dalam kehangatan satu sama lain. Mereka tertawa, bercanda, dan berbagi cerita tentang masa lalu dan impian masa depan mereka.

"Kau tahu, Sophia," kata Adam dengan lembut, matanya yang terpaku padanya. "Sejak pertama kali aku melihatmu, aku tahu bahwa kau adalah yang satu-satunya bagiku. Aku mencintaimu dengan segenap hatiku, dan aku tidak pernah ingin kehilanganmu."

Sophia tersentuh oleh kata-kata itu, merasa hangat di dalam hatinya. Dia meraih tangan Adam dengan penuh kelembutan, merasa terhubung dengan dia dengan lebih dalam dari sebelumnya.

"Dan aku mencintaimu, Adam," ucapnya dengan suara yang penuh kasih sayang. "Kau adalah cahaya dalam kegelapan hidupku, dan aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu."

Mereka saling berpelukan dengan erat, merasakan kehangatan satu sama lain di dalam kegelapan malam. Mereka tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapi segala rintangan yang mungkin datang, dan bahwa cinta mereka akan selalu menjadi sumber kekuatan dan harapan bagi mereka.

Dengan hati yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan, Sophia dan Adam merayakan malam mereka bersama, terpaku dalam momen yang tak terlupakan. Mereka tahu bahwa mereka memiliki satu sama lain, dan bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapi segala sesuatu yang hidup berikan.

Dan dengan itu, mereka tertidur dalam pelukan satu sama lain, menemukan ketenangan dan kedamaian di dalam dekapan cinta yang mereka bagi. Dalam dunia yang penuh dengan keajaiban dan kemungkinan, mereka tahu bahwa mereka adalah satu, bersama-sama mengarungi gelombang cinta yang membawa mereka menuju masa depan yang cerah dan penuh dengan harapan.

Adam memandang Sophia dengan mata penuh kasih sayang, kehangatan cinta memancar dari setiap celahnya. Dia membiarkan detak jantungnya meredam getar yang terpancar dalam hatinya sebelum ia akhirnya berseru, "Sophia, aku ingin menjadikanmu istriku. Aku ingin berbagi hidupku denganmu, melangkah bersama-sama dalam setiap detik yang tercipta, dalam suka dan duka, dalam kebahagiaan dan kesedihan. Apakah kau bersedia menjadi pendampingku, menjadi saksi setia dalam perjalanan hidupku?"

Sophia terdiam, tatapannya terpaku pada Adam. Dia bisa merasakan kehangatan cinta yang mengalir dari setiap kata yang diucapkannya. Hatinya terasa berdebar-debar, dihadapkan pada keputusan yang mungkin akan mengubah seluruh hidupnya.

"Adam," gumam Sophia dengan lembut, suaranya gemetar oleh emosi. "Aku... aku mencintaimu, lebih dari kata-kata bisa ungkapkan. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu, mengarungi segala lika-liku bersamamu. Ya, aku bersedia menjadi istriku."

Ketika Adam mendengar kata-kata itu, ekspresi wajahnya berseri-seri, sepenuh hati dipenuhi dengan kegembiraan. Tanpa ragu, dia mendekatkan bibirnya ke bibir Sophia, menciumnya dengan penuh cinta dan kelembutan. Ciuman mereka mengandung seluruh kehangatan dan janji untuk masa depan yang cerah bersama.

Setelah ciuman itu berakhir, Adam memandang mata Sophia dengan kelembutan. "Kau membuatku menjadi pria yang paling bahagia di dunia ini, Sophia. Aku bersumpah untuk selalu mencintaimu, untuk selalu berada di sampingmu, dalam suka dan duka, sampai akhir hidupku."

Sophia tersenyum bahagia, merasa hangat oleh kata-kata dan cinta yang diberikan Adam. "Dan aku juga bersumpah untuk selalu mencintaimu, Adam. Bersama-sama, kita akan membentuk sebuah keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, mengarungi segala lika-liku bersama."

Dengan kepastian hati dan kebahagiaan yang meluap-luap, Sophia dan Adam bersiap untuk memulai perjalanan mereka menuju pernikahan. Mereka tahu bahwa tidak ada rintangan yang terlalu besar jika mereka bersama, dan bahwa cinta mereka akan selalu menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan bagi mereka berdua.

Dan dengan cinta yang mendalam di hati mereka, Sophia dan Adam bersiap untuk menikmati setiap momen dari perjalanan cinta mereka yang tak terlupakan. Bersama-sama, mereka akan mengarungi segala lika-liku hidup, menghadapi tantangan dengan keberanian, dan merayakan kebahagiaan dengan penuh sukacita. Dalam dekapan cinta yang erat, mereka memulai babak baru dalam kisah cinta mereka yang indah dan abadi.

Sophia merasa terkejut dan terpana ketika Adam tiba-tiba menciumnya dan mengajukan permintaan untuk menikah dengannya. Dia merasa campur aduk antara terkejut, terhormat, dan bingung. Namun, sebelum dia bisa memberikan jawaban, Adam memaksa dirinya lebih jauh lagi.

"Adam, tunggu sebentar," ucap Sophia sambil menolak lembut. "Kita harus berbicara tentang ini. Hubungan kita belum jelas, dan ada begitu banyak misteri yang harus kita pecahkan."

Namun, Adam tampak tidak terpengaruh oleh keberatan Sophia. Dia memaksa dan mengajaknya untuk melakukan hubungan intim malam itu juga. Sophia merasa semakin tidak nyaman dengan situasi ini. Dia merasa bahwa mereka perlu memperjelas hubungan mereka dan tidak boleh terburu-buru dalam mengambil langkah besar seperti itu.

"Tidak, Adam," ujar Sophia dengan tegas, mendorongnya menjauh. "Aku tidak bisa melakukannya. Kita harus memahami bahwa hubungan kita belum siap untuk langkah seperti ini. Aku butuh waktu untuk memikirkannya dengan jelas."

Adam terlihat marah dan frustrasi dengan penolakan Sophia. Dia mulai memaksa lebih keras, mencoba meyakinkannya untuk menuruti keinginannya. Namun, Sophia tetap kukuh pada pendiriannya, menolak untuk dipaksa melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan.

Sementara situasi semakin tegang, Tikus Penasehat, yang diam-diam mengamati dari sudut ruangan, tidak bisa lagi menahan diri. Dengan cepat dan bersemangat, dia melompat ke depan dan memukul Adam dengan keras, membuatnya terjatuh ke lantai.

"Apa yang kau lakukan, Tikus?" teriak Adam sambil meraih kepalanya yang terasa sakit.

"Tidak ada yang bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan," jawab Tikus dengan suara tegas. "Sophia memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri, dan kau tidak memiliki hak untuk memaksanya."

Sophia merasa lega melihat Tikus Penasehat berdiri di sisinya, memberinya dukungan dan keberanian untuk menentang tekanan yang diberikan oleh Adam. Dia merasa lebih kuat dalam tekadnya untuk mempertahankan prinsipnya dan tidak mengambil langkah yang gegabah.

Adam, meskipun merasa kesal, akhirnya mengerti bahwa dia telah melewati batas dan harus menghormati keputusan Sophia. Dia merasa malu atas perilakunya yang kasar dan egois, dan dia berjanji untuk memberi Sophia waktu yang dia butuhkan.

Sophia, sementara itu, merasa lega bahwa dia telah berdiri teguh pada nilai-nilainya dan tidak membiarkan dirinya dipaksa melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan. Dia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, dan bahwa dia harus tetap kuat dan berpegang pada prinsip-prinsipnya saat mereka berdua menghadapi rintangan dan tantangan yang mungkin datang.

1
Muhammad Irkham
Salam kenal kak, yuk mari saling dukung
Angela M.
Cerita ini membawa saya dalam perjalanan tak terlupakan.
Asseret Miralrio
Semoga terus terinspirasi dan bisa memberikan karya terbaik untuk kita semua, thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!