Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Air mata Andini terus mengalir disela-sela dia sedang memasukan semua barangnya ke dalam koper yang lumayan besar.
Malam ini adalah malam terakhir dirinya tinggal di sini, suaminya telah menceraikannya dan mengusirnya tadi pagi, dan Andini diberi kesempatan semalam lagi untuk tinggal di rumah suaminya ini.
Subuh nanti Andini sudah harus pergi, tetapi dia tidak tahu harus pergi ke mana.
Andini tidak mau pulang kerumah orangtuanya di luar pulau sana, dia malah ingin balas dendam kepada suaminya yang telah menyakiti dan mengingkari janjinya.
Padahal dulu Sandy berjanji akan terus mencintai dan menjaganya hingga akhir hayat.
Dia diceraikan oleh pria bernama Sandy, yang waktu itu Andini dan Sandy bertemu saat Sandi bertugas di kampung halamannya Andini.
Setelah saling jatuh cinta, mereka pun tidak lama langsung menikah dan Andini ikut suaminya ke kota dan tinggal bersama di sini.
Andini sakit hati karena suaminya berselingkuh dengan seorang janda muda dan kaya raya.
Semenjak perselingkuhan suaminya, Andini tidak terurus. Badannya kurus, mukanya kusut seperti menua, padahal dulunya Andini adalah perempuan yang sangat cantik, di kampungnya pun merupakan salah satu kembang desa.
*****
Singkat cerita, Kumandang azan subuh pun telah tiba. Andini bergegas pergi meninggalkan rumah yang kurang lebih sudah tiga tahun dia tempati bersama Sandy.
Andini meninggalkan sepucuk surat untuk suaminya yang isi di akhir surat itu.
"Mas, kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal suatu hari nanti, aku akan datang lagi, tetapi bukan aku yang mencintaimu lagi."
Surat tersebut Andini simpan di atas kasur yang sudah rapi.
Setelah itu, Andini keluar dan berjalan tanpa tujuan, dia hanya berbekal kalung emas seberat 10 gram yang dia dapat dari mas kawinnya dahulu saat menikah dengan Sandy.
Andini menyempatkan diri untuk menjual perhiasan tersebut ke toko emas yang ada di pasar tradisional pinggiran kota, karena dia tidak mempunyai bekal uang sama sekali saat ini.
Setelah itu, Andini mencari kontrakan untuk tempat tinggalnya yang baru, dia akhirnya mengontrak sebuah rumah yang sudah lama kosong di pinggiran kota. Rumah tua yang sudah mulai rapuh, dan di belakang rumah tersebut ada tanah kosong sekitar 30 meter persegi.
Sambil membereskan pakaian, Andini pun berpikir dia harus melakukan kegiatan apa untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, dia juga tidak memiliki pendidikan dan pengalaman yang cukup untuk bekerja di kota.
Saat siang tiba, Andini pergi ke sebuah minimarket yang kira-kira jaraknya 500 meter dari rumahnya untuk membeli perlengkapan sehari-hari. Dia juga membeli makan di warung makan untuk sarapannya. Karena dari pagi dia sama sekali belum makan apa-apa.
Tetapi di warung makan tersebut, ada tulisan membuka lowongan sebagai pelayan untuk pelanggan.
Tanpa ragu, setelah makanan dibungkus, Andini langsung menanyakan ke pemilik warung makan tersebut yang sedang menyiapkan uang kembalian.
"Mohon maaf Bude, apa benar di sini ada lowongan pekerjaan?" Tanya Andini sambil menunjuk ke arah tulisan kertas yang di tempel di etalase.
"Kamu mau kerja di sini?" Pemilik warung yang kira-kira berusia 50 tahun tersebut langsung menjawab sambil menatap Andini.
"Em. Iya saya mau kalau memang ada lowongan pekerjaan di sini." Jawab Andini sambil menganggukkan kepalanya.
"Nama kamu siapa?" Pemilik warung kembali bertanya.
"Nama saya Andini Bude." Jawab Andini sambil memberikan tangan untuk berkenalan.
"Oh. Nama saya Rini orang-orang di sini biasa memanggil saya Bude Rini, kamu tinggal di mana Dini?"
"Saya baru Bude tinggal di daerah sini, saya merantau dari luar kota, jadi baru mau cari pekerjaan."
"Oalah, ya sudah kalau memang kamu serius, mulai besok kamu bisa kerja sama saya di warung makan ini."
"Beneran saya bisa langsung kerja?" Tanya Andini dengan wajah yang menjadi ceria.
"Iya benar, besok kamu datang pagi-pagi ya! Soalnya warung ramai saat pagi hari, banyak orang yang sarapan."
"Em. Baiklah Bude, terima kasih banyak, Alhamdulillah ya Allah." Andini berkata syukur sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Iya sama-sama Andini."
Andini pun pulang kerumah dengan perasaan tenang karena dia sudah memiliki pekerjaan walaupun hanya sebagai pelayan di warung makan.
Andini juga mulai melakukan perawatan diri lagi perlahan-lahan. Ya maklum lah, dia kan sekarang seorang janda, jadi punya hasrat dan keinginan mencari pendamping lagi untuk menemaninya.