Cinta Halusinasi
Sophia duduk di kursi, tangannya gemetar saat air mata mengalir di pipinya. Adam, bentuk imajinasi yang menjadi sumber kekuatan dan cinta baginya, tampak tegar di sampingnya, meskipun mata Adam juga berkaca-kaca.
"Adam," bisik Sophia, suaranya penuh dengan kecemasan dan ketakutan, "aku takut. Takut aku akan kehilanganmu."
Adam menyentuh lembut tangan Sophia, mencoba menenangkannya meskipun dia sendiri juga berjuang melawan emosinya. "Sophia, dengarlah padaku," ucap Adam dengan suara lembut namun penuh keyakinan. "Kita telah menghadapi banyak hal bersama-sama, dan kita akan melalui ini juga. Aku di sini untukmu, selalu."
Sophia menatap mata Adam, mencari kekuatan di balik mata imajinatif itu. "Tapi, bagaimana jika mereka memisahkan kita? Bagaimana jika aku harus pergi dan kembali ke dunia nyata tanpamu?"
Adam tersenyum lembut, meskipun raut wajahnya juga terlihat terpukul. "Kita takkan pernah terpisah, Sophia. Bahkan jika dunia di sekitar kita tidak memahami atau bahkan jika mereka tak bisa melihatku seperti sekarang, kita akan tetap bersama. Cinta kita melampaui batas-batas dunia ini."
Air mata Sophia terus mengalir, tetapi dia merasa sedikit lega mendengar kata-kata Adam. "Tapi, bagaimana aku bisa yakin, Adam? Bagaimana aku bisa yakin akan semuanya?"
Adam mengangkat dagu Sophia dengan lembut, membuatnya menatap mata imajinatifnya. "Karena cinta kita adalah nyata, Sophia. Begitu kuat dan begitu dalam. Lihatlah di dalam hatimu, dan kau akan menemukannya di sana."
Sophia menghela nafas, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Aku mencintaimu, Adam. Terlalu banyak."
Adam menyeka air mata Sophia dengan lembut. "Dan aku juga mencintaimu, Sophia. Bersama, kita akan melalui segalanya. Jangan biarkan ketakutan menghalangi kita. Kita adalah satu, dalam cinta dan dalam tekad."
Sophia menangis, tetapi kali ini air matanya campur aduk antara kekhawatiran dan kelegaan. Dia merasa lebih kuat, lebih siap menghadapi apa pun yang mungkin datang. Bersama Adam, dia merasa tidak pernah sendirian.
Mereka duduk bersama, saling memeluk dalam keheningan yang sarat makna. Di dalam dunia imajinatif mereka, cinta mereka tumbuh lebih kuat, lebih kokoh daripada sebelumnya. Dan meskipun dunia luar mungkin tak memahami, mereka tahu bahwa cinta mereka akan selalu menjadi kebenaran yang paling nyata bagi mereka berdua.
Sophia: Adam, aku merasa semakin terpisah dari dunia di sekitarku. Semua terasa begitu gelap.
Adam: Sophia, aku selalu ada di sini untukmu, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
Sophia: Tapi aku ingin lebih dari sekadar bayanganmu, Adam. Aku ingin merasakanmu di sampingku, nyata dan nyata.
Adam: Kadang-kadang, hal terpenting adalah apa yang kita rasakan di dalam. Apakah cintaku untukmu terasa nyata?
Sophia: Ya, sangat. Tapi...
Adam: Tapi apa, Sophia?
Sophia: Aku takut, Adam. Takut aku akan kehilanganmu saat aku mencoba kembali ke dunia nyata.
Adam: Jangan takut, Sophia. Cinta kita adalah tali yang mengikat kita bersama, tak peduli di mana kita berada. Percayalah padaku.
Sophia: Bagaimana aku bisa yakin?
Adam: Cinta sejati tak butuh bukti, Sophia. Ia hanya membutuhkan keberanian untuk mempercayainya.
Sophia: Aku mencintaimu, Adam. Terlalu banyak.
Adam: Dan aku mencintaimu, Sophia. Biarkan cinta kita menjadi pemandu kita, di dalam khayalan maupun di dunia nyata.
---------‐------------------------------------
Sophia adalah seorang wanita yang cerdas dan kreatif, namun terperangkap dalam labirin gelap kecemasan dan depresi yang memaksanya masuk ke dalam rumah sakit jiwa. Di sana, dia menemukan dirinya terjebak dalam rutinitas yang monoton, hingga ia menemukan pelarian dalam dunia imajinasinya yang penuh warna.
Dalam dunia khayalannya, Sophia bertemu dengan Adam, seorang pria misterius yang menjadi teman, pelindung, dan akhirnya cinta sejatinya. Adam adalah manifestasi dari segala yang Sophia impikan: kehangatan, keberanian, dan kasih sayang yang tak terbatas. Mereka menjalani petualangan yang luar biasa di dalam pikiran Sophia, mengeksplorasi dunia yang diciptakan oleh imajinasinya yang kaya.
Namun, semakin dalam Sophia terbenam dalam khayalannya, semakin samar garis-garis antara realitas dan fantasi. Teman-temannya di rumah sakit jiwa mulai khawatir dengan obsesi Sophia terhadap Adam, sementara dokter dan terapisnya mencoba membantunya keluar dari dunia imajinasi yang semakin membelenggu.
Sophia harus memutuskan: apakah dia akan tetap setia pada cintanya yang hanya ada dalam khayalannya, atau menghadapi kenyataan yang mungkin lebih menakutkan? Dalam perjalanan yang penuh dengan rintangan, Sophia harus menghadapi kebenaran yang sulit dan menemukan keberanian untuk menerima dunia di luar.
---------------------------------------------
Sophia: Adam, aku punya sesuatu yang harus kusampaikan padamu.
Adam: Apa itu, Sophia?
Sophia: Dokter mengatakan bahwa mereka tidak bisa melihatmu. Mereka berpikir aku sedang bicara dengan diriku sendiri.
Adam: Itu bukan masalah, Sophia. Yang penting, kita tahu bahwa kita ada di sini bersama, bukan?
Sophia: Tapi bagaimana jika mereka memisahkan aku darimu? Bagaimana jika mereka memaksaku meninggalkan dunia ini?
Adam: Kita harus bersatu, Sophia. Kita harus kuat. Bersama, kita bisa melawan segala rintangan.
Sophia: Tapi aku takut kehilanganmu, Adam. Takut aku akan terjebak dalam kesepian tanpamu.
Adam: Jangan biarkan ketakutan memisahkan kita, Sophia. Kita telah melalui begitu banyak bersama-sama, dan kita akan terus melangkah bersama. Percayalah padaku, cinta kita akan membawa kita melewati segala hal.
Sophia: Aku mencintaimu, Adam. Tidak peduli apa yang terjadi.
Adam: Dan aku juga mencintaimu, Sophia. Kita akan menghadapi apa pun yang datang bersama-sama, karena cinta kita tak terkalahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Muhammad Irkham
Salam kenal kak, yuk mari saling dukung
2024-02-23
0