NovelToon NovelToon
LIHAT AKU, GUS!

LIHAT AKU, GUS!

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gus Shabir merasa sangat bahagia saat ayah Anin datang dengan ajakan ta'aruf sebab dia dan Anin sudah sama-sama saling menyukai dalam diam. Sebagai tradisi keluarga di mana keluarga mempelai tidak boleh bertemu, Gus Shabir harus menerima saat mempelai wanita yang dimaksud bukanlah Anin, melainkan Hana yang merupakan adik dari ayah Anin.

Anin sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ia melihat pria yang dia cintai kini mengucap akad dengan wanita lain. Dia merasa terluka, tetapi berusaha menutupi semuanya dalam diam.

Merasa bahwa Gus Shabir dan Anin berbeda, Hana akhirnya mengetahui bahwa Gus Shabir dan Anin saling mencintai.

Lantas siapakah yang akan mengalah nanti, sedangkan keduanya adalah wanita dengan akhlak dan sikap yang baik?

"Aku ikhlaskan Gus Shabir menjadi suamimu. Akan kuminta kepada Allah agar menutup perasaanku padanya."~ Anin

"Seberapa kuat aku berdoa kepada langit untuk melunakkan hati suamiku ... jika bukan doaku yang menjadi pemenangnya, aku bisa apa, Anin?"~Hana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

Syifa langsung menuju kamar adiknya ketika baru sampai di rumah. Dia tadi bertanya dengan supir keluarga, apa yang dilakukan sang adik dalam perjalanan pulang. Awalnya Pak Kadir tidak mau mengatakan apa pun, mungkin di larang Anin.

Tidak habis akal, Syifa membujuk dengan berbagai cara. Akhirnya Pak Kadir mau mengatakan, jika adiknya menangis sepanjang perjalanan.

Saat masuk ke kamar, dia melihat adiknya telah terlelap. Tak ingin mengganggu, Syifa hanya mengecup dahinya.

Jika ditanya, apakah Syifa tidak menyayangi Hana? Dia sayang pada wanita itu, tapi rasa sayangnya jauh lebih besar pada Anin. Dari kecil, dia tak pernah rela jika ada yang membuat sang adik menangis atau bersedih.

"Dek, jika ada masalah, aku harap kamu mau membaginya. Jangan di pendam saja. Masalah itu tak akan pernah selesai jika hanya dibawa diam," gumam Syifa sambil mengusap rambut adiknya. Kembali dia mengecup pipi sang adik sebelum pergi dari kamar.

**

Pagi ini Ghibran beserta anak dan istrinya sedang menyantap nasi goreng buatan Aisha. Semuanya tampak lahap memakan masakan sang mami. Semua diam, menikmati sarapan.

"Mas, kenapa Hana tidak menginap di rumah ini saja?" tanya Aisah. Tidak biasanya sang adik lebih memilih menginap di hotel dari pada di rumah mereka.

"Mungkin mereka ingin menikmati waktu berdua saja, tanpa ada gangguan," jawab Ghibran.

Syifa yang sedang menyuapi putranya memandangi sang adik. Dia yakin semua ini ada hubungan dengan Anin. Kemarin dia sempat melihat sang adik bicara berdua dengan Hana di taman belakang.

"Saat masih pengantin baru saja mereka menginap," balas Aisha lagi.

"Saat itu mereka mungkin masih malu, sekarang ini sudah semakin dekat, dan tak mau ada yang menggangu," ucap Ghibran lagi.

Aisha lalu melirik ke arah sang putri. Antara Hana dan Anin biasanya tak ada hal yang ditutupi.

"Sayang, apa kamu tahu alasan aunti tidak mau menginap?" tanya Aisha.

Pertanyaan sang mami membuat Anin terkejut. Dia sampai tersedak. Syifa lalu memberikan air putih.

"Sayang, makan itu jangan terburu-buru. Tersedak'kan jadinya!" seru Aisha.

Anin menarik napas dalam. Mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk.

"Aku nggak tahu, Mi. Aunty tidak ada cerita," jawab Anin. Gadis itu cepat-cepat menyelesaikan sarapannya dan pamit kembali ke kamar.

Di dalam kamarnya, Anin mengambil koper dan mulai menyusun pakaian yang akan dia bawa. Hampir seluruh baju dia masukan.

Syifa yang telah selesai memberi Yusuf sarapan, meminta sang suami menjaganya. Alasan Syifa, ingin membantu Anin berkemas.

Setelah mengetuk pintu, dia masuk melihat sang adik menyusun pakaian yang banyak, Syifa jadi heran dan penuh tanda tanya.

"Kenapa kamu membawa banyak pakaian, Dek?" tanya Syifa.

"Aku akan menetap di kota itu hingga lulus kedokteran. Mungkin tidak akan pulang hingga tiga tahun mendatang," jawab Anin sambil terus menyusun barang miliknya.

"Tiga tahun tidak akan pulang?" tanya Syifa dengan raut wajah kaget bercampur keheranan.

"Betul, Kak. Aku hanya akan kembali ke sini setelah mendapat gelar dokter. Jangan kangen aku, ya!" ucap Anin dengan suara serak menahan air mata.

Dia telah mencoba menahan sebak di dada. Menahan agar air mata tak tumpah, tapi percuma. Membayangkan meninggalkan rumah ini untuk tiga atau mungkin empat tahun ke depan itu bukanlah hal yang mudah. Namun, harus dilakukan demi janjinya pada Hana.

Syifa mendekati adiknya. Dia tahu ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu. Tidak mungkin dia pergi selama itu tanpa pulang.

"Apakah ini ada hubungannya dengan Hana?" tanya Syifa.

"Tidak ada hubungannya dengan aunty Hana. Aku ingin cepat mendapat gelar dokter. Jadi saat liburan akan mengambil semester pendek, agar cepat selesai kuliahnya," jawab Anin.

Sakit rasanya jika mengingat ucapan Hana kemarin. Dia juga manusia biasa yang memiliki rasa marah dan kecewa. Dari kemarin Anin bertanya pada dirinya, apakah semua yang Hana alami itu adalah salahnya? Kenapa dia yang harus pergi menjauh?

"Pasti Hana yang meminta kamu pergi menjauh dari Shabir. Hana telah tahu tentang perasaan Shabir padamu? Begitu'kan?" tanya Syifa.

Anin tidak menjawab pertanyaan sang kakak. Dia masih terus berkemas. Melihat reaksi sang adik dia tahu jawabannya.

"Aku harus bicara pada Hana. Dia tak bisa meminta kamu menjauh. Jika dia takut, Shabir tidak bisa melupakan cintanya padamu, seharusnya dia bawa suaminya pergi jauh, bukannya justru meminta kamu yang menjauh. Kamu juga korban di sini!" ucap Syifa sedikit emosi.

Anin membekap mulut sang kakak. Takut suara wanita itu terdengar hingga ke telinga papi dan maminya. Masalah akan bertambah besar jika semua ikut terlibat.

"Kak, suaranya di jaga. Nanti papi dan mami dengar. Aku tak mau menambah beban pikiran mereka. Pasti mereka akan sedih jika tahu semua ini," balas Anin.

Syifa menarik napas dalam. Mencoba meredakan emosi yang sedang memuncak. Dia tidak terima dengan sikap Hana.

"Biar saja papi dan mami tahu, jika wanita yang sebenarnya Gus Shabir cintai itu kamu bukan Hana. Dia menerima lamaran itu karena berpikir Papi datang meminangnya untuk kamu, Dek."

"Kak, jadi aunty Hana juga tidak mudah. Menikah tapi tak di anggap. Biarlah aku yang mengalah. Aku lebih mudah melupakan semuanya. Karena kami belum sempat berhubungan sedangkan Aunty Hana telah menikah dan terikat ikatan suci itu. Aku juga telah mulai melupakan semuanya. Mungkin takdir Gus Shabir memang bukan untukku," balas Anin.

Anin lalu merapatkan lagi tubuhnya mendekati sang kakak. Menggenggam tangannya.

"Kak, merelakan itu harus belajar ikhlas, belajar mengerti bahwa apa yang kita lepaskan semua untuk kebaikan.Terkadang, hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk seseorang yang kamu cintai adalah melepaskannya. Bebaskan ia. Doakan kebahagiaan untuknya dan bebaskan ia. Bebaskan dirimu. Allah pasti menempatkan seseorang di hidupmu karena sebuah alasan. Dan jika kamu kehilangannya maka itu karena sebuah alasan yang lebih baik," ucap Anin.

"Maafkan, Kakak," balas Syifa. Dia lalu memeluk sang adik erat, seolah memberikan kekuatan pada gadis itu.

Jika saja Anin tidak melarang, dia pasti akan menemui Hana, melabrak aunty-nya itu. Syifa sebenarnya masih belum bisa menerima permintaan wanita itu. Kenapa harus Anin yang menjauh, bukan dia dan suaminya saja? Tanyanya dalam hati.

Di luar dugaan, ternyata Aisha mendengar obrolan mereka. Tubuhnya terasa lemah mendengar semua itu. Tanpa dia sadari, dia dan suaminya yang telah mematahkan hati putri mereka.

...----------------...

Selamat Pagi semuanya. Sambil menunggu novel ini update bisa mampir ke novel teman mama dibawah ini. Terima kasih.

1
SOFIA T
ceritanya bagus
Khusnul Khotimah
sangat bagus ceritanya tor, sampe nyesek bacanya /Good//Heart/
Mama Reni: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Chima Haechan Marjuky Chima
sangat bagus
me...
gara2 laki doank .. Hana selfish beud .
Komariyah Tinah
sedih aku 😭
Ayu Mauliddia
Hana yg tidak tau diri,sejak awal hubungan dia yg egois memaksakan kehendak, harusnya sekarang dia yg bertanggung jawab dg ke agoisannya jangan jadi beban buat keluarga kakak nya..kasian Aisyah....
Ayu Mauliddia
Hana terlalu lebay & kekanak - Kanakan....
Diana Sofya
Luar biasa
Alvia Inayati
muda mudahan mertuwa Senin sayang sama anin
Erni Fitriana
mlipirrrr
Yati Siauce
dari bab in menurutku aneh mau nikah ta,aruf atw gk yg namnya nikah idh pasti ketemu dulu calon pengantinnya..
Kak Eja🌜
Keren kak...

mampir juga yuk ke novel aku
KEHIDUPANKU SETELAH MENIKAH
Sari Ramly
Garasi thor
Lina Tin kustina
Luar biasa
Lina Tin kustina
Lumayan
lucky gril
baru dua mak marathon baca karya author satu ini bikin sering emosi menyadarkan diri sendiri sepertinya🤧
lucky gril: oya pp ma'loncat aja bisa nyimak gini 😅
Mama Reni: Kamu kebalik bacanya, seharusnya hijrah dulu baru lihat aku, Gus 😭😭
total 2 replies
lucky gril
enak y'santai kgk mikir anaknya gimana besok bisa mkn apa ngga


oh dunia novel mak kok emosi gini🤧
Mama Reni: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
lucky gril
cakep aisyah disini yg normal sepertinya😁
lucky gril
y'lepas aja shabir syusahhh omong sama org playing victim😎
lucky gril
seandainya nih yak hana ngga punya gibran bisa ngucap gini ngga,semua kebutuhan financial di cukupi ,nabila di jaga hana cuma yg paling ngerasa disakiti😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!