Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kendra di jodohkan
Sam pun segera pergi untuk melaksana⁴kan tugas yang telah diberikan Kendra ke padanya.
Drttt-! Drttt-!
Bersamaan dengan itu, ponsel milik Kendra tiba-tiba berdering. Kendra pun langsung mengangkat panggilan yang masuk itu.
"Halo, Ma?" jawab Kendra.
"Kamu di mana, Ken?" tanya Mama Silvia dari seberang sana.
"Di rumah, Ma. Ada apa? Tumben sekali Mama menelpon?" timpal Kendra yang membuat Mama Silvia langsung cemberut ketika mendengarnya.
"Memangnya salah kalau Mama nelpon kamu?" lirih Mama Silvia begitu sedih.
"Bukan begitu maksud aku, Ma. Tapi—"
"Kamu sibuk hari ini?" tanya Mama Silvia sengaja memotong perkataan Kendra.
"Sepertinya tidak, Ma. Memangnya kenapa?" tanya Kendra dengan kening yang mengkerut.
"Ada yang pengen Mama omongin sama kamu. Nanti sore datang ke mansion utama ya."
"Mau ngomong apa, Ma? Kenapa nggak ngomong aja sekarang?"
"Susah kalau ngomongnya lewat telpon. Udah, kamu datang aja ke mansion utama nanti sore! Nggak usah banyak tanya!" ujar Mama Silvia dengan nada tegas. Wanita paruh baya itu pun segera menutup telpon secara sepihak yang membuat Kendra langsung menggeleng-gelengkan kepalanya secara perlahan.
"Dasar Mama," kekeh Kendra. "Baguslah jika Mama mau bertemu denganku hari ini. Kebetulan sekali aku juga ingin mendiskusikan tentang Desi pada Mama. Semoga saja Mama memberikanku restu untuk menikahinya," gumam Kendra seraya tersenyum-senyum sendiri.
Kendra pun membuka laptop yang berada di hadapannya lalu mulai mengerjakan beberapa pekerjaannya yang belum sempat terselesaikan.
Empat jam berlalu.
Kendra yang masih sibuk mengajarkan tugasnya, melirik ke arah jam yang terpajang di dinding. "Sudah sore." Kendra yang teringat dengan permintaan Mama Silvia pun lantas segera berdiri dari duduknya lalu keluar dari ruangan kerjanya itu.
Sebelum Kendra pergi. Ia terlebih dahulu menuju kamarnya untuk menemui Desi.
"Gadis nakal," panggil Kendra seraya membuka pintu, namun pria itu langsung terdiam ketika tidak menemukan keberadaan gadis nakalnya di dalam sana.
"Ke mana dia?" Kendra berjalan menuju kamar mandi mengira bahwa Desi berada di dalam sana. Namun, ternyata gadis itu juga tidak berada di dalam sana. Kendra pun kebingungan ke mana perginya Desi. Dengan kondisi kaki yang sedang terkilir mana mungkin Desi bisa pergi ke mana-mana tanpa bantuan seseorang?
Kendra pun segera turun ke lantai utama. "Kau melihat Desi?" tanya Kendra pada seorang pelayan yang kebetulan lewat di hadapannya.
"Iya, Tuan. Nona Desi dengan menonton Tv di ruang keluarga bersama Nona Kiara," jawab pelayan tersebut yang membuat Kendra langsung bernafas secara lega.
Kendra pun segera menuju ke ruang keluarga. Dan benar saja, di sana terlihat Desi dan Kiara yang sedang asik menonton kartun bersama.
"Gadis nakal," panggil Kendra yang membuat Desi dan Kiara langsung menoleh.
"Tuan?"
Kendra berjalan mendekati Desi. "Kamu sedang apa di sini. gadis nakal? Kakimu kan masih sakit!"
"Tidak, Tuan." Desi segera menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Kaki aku sudah sembuh. Itu karena tadi Tuan sudah mengobatinya."
"Syukurlah kalau kamu sudah sembuh." Kendra merasa bersyukur sekali karena kini gadis nakalnya itu tidak merasakan sakit lagi. "Aku mau pergi sebentar. Kamu di sini bersama Kiara, oke?"
"Ke mana, Tuan?" tanya Desi penasaran.
"Rahasia," jawab Kendra yang membuat Desi langsung cemberut.
"Tuan tidak asik!" sungut Desi. Kendra pun hanya bisa terkekeh gemas ketika mendengarnya.
"Kiara, jaga Desi baik-baik, oke? Jika sesuatu terjadi padanya langsung saja kabari aku, mengerti?" ucap Kendra pada Kiara.
Kiara pun menganggukan kepalanya dengan segera. "Mengerti, Kak!"
"Kalau begitu aku pergi dulu." Kendra pun mulai melangkah pergi dari sana.
"Sepertinya Kak Ken suka padamu, Desi," ucap Kiara yang membuat Desi langsung terkejut saat mendengarnya.
"Suka? Yang benar aja, Kiara. Nggak mungkin Tuan Kendra suka sama aku," ujar Desi mengelak.
"Iya, loh! Kalau Kak Ken tidak suka padamu, tidak mungkin dia begitu memperhatikanmu seperti ini. Aku yakin kalau Kak Ken itu suka padamu, desi!" ucap Kiara dengan keyakinan penuh.
"Ngawur ah! Nggak mungkin Tuan Kendra suka sama aku."
"Tapi—"
"Usstt ... Nggak udah dibahas ah! Bikin malu aja deh kamu. Mending kita lanjut nonton!"
________________________________________
Kendra tiba di mansion utama. Di saat pria itu masuk ke dalam mansion, pandangannya langsung tertuju pada Mama Silvia yang sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu.
"Mama!" panggil Kendra segera melangkah menuju ke arah Mama Silvia.
Mama Silvia pun langsung menoleh ketika mendengar suara putranya itu. "Sayang, kamu sudah datang? Sini duduk!" titah Mama Silvia menyuruh Kendra agar segera duduk di sampingnya. Kendra pun segera duduk di samping mamanya itu.
"Mama mau ngomongin apa? Sepertinya serius sekali, sampai-sampai aku dipanggil menghadap ke sini," ujar Kendra basa-basi.
"Iya. Mama memang lagi pengen ngomongin sesuatu yang sangat penting."
"Apa itu, Ma?" tanya Kendra begitu penasaran.
"Umurmu kan sudah 27 tahun. Jadi Mama ingin ...."
"Ingin apa, Ma?"
"Ingin menjodohkan kamu dengan anak teman Mama."
"WHAT?!"