Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 5 Yan Sing sadar
Dengan santai Ling Nana mulai memakan roti tersebut karena pemilik tubuh ini sudah beberapa hari tidak makan apa - apa jadi dia tidak boleh tergesa - gesa karena akan mengakibatkan sakit pada perutnya nanti.
Sebenarnya, dia ingin makan ramen atau hotpot tapi dia memikirkan lambung tubuh asli ini yang sudah kosong beberapa hari jadi itu akan mengakibatkan nyeri pada lambungnya nanti.
Setelah dia merasa kenyang, dia menyusun kembali roti - roti yang belum di buka dari plastiknya itu dengan rapi di meja dekat ranjang Yan sing berbaring.
Karena saat ini, mereka hanya hidup berdua. Jadi, harus saling menopang satu dengan yang lain.
Tak berapa lama ada suara erangan dari mulut pelayannya itu. Mungkin dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
"Yan sing? Yan sing, apakah kamu sudah sadar?"
Tanya Ling Nana dengan perasaan kuatir.
Berlahan Yan sing membuka matanya, dan langsung terkejut melihat tuannya ada di sebelahnya.
"Nyonya!" teriaknya langsung memeluk Ling Nana yang duduk disisi ranjang tempat dia tidur.
"Yan sing, tenang, kamu sudah aman sekarang. Bagaimana luka di tubuhmu? Apakah masih terasa sakit?" Ling Nana tentu saja merasa kuatir akan keselamatan wanita yang telah menemaninya sedari kecil.
"Sudah tidak terlalu sakit nyonya, apakah anda yang mengobati hamba nyonya?" Tanyanya sedikit tidak percaya, karena setahunya Ling Nana tidak tahu soal medis.
"Iya, kamu tenang saja, mereka sekarang tidak akan mengganggu kita." Dia menenangkan Pelayannya tersebut.
"Bagaimana bisa nyonya?" Dia sedikit terkejut
"Gerbang istana dingin sudah di kunci dari luar, jadi mereka semua tidak bisa masuk ke dalam ini lagi." Jelas Ling Nana
"Tapi bagaimana dengan makanan anda nyonya?" Pelayannya juga merasa kuatir akan makanan mereka, karena jika tidak makan, sama saja akan mati.
"Tenang saja, kamu percaya saja kepada saya." Kembali dia menenangkan wanita itu.
Yan sing hanya mengangguk sendu, walau ada rasa kuatir di matanya. Bagaimana nanti tuannya ini jika lapar.
'Tapi, tunggu! Kenapa tuan selir sedikit berubah? Bukankah biasanya dia hanya diam dan jarang terlalu banyak bicara.' ucapnya dalam hati.
Dia memperhatikan Ling Nana yang berjalan ke arah meja yang ada di dekat ranjang itu. Dia membawa sesuatu yang belum di kenal pelayannya itu dan memberikan kepadanya.
"Makan dulu, biar kamu cepat sembuh dan ada tenaga." Dia menyodorkan bungkusan yang berisi roti dengan varian rasa.
"Apa ini nyonya?" Yan Sing tidak pernah melihat bungkusan seperti ini sebelumnya, jadi dia bertanya.
"Bukankah itu roti?" Ling Nana sedikit bercanda.
"Eh, iya tapi yang di luar ini pembungkusnya aku baru melihat, transparan." Dia mengangkat bungkusan dari roti tersebut.
"Itu namanya plastik." Jawab Ling Nana
"Oh" dia hanya manggut - manggut, merasa aneh dengan yang namanya plastik ini.
"Terbuat dari apa? kok tembus pandang."
"Sudah, sudah makan saja." ucap Ling Nana mengalihkan pertanyaan pelayannya itu. Dia juga bingung menjawabnya, jika di jawab istilah modern akan semakin membingungkan pelayannya itu.
Dia hanya mengangguk dan mulai memakan roti tersebut.
"Enak" gumamnya yang masih di dengan Ling Nana, dia hanya tersenyum mendengar itu.
"Makan yang banyak dan ini susu." Ling Nana menyodorkan susu kemasan kehadapan Yan Sing.
Kali ini Yan Sing tidak bertanya perihal susu dan kemasannya itu. Biarlah semua menjadi rahasia tuannya.
Setelah pelayannya itu kenyang, dia menyuruhnya istirahat kembali. Dan dia pergi ke kamarnya yang ada di lantai atas dengan membawa beberapa roti dan susu. Dia juga meninggalkan untuk pelayannya itu sebagian.
'Aku harus memiliki rencana kedepannya, karena istana ini sekarang tempat tinggal ku, aku harus merombaknya menjadi tempat yang menyenangkan dan memiliki aura kehidupan.' ucapnya dalam hati sambil melangkah memasuki kamarnya.
'Sepertinya di halaman belakang sedikit lebih luas, aku bisa bertani nanti di sana.' Dia mulai merencanakan jangka panjang, karena dia tidak tahu kapan tepatnya dia akan keluar dari istana dingin ini.
"Sistem, di toko ruang portabel apakah ada menjual bibit tanaman seperti sayuran, kentang atau ubi? Karena jika menanam padi tidak ada mesin pengupas kulit padi." Tanya Ling Nana, dia harus memastikan agar nanti tidak sia- sia.
"Bibit semua ada, jangan kuatir masalah pengupas kulit padi. saya bisa memasukkan padi anda dan nanti keluar menjadi beras tuan." Sistem menjelaskan cara kerja dari pengupasan kulit dan isi padi tersebut.
"Sungguh? Baiklah kalau begitu. Besok aku keliling dulu melihat lokasi, apa saja yang cocok di tanam di lingkungan ini."