cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.
Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.
Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Gelombang kejutan dan kejayaan.
Air bah yang dahsyat, hasil dari sihir air Hanna yang luar biasa, telah membanjiri setengah istana Dong Zhuo. Gedung-gedung megah yang sebelumnya berdiri kokoh kini terendam sebagian, para prajurit berjuang melawan arus deras, dan teriakan panik memenuhi udara. Air yang semula tenang di kolam kini menjadi gelombang ganas yang menerjang dinding istana, menghancurkan pagar dan menumbangkan pohon-pohon besar. Deburan air yang menggelegar bercampur dengan teriakan panik prajurit Dong Zhuo menciptakan simfoni kekacauan yang mengerikan. Di tengah kekacauan itu, Hanna, dengan anggun, menaiki burung Phoenix biru air raksasa yang muncul entah dari mana, bulu-bulunya berkilauan seperti diamond cair di bawah cahaya bulan purnama. Kaki burung itu kokoh di bawah genggamannya, dan dengan sekali ayunan sayap yang kuat, Hanna terbang menjauh, meninggalkan jejak cahaya keemasan di langit, meninggalkan istana Dong Zhuo yang terendam dalam kekacauan.
Sementara itu, di tempat yang lebih tinggi, Kenzi, dengan tatapan fokus yang terpancar dari balik senyum jahilnya, menerima pesan dari elang apinya. Burung itu, setelah terbang berputar-putar di atas istana Dong Zhuo, berbisik di telinga Kenzi, menyampaikan informasi penting yang telah diamatinya dari ketinggian. Pesan singkat itu cukup untuk membuat senyum licik mengembang lebih lebar di wajah Kenzi. Ia mengepalkan tangannya, menahan kegembiraan yang hampir meledak. "Dong Zhuo dan para jenderalnya lengah total!" bisik Kenzi, suaranya dipenuhi kegembiraan yang tertahan. "Banjir itu membuat mereka panik dan kacau! Mereka sibuk menyelamatkan diri dan pasukan mereka! Ini kesempatan emas!"
Di depan rumah mewah Wang Yun, yang kini menjadi markas komando mereka, Kei, Reina, dan Kenzi berdiri tegak, ribuan prajurit baja zirah hitam berdiri di belakang mereka, aura kegelapan yang pekat memenuhi udara, menciptakan pemandangan yang menakutkan dan mengesankan. Ketegangan terasa mencekam, setiap prajurit menahan napas, menunggu perintah untuk menyerang, siap untuk membanjiri istana Dong Zhuo dengan gelombang kehancuran. Lu Bu, Lu Lingqi, Zhang Liao, dan Chen Gong berdiri di belakang Kei, Reina, dan Kenzi, mengamati dengan seksama, wajah mereka dipenuhi campuran ketegangan dan antisipasi. Mereka adalah para jenderal berpengalaman, yang telah menyaksikan banyak pertempuran, tetapi bahkan mereka pun terkesan dengan keberanian dan strategi yang luar biasa dari kelompok muda ini.
"Elang api melaporkan apa?" tanya Kei, suaranya tenang namun tegas, menunjukkan kepemimpinannya yang kuat dan terkendali. Ia tidak terpengaruh oleh situasi yang menegangkan, tetap fokus pada tugas yang ada di depan mata.
Kenzi, tidak mampu lagi menahan kegembiraannya, menjawab dengan antusias, "Banjir telah menciptakan kekacauan total di dalam istana! Para jenderal Dong Zhuo sibuk menyelamatkan diri dan pasukan mereka. Mereka lengah sepenuhnya! Para ninja Reina telah menyebarkan informasi palsu dan mencuri persenjataan mereka tanpa hambatan! Mereka tidak menyadari bahwa kita sedang mempersiapkan serangan besar-besaran!"
Lu Bu, yang selama ini dikenal dengan sifatnya yang impulsif dan semangat juangnya yang membara, tidak bisa lagi menahan kegembiraannya. "Bagus sekali! Rencana kalian berjalan sempurna! Strategi yang brilian!" serunya, suaranya dipenuhi semangat juang yang meluap-luap. Ia mengepalkan tangannya, tidak sabar untuk memimpin pasukannya dalam serangan besar-besaran. Lu Lingqi, Zhang Liao, dan Chen Gong mengangguk setuju, terkesan dengan keberhasilan strategi yang telah disusun oleh Kei, Reina, Kenzi, dan Hanna. Mereka menyadari bahwa keberhasilan ini bukan hanya keberuntungan, tetapi hasil dari perencanaan yang matang dan eksekusi yang sempurna.
Tiba-tiba, burung Phoenix mendarat dengan lembut di samping Kenzi, dan Hanna turun dengan anggun, cahaya keemasan masih mengelilingi tubuhnya. Ia berdiri di samping Kenzi, senyum puas terukir di wajahnya, mencerminkan keberhasilan misinya. Kei, dengan tatapan bangga, berdiri di samping Reina, menunjukkan rasa hormat dan kepercayaan kepada pemimpin ninja tersebut.
Kenzi, tidak mampu lagi menahan kegembiraannya, tertawa terbahak-bahak, suaranya menggema di antara para prajurit yang tegang. "Sungguh hari yang indah! Kita akan menghancurkan semuanya!"
Reina, dengan senyum tipis yang menunjukkan kepercayaan dirinya, mengangguk. "Rencana kita berjalan sesuai harapan. Keberanian Hanna, kecepatan dan ketepatan ninja, dan mata-mata Kenzi telah membuka jalan bagi serangan kita. Sekarang, kita akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan Dong Zhuo dan pasukannya."
Kei mengangguk, matanya menyala, menunjukkan tekad dan keyakinannya. "Sekarang, saatnya kita melancarkan serangan utama. Pasukan, bersiaplah! Kita akan membanjiri istana Dong Zhuo dengan gelombang kehancuran yang lebih besar!"
Hanna, masih tersenyum, menambahkan, "Banjir itu akan menghambat pergerakan mereka. Kita akan memanfaatkan situasi ini untuk menghancurkan mereka dengan cepat dan efisien. Mereka tidak akan siap menghadapi serangan kita!"
Suasana dipenuhi semangat juang yang membara. Keempat pemimpin itu – Kei, Reina, Kenzi, dan Hanna – berdiri berdampingan, memancarkan aura kekuatan dan keyakinan yang luar biasa. Mereka adalah simbol harapan bagi Chang'an, para pahlawan yang akan membebaskan negeri itu dari cengkeraman tirani Dong Zhuo. Para prajurit baja zirah hitam di belakang mereka pun dipenuhi semangat yang membara, siap untuk mengikuti pemimpin mereka menuju kemenangan. Malam itu, di bawah langit yang gelap, Chang'an akan menyaksikan kejatuhan Dong Zhuo dan dimulainya era baru yang penuh harapan. Malam itu, gelombang kehancuran akan menghantam istana Dong Zhuo, dan badai perubahan akan menyapu seluruh negeri, membawa keadilan dan kebebasan bagi rakyat Tiongkok. Malam itu, sejarah akan terukir dengan tinta emas, menceritakan kisah keberanian, strategi, dan kemenangan yang gemilang.