Keluarga Henderson season 3. Lanjutan dari novel Seven R Anak genius dan Tujuh CEO muda.
Tiga gadis kembar identik yang tidak pernah terpisahkan sejak dalam kandungan.
Nama mereka semakin dikenal sebagai penyelamat bagi orang susah dan malaikat pencabut nyawa bagi para penjahat. Mereka juga rela mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan orang lain.
Bagaimana sepak terjang mereka kali ini?
Dan disini juga mengungkap identitas Randy yang sebenarnya, siapa Randy?
Temukan jawabannya di novel ini.
Seperti biasa cerita ini hanyalah fiktif semata. bila ada nama, tempat atau kejadian yang sama hanyalah kebetulan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipecat.
.
.
.
Triple A sudah mulai bekerja dengan sangat baik, dan mendapatkan rekan kerja juga sangat baik. Tapi tidak dengan manager pemasaran.
"Kalian orang baru?" tanya manager pemasaran yang bernama Bagas.
"Iya Pak," jawab Lita.
"Kalian tau siapa saya?" tanyanya lagi. triple A menggeleng. Keempat rekan kerja triple A sudah pucat, karena mereka lah yang tahu kelakuan manager pemasaran tersebut.
"Perkenalkan, saya Bagas manager pemasaran." ucap Bagas menyombongkan diri.
"Maaf Pak saya tidak tahu," jawab Lita.
Kemudian Bagas mendekat kearah Lita yang masih tenang dengan pekerjaannya. Bagas menyentuh bahu Lita dan mengelusnya. Lita diam saja diperlakukan seperti itu. Lita ingin melihat sejauh mana pria itu bertindak.
Saat pria itu semakin agresif Lina dan Lica sudah sangat geram. Tapi Lita masih tenang tenang saja. Ketika tangan Bagas hendak turun kebawah dan ingin menyentuh p*y*d*r* Lita. dengan cepat Lita menangkap jari tangan Bagas dan memelintirnya.
"Aaaaaakkh....!" teriak Bagas karena jari telunjuk dan jari tengah sudah Lita patahkan. Keempat rekan kerja mereka semakin pucat. Mereka takut kalau Lita nanti akan dipecat.
"Jadi begini kelakuanmu, Pak Bagas?" tanya Lita.
"Sakit, sakit lepaskan," teriak Bagas.
Lita melepaskan pelintiran nya. Wajah Bagas memerah menahan rasa sakit. Sudah dipastikan jari itu patah.
"Kenapa mereka sangat menyeramkan, sorot mata mereka seperti tuan Darmendra saat sedang marah," batin Bagas.
"Kau sudah membuat jariku patah, kau akan menerima akibatnya," tuding Bagas dengan jari sebelah kirinya.
"Apa yang akan Pak Bagas lakukan?" tanya Lina yang sejak tadi diam. Tapi diam nya sudah sangat emosi.
"Kalian akan saya pecat," ucap Bagas.
"Oh ya, silahkan. Kita lihat siapa yang akan dipecat?" tanya Lica.
"Disini ada cctv-nya, itu sudah cukup untuk membuktikan kebenarannya." jawab Lina. Ketiganya bangkit lalu menendang Bagas satu persatu.
Julia, Adela, Delima dan Rukiza melongo melihat kelakuan triple A. Mereka tidak bisa berkata apa-apa.
"Apakah begini caranya dia memperlakukan kalian?" tanya Lita kepada keempat gadis itu.
Mereka saling pandang satu sama lain dan kemudian mengangguk.
"Kalian bisa menjadi saksi atas perbuatannya, dan aku akan pastikan hari ini juga ia dipecat," ucap Lina.
Kemudian Lina menelepon Ardi untuk datang. Tentu saja Ardi kelabakan saat mendengar kabar bahwa salah satu anak majikannya dile*ehkan.
"Ada apa?" tanya Darmendra saat Ardi masuk kedalam ruangan bosnya itu.
"Nona Lita dile*ehkan oleh manager pemasaran," jawab Ardi.
"Hmmm, mari kita kesana," ucap Darmendra. Darmendra tidak panik sedikitpun, karena ia tau anak anaknya tidak mudah ditindas. Tidak butuh waktu lama Darmendra dan Ardi masuk keruangan tersebut.
Bagas masih memegangi perutnya yang tadi ditendang oleh triple A, dan ia masih meringkuk diatas lantai.
"Tuan...!" sapa Bagas yang meringis menahan sakit.
"Hmmm," jawab Darmendra lalu melihat kearah putri putrinya.
"Kalian bertiga keruangan saya, dan untuk kamu Bagas saat ini juga kamu akan saya pecat tanpa pesangon." ucap Darmendra tegas.
Adela, Delima, Julia dan Rukiza sudah khawatir dengan nasib triple A, belum satu hari bekerja sudah dipanggil oleh bos besar mereka. kemudian Darmendra dan Ardi pun pergi meninggalkan tempat itu.
"Apakah kalian juga akan dipecat?" tanya Rukiza.
"Kami juga tidak tahu," jawab Lina.
"Bagaimana dengan nasib kalian nanti kalau sampai dipecat?" tanya Adela.
"Tenang, kami bisa mencari pekerjaan lain kok," jawab Lica.
Sedangkan Bagas sudah kembali keruangannya dan mengemasi barang-barang nya. Ia sangat menyesal dan tidak menyangka akan seperti ini. Sudah bertahun tahun ia melakukan hal tersebut tapi tidak ada yang berani mengadu karena takut dipecat. Tapi kali ini perkiraan Bagas salah. Karena karyawan baru sangat cantik dan terlihat masih sangat segar jadi tangannya gatal untuk bertindak.
Meskipun yang menjadi korbannya tidak sampai ditiduri, tapi itu sudah disebut pe*e*han.
"Ada apa Dad?" tanya Lina saat mereka sudah berada diruang Daddy nya.
"Kalian mau diberi jabatan tinggi tidak mau, akhirnya kalian direndahkan," ucap Darmendra.
"Dad, kalau tidak begitu kita tidak akan tahu kalau di perusahaan ini banyak tikusnya. Seperti penjaga resepsionis baru begitu saja sudah terlihat sombong," kata Lica. Darmendra hanya manggut-manggut saja mendengar alasan dari ketiga putrinya.
Memang benar apa yang mereka katakan, kalau mereka langsung mendapat jabatan mereka akan dihormati. Tapi kalau menjadi karyawan biasa maka orang tidak menghormati mereka.
"Lalu siapa yang akan menggantikan posisi manager pemasaran?" tanya Darmendra.
"Salah satu diantara mereka pasti bisa diandalkan untuk menduduki posisi manager pemasaran tersebut." jawab Lina.
"Hmmm, baiklah," kata Darmendra lalu memanggil Ardi untuk keruangannya.
"Tuan memanggil saya?" tanya Ardi.
"Hmmm, kamu panggil keempat rekan kerja putriku kemari," perintah Darmendra.
"Baik tuan," jawab Ardi, lalu bergegas kelantai 10 untuk memanggil keempat gadis itu.
"Kalian berempat dipanggil bos keruangan nya," kata Ardi to the point.
Mereka saling pandang, mereka juga was was kalau harus diseret dalam masalah ini.
"Ada apa tuan memanggil kami?" tanya Rukiza dengan cemas. Mereka takut dipecat, kalau sampai mereka dipecat mereka tidak bisa lagi mencari pekerjaan yang gajinya besar seperti sekarang ini. Dan mereka adalah tulang punggung keluarga.
"Saya tidak tahu, sebaiknya kalian temui saja tuan Darmendra," kata Ardi.
Mereka hanya mengikuti Ardi dari belakang. Meskipun dalam benak mereka bermacam-macam kemungkinan yang akan terjadi.
"Tuan, mereka sudah datang," ucap Ardi.
"Silahkan duduk," perintah Darmendra. Dengan takut takut mereka pun menurut saja.
"Ada apa tuan memanggil kami?" tanya Adela.
"Sekarang posisi manager pemasaran kosong, aku ingin salah satu dari kalian menjadi manager pemasaran." jawab Darmendra to the point. Sedangkan triple A hanya diam saja.
Tadi sebelum keempat gadis itu datang, Darmendra dan putrinya sudah berdiskusi bahwa mereka akan memilih Rukiza untuk menempati posisi manager pemasaran.
Karena menurut penilaian dari triple A, hanya Rukiza yang terlihat layak untuk posisi tersebut.
"Tapi tuan, kami tidak layak untuk posisi manager pemasaran tersebut," jawab Rukiza.
"Kalian bisa bekerjasama untuk memajukan perusahaan ini. Dan keputusanku tidak boleh diganggu gugat," ucap Darmendra.
Mereka deg degan siapa yang akan terpilih untuk mengisi posisi sebagai manager pemasaran tersebut.
"Disini aku menetapkan Rukiza yang akan menggantikan posisi tersebut," kata Darmendra. Rukiza yang hanya tamatan SMA pun langsung bersujud dilantai. Karena tidak menduga akan mendapatkan posisi manager pemasaran.
Yang lain hanya tersenyum, mereka tidak iri sama sekali. Malah mereka merasa senang karena mereka juga tau kinerja Rukiza selama ini. Walaupun bukan lulusan sarjana tapi kinerjanya dalam bekerja sangat memuaskan team mereka.
"Terimakasih tuan, terimakasih," ucap Rukiza.
"Bangunlah, dan buktikanlah bahwa kamu layak menduduki posisi tersebut," ucap Darmendra.
Triple A hanya tersenyum, mereka tidak berani bersuara karena takut identitas mereka akan terbongkar.
.
.
.