"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Sekarang hari dimana kontes dimulai. Aurora berada di ruang peserta.
Aku dna lenora duduk di bangku penonton, rasanya tidak sabar melihat bagaimana perkembangan murid ku yang bawel ini.
Dalam pertandingan ini semua peserta diadu secara acak, jika menang akan lanjut ke babak selanjutnya.
Aurora lolos babak pertama dengan sangat lancar, bahkan dia tidak perlu mengeluarkan setengah dari kemampuannya, aku ikut bangga sebagai gurunya.
Babak ke dua, masih babak penyisihan, sekarang aurora melawan salah satu penyihir bangsawan di negeri ini, dia seorang pria.
"Hai cantik, aku pasti akan menang" ucap pria itu saat sudah masuk arena dan berhadapan dengan aurora.
"Percaya diri sekali kamu" jawab aurora.
"Mana mungkin kamu bisa menang, bahkan energi sihir mu tidak terasa sama sekali, sedangkan aku, kau pasti bisa merasakannya" balas pria itu.
"Hemm.. kamu yakin sekali, bagaimana jika aku menang?" tegas aurora.
"Aku akan menjadi budak mu seminggu" jawab pria itu, penonton kaget dan ada yang bersorak.
"Menarik" jawab aurora.
"Tapi jika aku yang menang, kau harus tidur dengan ku selama seminggu juga" ucap pria itu lagi.
"Hey ini keterlaluan" sahut Putri lenora.
"Aku terima taruhannya" jawab aurora dengan percaya diri.
"Tidak, bagaimana jika dia kalah?" Sahut putri lenora.
"Percaya saja pada dia" jawab ku.
"Ahaha kau akan melihat murid mu dilecehkan" suara dari samping, dia penyihir wanita paruh baya yang ku temui di kota, dia juga yang menjelekkan aurora.
"Dia adalah bangsawan mata keranjang" tambah penyihir itu.
"Lihat saja nanti" jawab ku, kemudian kembali melihat ke arena.
Pertandingan di mulai.
Pria menyerang aurora terlebih dahulu, aurora menghindar, dilanjutkan penyerangan, ia bergerak dengan cepat, sayangnya pria itu masih bisa bertahan dengan sihir pertahanan.
Aurora terbang ke belakang penyihir itu, jika orang-orang biasa yang melihatnya, pasti akan berpikir bahwa aurora berpindah tempat menggunakan sihir.
Aurora langsung menyerang lagi, pria itu dibuat kewalahan, hingga akhirnya dia terkena serangan aurora.
"Hebat aurora" teriak putri lenora.
Aurora melihat ke arah kami, aku hanya bertepuk tangan sambil tersenyum kepadanya.
"Kamu hebat Aurora" teriak putri lenora.
"Pertandingan ini dimenangkan oleh Aurora" seru komentator. Aurora keluar dari arena pertandingan.
"Bagaimana bisa dia bisa menang, ia pasti hanya beruntung" kesal penyihir paruh baya di samping ku, aku mengabaikannya, tak lama dia pergi dari kursi penonton
Babak ke tiga akhirnya tiba, babak penyisihan terakhir sebelum masuk ke grand final.
Pada tahap ke tiga aurora bertemu dengan seorang penyihir berbadan kecil, tapi dari tatapannya, dia sama sekali tidak meremehkan penyihir itu.
"Pertandingan mulai" seru komentator.
Aurora menyerang lebih dulu, tiba-tiba saja penyihir itu hilang dari tempat ia berdiri sebelumnya, dia bisa menggunakan sihir teleportasi, aku belum mengajarkan itu pada aurora, apa dia bisa mengalahkannya?, pikir ku sendiri.
"Aurora, aurora, semangat aurora, kamu pasti bisaaa" teriak Putri lenora yang terus menyemangati aurora.
Penyihir itu menyerang dari belakang aurora, Aurora berhasil menghindar, dibanding menggunakan sihir pertahanan, dia lebih memilih menghindar, itu adalah satu ajaran ku, agar dapat langsung menyerang lagi sambil menghindar.
Aurora melancarkan serangan beberapa tembakan sihir ke arah penyihir itu
Yang anehnya, kemana pun penyihir kecil tadi teleportasi, tembakan itu tidak terus lurus, tapi mengikuti kemana ia berikutnya, sampai akhirnya ia menggunakan sihir pelindung untuk menerima serangan tadi.
Aku tidak pernah mengajari sihir itu sebelumnya, mungkin itu sihir yang sudah ia punya sebelum bertemu dengan ku.
Aurora langsung memberikan serangan sihir lain yang tidak terkena sihir pelindung itu, penyihir itu membuat sihir pelindung lainnya.
Aurora menyerang lagi dengan sihir lain yang kuat hingga mampu memecahkan sihir pelindung dan membuat penyihir terkena serangan itu hingga terpental sampai dinding arena. Itu adalah ilmu sihir ajaran ku.
"Aurora masuk grand final, lawannya tidak mampu berdiri lagi" seru komentator. Penonton bersorak.
"Aurora, aurora" putri lenora pun terus berteriak menyemangati aurora.
Setelah itu kami keluar dari arena dan menemui aurora juga sudah keluar arena.
"Aurora selamat kau masuk grand final" seru putri lenora dan memeluk aurora.
"Terima kasih putri, ini berkat dukungan mu juga" balas aurora, mereka melepaskan pelukannya.
"Dari mana kau dapat sihir yang terus mengikuti lawan begitu?" Tanya ku.
"Mantan guru ku" jawab aurora.
"Keren" ucap ku.
"Sebenarnya itu sihir yang dibuat khusus untuk melawan vampir seperti mu" balas aurora.
"Apa? Kenapa?" Tanya ku kaget.
"Karena vampir memiliki kecepatan yang kuar biasa, jadi sihir itu bisa mengikutinya kemanapun" jawab aurora.
"Tidak jadi keren" balas ku.
"Ahahaha, tenang guru, aku tidak akan menggunakan sihir itu kepada mu" balas aurora setelah tertawa.
"Ya, selamat, besok sepertinya lawan mu terus bertambah kuat" balas ku.
"Ayo kita merayakan ini dulu" sorak putri lenora.
"Ayoo" seru Aurora.
"Kalian pilih tempatnya, aku mengikut saja" ucap ku.
"Karena ini perayaan untuk mu, kau yang memilih tempatnya aurora" ucap putri lenora.
"Kalau begitu aku mau makan di restoran cheese" jawab aurora dengan gembira.
Itu adalah restoran makanan biasa yang diberi banyak topping keju, serta menjual menu berbagai olahan keju maupun keju itu sendiri.
Aku membuang napas. Dia menyukai keju, sedangkan aku mencium baunya saja sudah membuat ku pusing.
"Kalau begitu kalian saja, aku tidak ikut" balas ku.
"Hey guru, kau tidak ikut dalam perayaan murid mu ini, aku sudah berjuang keras lho" ucapnya dengan nada mengejek.
"Ya benar, aurora sudah berusaha keras, kau ikutlah raven" pinta tuan putri melihat mata ku.
Omong-omong aku masih benci nama ini, tapi mau gimana lagi, kami sedang berada di keramaian.
"Iya aku ikut" jawab ku dengan terpaksa, entah apa yang akan terjadi pada ku nanti.
Aurora dan lenora langsung melangkah menuju restoran itu, aku mengikuti mereka dari belakang.
Saat sudah dekat restoran, aku menutup hidung ku dengan tangan ku.
"Kau mau apa guru?" Tanya aurora saat sedang memesan makanan, aku menggeleng.
Setelah makanan datang, mereka hanya makan dengan senang, sedangkan aku hanya menatap ke luar restoran, melihat pemandangan kota sambil menutup hidung ku. Kami berada di lantai dua dan duduk paling tepi.
"guru cobalah makan sesuatu" ucap aurora dengan nada meledek.
"hey guru liat ini" ucap dia lagi, aku melihat ke arahnya.
"daging, bukan kah kau suka?" tanga Aurora kemudian dia menarik dua sisi daging yang diatasnya terdapat keju meleleh, sia menarik kedua sisi daging itu membuat daging terbelah dua, dan keju diatasnya saling menarik, baru kemudian terpisah.
"gimana-gimana?" tanya aurora.
"sudah lah aurora, jangan meledek guru mu dulu, kasian dia" sahut putri.
"cepat selesaikan makan kalian" sahut ku kembali melihat ke luar, agar udara dari luar masuk ke hidung ku, bukan bau-bau keju ini.
Selesai makan kami pulang.
"Aurora" panggil ku.
"Tolong beri makan kuda ku, aku ingin segera beristirahat" ucap ku sesudah memasuki gerbang rumah.
"Baiklah" jawab aurora.
"Akan ku temani, aku juga ingin memberi makan kuda ku" sahut putri, mereka berdua pergi ke kandang kuda.
Aku langsung masuk ke dalam rumah, naik ke lantai atas, masuk ke kamar ku, menutup pintu dan lansung menjatuhkan tubuh di atas ranjang, sepertinya malam ini aku butuh tidur.
Bau yang menyengat benar-benar menggangguku.
Ohiya di rumah ini mempunyai 2 lantai, 3 kamar di atas, dan 2 kamar dibawah, tapi tidak terisi, ditambah dapur, dan ruang tamu serta kamar mandi di setiap kamar dan di dapur.
Jadi sekarang, kami memiliki kamar sendiri-sendiri, walau begitu kadang putri lenora suka datang ke kamar ku malam-malam dan tidur di kamar ku.