NovelToon NovelToon
CINTA DI LUAR NASKAH

CINTA DI LUAR NASKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Enemy to Lovers / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.

Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.

Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.

Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?


Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemui Si Gila

"Aku tidak mengerti kenapa kau bisa sampai melakukan kecerobohan sefatal ini! Harusnya sebelum menggunggah sesuatu, kau lihat dulu situasi di internet, dong! Lihat apa saja yang sedang trending. Kan, tidak sulit karena postingan Raymond selalu menjadi trending di mana-mana! Aduh, aku tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat otakmu sedikit bekerja."

Alexa merengut mendengar omelan panjang dan pedas wanita di hadapannya. Dia baru keluar dari ruangan Valisha setelah mendengar berbagai kalimat peringatan dan langsung bertemu Alena yang sedang menaiki tangga dengan wajah seperti ingin membunuh seseorang.

Mereka berakhir di sebuah restaurant tidak jauh dari Magnofy, berada di ruang tertutup yang membuat Alena lebih leluasa memarahi Alexa.

"Sudah dong, marah-marahnya!" Alexa memohon, telinganya sudah sangat panas mendengarkan omelan Alena sejak satu jam lalu. "Bagaimana kalau makan dulu, hm? Lihat, makanannya sudah mulai dingin."

Alena menghela napas melihat wajah memelas Alexa. "Lalu, sekarang bagaimana? Unggahan yang kau pikir bisa membantah rumor malah menjadi bumerang. Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Mama bersikeras ingin menemui Direktur Utama JM Entertaintment dan meminta mereka menarik pernyataan. Kalau tidak bisa ditarik lagi, maka terpaksa menjalankan rencana Paman Vincent untuk membuat film atau majalah pakaian pengantin dan pasangan."

"Mereka tidak mungkin menarik pernyataan," ucap Alena lemah, menarik es teh lemon di meja dan menyesapnya perlahan. Tenggorokannya kering sejak memarahi Alexa tanpa berhenti. "Perusahaan itu terlalu besar untuk menarik sesuatu yang sudah mereka keluarkan. Mustahil mereka mau."

Alexa menghela napas. Ia tahu dengan pasti masalah itu, makanya ia berencana menemui si gila agar mau melakukan rencana Vincent untuk membuat pengalihan pernyataan agensi menjadi projek pasangan.

"Raut wajahmu mencurigakan," ucap Alena terus terang, keningnya berkerut tidak suka dengan apa pun yang sedang dipikirkan wanita di hadapannya.

Alexa segera menggeleng. "Aku tidak sedang memikirkan apa-apa," ucapnya cepat.

Alena mendengkus. "Artinya kau sedang memikirkan sesuatu," ucapnya tajam. "Coba katakan apa yang sedang ada di kepalamu. Jangan membuatku memarahimu lagi, ayo katakan!"

Galak sekali! Alexa merengut dengan tatapan tajam Alena. Sepertinya wanita itu tidak akan mempercayai Alexa melakukan segala sesuatu sendirian lagi.

"Aku hanya berpikir ingin bertemu orang itu. Bukannya lebih mudah urusannya bila aku berhasil meyakinkannya untuk menghapus skandal ini bersama-sama?"

"Menemui Raymond?" tanya Alena tidak yakin.

Alexa mengangguk. "Ya, kurasa kami harus bicara. Aku juga ingin dengar alasannya membenarkan berita tentang kami."

Melihat tekad di netra coklat Alexa sudah cukup membuat Alena tahu bahwa perkataannya tidak akan didengar bila melarang wanita itu pergi.

"Baiklah, kalau begitu aku ikut!" putus Alena akhirnya, memilih mengabaikan raut terkejut Alexa dan mulai menyendok makanannya.

Alexa yang juga menyadari bahwa sia-sia mendebat apalagi melarang Alena dalam situasi sekarang, ikut menyendok makanan di hadapannya. Ia hanya berharap Alena tidak tiba-tiba memukul meja atau melemparkan barang saat Alexa dan Raymond bicara nanti.

"Oh, benar! Memangnya kau punya nomor telepon Raymond? Bagaimana kau mengajaknya bertemu kalau tidak tahu cara menghubunginya?" Alena bertanya karena tidak memiliki ide tentang bagaimana mereka harus menghubungi Raymond.

"Bukankah kau punya nomornya? Dia kan, meneleponmu semalam!" Alexa berseru, masih ingat dengan jelas bahwa Alena ditelepon oleh pria yang tengah terlibat skandal dengannya.

Alena menggeleng. "Sudah kuhapus," ucapnya sembari mengendikkan bahu. "Kau tahu kalau aku suka kebersihan, kan? Jadi, aku sudah menghapus semua daftar pesan dan panggilan di ponsel."

Alexa menepuk dahi. Ia tahu dengan kebiasaan beres-beres Alena yang kadang terlalu berlebihan. Wanita itu bahkan rajin sekali menghapus setiap pesan atau daftar panggilan di ponselnya.

"Kalau nomor manajernya? Kau pasti menyimpannya, kan?"

Gelengan tegas Alena membuat Alexa mengerang, tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi wanita di hadapannya.

"Kalau sutradara pasti punya, kan?" tanya Alexa lagi, menanyakan satu-satunya harapan terakhir untuk bisa menghubungi Raymond.

Alena mengerutkan kening. "Kusimpan, tapi tidak di ponsel. Aku mencatatnya di buku kecil seperti biasa," ucapnya setelah berusaha mengingat. Ia yakin nomor-nomor penting seperti sutradara atau produser film ada di sana.

Alexa menghela napas lega. "Baiklah, mana buku kecilmu? Kau selalu membawanya ke mana pun kan?"

Alena mengerjap beberapa kali sebelum tersenyum canggung. "Aku meninggalkannya di apartement," ucapnya seraya terkekeh pelan.

Astaga! Alexa mengembuskan napas panjang, memilih melanjutkan makannya.

"Ini kan, salahmu yang seenak jidat membuat skandal!" seru Alena tidak terima. "Coba kalau kemarin kau tidak sok menenangkan diri, pasti tidak akan bertemu dengan Raymond dan sudah bisa dipastikan skandal ini tidak pernah terjadi! Aku terburu-buru, mana sempat memikirkan hal lain!"

"Lalu sekarang bagaimana?" tanya Alexa jengah, sejak tadi ia hanya mendengar omelan.

"Ya, apa lagi? Kita harus ke apartement untuk mengambil catatanku," jawab Alena santai.

"Haah ... kalau begitu lebih baik langsung tanyakan pada Paman Edgar, hitung-hitung cuci mata--" Alexa menghentikan kalimatnya ketika mengingat lagi bahwa ia sedang tidak bisa melihat Edgar.

Alena melirik wanita di hadapannya. Alexa terlihat lelah. "Baiklah, kita akan menemui Paman Edgar langsung dan meminta nomor ponsel Raymond. Bagaimana dengan Bibi Valisha? Dia sudah mengatakan sesuatu?"

Alexa menggeleng, napasnya mendadak berat hanya dengan membayangkan melihat wajah tampan tetangga apartement yang tidak disangka adalah ayah kandungnya. Bagaimana Alexa harus bersikap bila berhadapan dengan Edgar?

"Mama bilang selesaikan dulu masalah skandal ini, setelah itu baru dia akan menceritakan tentang Ayah kandungku," ucap Alexa pelan, masih tidak nyaman dengan kenyataan yang menghantamnya.

"Habiskan makananmu, kita akan langsung berangkat." Alena memilih tidak melanjutkan pertanyaan, memberi waktu bagi wanita di hadapannya untuk menerima kenyataan sedikit demi sedikit.

Dua jam kemudian dua wanita itu sudah berdiri di depan pintu apartement Edgar. Alexa menghela napas berkali-kali, menenangkan detak jantungnya yang menggila. Ekspresi seperti apa yang harus ia tunjukkan pada Edgar?

"Sepertinya tidak ada orang," ucap Alena setelah tidak merasakan adanya jawaban meski sudah menekan bel beberapa kali. "Mungkin sedang tidak ada di rumah. Ayo lihat catatanku saja dan hubungi sutradara."

Cklek! Dua wanita yang hampir beranjak dan memilih kembali ke apartement itu menoleh saat pintu apartement Edgar akhirnya terbuka.

"Oh, Alexa dan Alena rupanya. Maaf, aku baru bangun," ucap Edgar sopan, wajah sembab khas bangun tidur dan suara seraknya menunjukkan bahwa pria itu benar-benar baru sadar dari alam mimpi.

"Apa kami mengganggu?" Alena bertanya cepat setelah tidak mendapat reaksi dari wanita di sisinya. "Maaf, Paman, kami hanya ingin menanyakan sesuatu."

Edgar menautkan alis. "Ayo masuk dulu, tidak baik bicara di depan pintu."

Alena dan Alexa saling bertatapan. Alena hampir menolak, tapi wanita di sisinya malah melangkah maju.

"Maaf mengganggu waktunya, Paman. Tidak banyak yang mau aku tanyakan, kok!" seru Alexa seraya tersenyum lebar, netra coklatnya tampak antusias.

'Perasaanku mendadak tidak enak!' Alena membatin, merasakan mual tiba-tiba. Jelas pertanda buruk.

1
aca
hadeh np valisa g jujur aja
Siti Nina
Satu kata menarik ceritanya,,,👍
Anawahyu Fajrin
aku tunggu selanjutnya ya,,, up yg banyak ya Thor😍😍
Agura Senja: Akan up setiap hari ya~~ terima kasih sudah membaca 😍
total 1 replies
Anawahyu Fajrin
Raymond luar biasaaaaa
Anawahyu Fajrin
jangan bilang....
Anawahyu Fajrin
ceritanya bagus banget Thor,,bikin nagih
Agura Senja: Makasih sudah mampir dan kenalan dengan Alexa~ 🫶
total 1 replies
Lestari Andrian
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!